Vengeance Part 12

134K 3.6K 149
                                    

Keith terbangun karena merasa sinar matahari makin menusuk dimatanya, benda yang pertama kali ia lihat adalah jam. Jam menunjukan pukul 11:00 siang, ia menoleh ke sampingnya, hanya ada leceknya sprei bekas tidur.

Seketika fikirannya mulai mengulang kejadian tadi malam, dimana ia merintih kenikmatan, dimana ia memengking keperihan. Ia meremas bedcover yang menutupi badannya yang polos, hatinya bergemuruh, menyesali ketusan impulsifnya. Entah setan apa tadi malam yang memasuki raganya.

Bagaimana bisa?

Orang yang mendendam kepada ayahnya, orang yang benci kepadanya. Ternyata yang merampas kehormatan yang ia jaga selama kurang lebih dua puluh dua tahun terakhir.

Keith langsung beranjak dari tempat tidur Calvin yang megah, masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar Calvin tersebut. Menggosok tempat tempat dimana ia disentuh tadi malam, sambil terus bergumam frustasi. Air matanya ikut tumpah seraya air shower diatasnya mengalir, berharap masalahnya ikut mengalir pergi seiring air mengalir.

----


"Sarapan nona?" sapa pelayan Calvin dengan senyuman termanisnya.

"Tidak terimakasih. Aku ke kampus dulu"

"Tuan Calvin pesan, jika nona ingin kemanapun biar diantar dengan supirnya" kata pelayan itu, Keith menggeleng sambil tersenyum.

"Tidak usah terimakasih. Aku akan naik taksi saja pagi ini" kata Keith dan keluar dari rumah Calvin. Ia tau pasti resikonya Calvin akan marah bila tau ia jalan ke kampusnya tapi itu tidak membuatnya merubah keputusannya.



CATHERINE POV

Aku berjalan ke kampus melelahkan memang, tapi aku sedang tidak mau memakai fasilitas apapun yang dimiliki Calvin. Entah kenapa, malam tadi aku begitu mengikuti permainannya, dan pagi tadi menyesal. Apa kalian bertanya aku bodoh? Ya aku tahu. Tidak usah diberi tahu karena aku tahu.

Aku tidak bisa apa-apa sekarang, walaupun aku tidak dalam perlindungan apapun agar aku tidak kabur, atau garis besarnya aku bebas, bahkan sekarangpun aku bisa pergi tidak kembali lagi ke istana Calvin itu. Tapi aku tidak bisa, jika aku pergi sama saja aku merelakan nyawa dad kepada Calvin.

Calvin bilang bahwa nyawa dad ada ditanganku sekarang, jika aku macam-macam, ia akan menyiksa dad dengan cara yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Itu membuatku bergedik ngeri. Aku juga harus tahu tentang dendam Calvin, dan mencari kebenaran tentang keluargaku.

Apa yang sebenarnya dad telah lakukan kepada keluarga Calvin? Mengapa pria itu menjadi pribadi yang sangat mendendam?

Hanya Calvin yang bisa menjawab semua pertanyaanku saat ini. Pergi meninggalkan Calvin bukan pilihan, itu sama saja aku mengabaikan dad yang entah apa nasibnya. Aku benar-benar sangat tersesat saat ini.

Terlebih lagi jika aku pergi, aku tidak mempunyai apapun. Uang ku juga ditabungan juga tidak banyak, akses trust fund ku sudah dibekukan, entah oleh Calvin atau negara. Sepertinya oleh keduanya.

Aku benar-benar tidak punya apa-apa saat ini, memang sedari dulu aku tidak pernah mempunyai keluarga seperti sepupu atau sebagainya. Dad sebatang kara, dan ibuku sudah dibuang oleh keluarganya sendiri sehingga menyisakanku yang well.. no family relatives.

Aku harus bertahan bersama Calvin dulu sampai semua ini jelas, sampai aku tahu apa motif di balik perlakuan Calvin, dendam macam apa yang dimiliki Calvin dan Daniel kepada ayahku. Hidup dalam ombang-ambing seperti ini sangat meresahkan, dan begitu melelahkan. Setiap bedoa aku sering memohon saat aku terbangun, hidupku masih dalam keadaan seperti dulu dengan dad, dirumahku yang penuh kedamaian dan kenangan masa lalu dengan mom.

VengeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang