Vengeance Part 13

128K 3.7K 105
                                    

Aku tidak memperhitungkan tentang ini sebelumnya. Aku fikir semua ini atas kehendak Calvin yang mungkin sedikit saja tertarik dengan diriku atau setidaknya dengan tubuhku hingga ia membawaku ke tempat tidurnya. Tapi apa jawabannya? bukan aku terlalu percaya diri atau gimana, tapi itu memang fikiranku yang masih menerka-nerka. Jika kalian di posisiku juga munafik rasanya jika kalian tidak berfikir sama sepertiku.

Tapi bagaimana kalau memang perkataan bahwa ia jijik itu benar? Bagaimana kalau ia melakukan itu memang untuk mengchecklist salah satu bucket listnya untuk melaksakan dendamnya kepada dad? Alasan ini lebih logis dari pada ketertarikannya kepadaku.

Aku merasa seperti orang yang paling bodoh di dunia saat ini. Bagaimana bisa aku memberikan diriku kepadanya dengan sukarela saat ia telah mengancam untuk menghancurkanku berkali-kali.

What the fuck Keith!

Kenapa aku bodoh sekali? Aku merasakan kepalaku berputar karena pusing memikirkan ini semua.

Aku tidak bisa tidur karna terus menerus menangisi nasibku dan kata kata tajamnya Calvin. Itu semua menyesakkan dan terasa perih apa lagi kata kata Calvin yang selalu tergiang diotakku seperti kaset rusak.

"Keith jangan bahas itu. Itu adalah kesalahan besar di dalam hidupku. Aku sangat menyesal. Anggap saja itu tidak pernah terjadi. Dan jangan mengungkitnya lagi. Aku sangat jijik mengingatnya"

Mengingatnya saja membuat ku hampir gila.

Air mataku pun terjatuh, segera aku menyekanya dengan gerakan cepat. Aku merasa hatiku seperti di sayat lagi setiap aku mengingat kalimatnya.

Apa aku terlalu berharap kalau Calvin menikmatinya? Seharusnya tidak, karena akupun menyesalinya!

Sungguh aku terkutuk karena aku menikmati setiap Calvin menghujamiku malam itu. Walau aku menyesal, tapi aku tidak jijik mengingatnya, aku hanya menyesal karna tidak bisa menjaga diriku sampai aku menikah, selainnya tidak ada yang aku sesali.

"Keith! Kau masih disini?" Seru Veeya, salah satu teman sekelasku dulu. Kami cukup dekat karena dulu ia pernah menjadi partnerku di kelas Business Law untuk satu semester.

"Why are you spacing out? Kau sedang memikirkan kenapa aku sangat sempurna ya?"sambung Veeya, dan di hadiahi lemparan botol minum dariku yang entah milik siapa.

Untuk yang punya botol minum itu, maafkan aku jika tempat minum itu rusak karna baru saja ku lempar dengan keras, salah sendiri kau meninggalkannya disebelahku.

"Sembarangan! Bye I'm going home" aku langsung melongos pergi, membuat Veeya terkikik geli. Ckck anak itu tidak pernah berubah.


——

Sudah 1 minggu sejak dimana Calvin menyatakan bahwa ia jijik telah berhubungan intim denganku . Semenjak itu pula ia tidak pernah berbicara denganku lagi, seperti sekedar mengobrol kecil pun tidak. Entalah, aku merasa ia makin menjauh, ia berangkat saat aku belum bangun dari tidur ku dan pulang saat aku sudah tertidur.

Pernah suatu malam aku menunggunya pulang, tapi ia hanya melirikku acuh. Entah mengapa tiba tiba ia seperti itu. Sungguh aku lebih baik bertengkar hebat dan akhirnya kita berbaikan, daripada perang dingin seperti ini.

Akhirnya semenjak malam itu aku tidak pernah lagi menunggunya pulang, trauma takut diacuhkan lagi, padahal aku sudah menunggunya dan melawan rasa ngantukku sampai jam setengah tiga subuh, tapi hanya mendapatkan lirikkan dingin!

Sumpah aku tidak akan menunggunya lagi!

Jujur saja aku kesepian, disaat aku sedang tidak kuliah, aku tidak mempunyai teman untuk berbicara dan tidak mempunyai kegiatan apapun.

VengeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang