Catherine's Point Of View
Wajahku serasa tergelitik karena belaian halus di wajahku, dan angin yang menerpa rambutku.
"Kau sudah bangun?" Tanya Calvin saat melihatku yang membuka mata dan menatap nanar wajahnya. Dia sedang menatapku sambil punggungnya disenderkan kesenderan ranjang, selimutku menutupiku sampai batas dada, sedangkan di dirinya hanya sampai batas pinggang.
Apa yang ia lakukan? Menontoni aku tidur sambil mengelus-elus wajahku? Benar benar gila!
"Kenapa kau bisa ada dikamarku?" Bentakku.
"Well, ini adalah rumahku. So, terserah aku mau kemana nona" katanya dengan tampang dingin yang menusuk.
"Aku mau pulang!" Dan dia hanya tertawa kecut, brengsek!
"Kau mau pulang kemana, kau saja tidak mempunyai rumah" katanya menatapku tajam lantas menjilat bibirnya, dasar pria gila!
"Aku mempunyai banyak rumah!" Dengan keukehku menjawabnya
"Banyak rumah? Rumah yang mana?" Ejeknya.
"Yaa.. Mhh yaa.. Aku.. Intinya aku mau keluar dari rumah ini. Tidak sudi satu atap denganmu" kataku jijik, aku memandangnya dengan tatapan tajam juga, memangnya cuma dia yang bisa? Tetapi tatapanku membuat dia tersenyum seperti iblis.
"Kau serius tidak mau tinggal bersama ku lagi?" Tanya nya terdengar sedih yang di buat-buat, tubuhnya semakin mendekat kearahku.
"Tentu saja, kau fikir kau siapa huh?" Kataku ikut duduk disampingnya. Tiduran disebelahnya membuatku merasa tidak nyaman dan tidak aman.
Saat melihat wajahnya berubah, saat itulah aku tau aku akan mati detik itu juga. Air wajahnya berubah menjadi dingin tidak sehangat tadi, senyumnya yang tadinya.. urgh! Aku tak bisa menjelaskan smirknya, dan sekarang wajah itu berubah menjadi ganas.
Oh god, what did I just do!
"Kau bertanya aku siapa?" tanya nya sangat dingin dan membunuh. Aku hanya diam menatap matanya, dan berharap matanya terdapat tulisan agar aku bisa baca kalau dia sedang sangat marah atau sedang bercanda. Bagaimanapun juga, api dihatinya terlihat dari matanya seperti menceruak membakar kesabarannya yang awalnya memang sudah menipis.
"I'm sorry, I didn't mean to" kataku seraya menunduk.
Hey? Aku minta maaf? Apa kata dunia? Entahlah. Aku membuang tatapan ku darinya. Aku belum mau mati.
"Hey tatap aku!" Bentaknya, aku pun menatapnya lagi.
"Aku! Memang bukan siapa-siapa mu sekarang. Tapi kau akan tahu siapa aku, apa artinya aku di hidupmu saat kau bertekuk lutut ingin aku membalas perasaanmu" kata pria di depan ku ini.
Apa maksudnya?
"Apa yang kau lakukan?!" bentaknya saat aku memegang leher dan keningnya, biasa saja. Ia langsung mendorong tanganku jauh dari keningnya.
"Aku kita kau sakit atau mabuk" kataku datar dan Calvin terlihat sangat iritasi terhadap tingkah ku.
Memang salah?
"Hey!!!" Teriakku saat bibirnya membungkam bibir ku. "Urggh" aku memukul dadanya, bibirnya semakin gila bergerilya dibibir ku.
Tubuhku lemas seketika. Oh no way! tidak tidak! aku harus kuat, aku harus mendorong tubuhnya yang terasa menekan diatasku.
Tangannya masuk kedalam kaos tidurku, mengelus perutku bebas, tangannya seakan menari-nari di tubuhku, dilepasnya kaitan bra ku.
"Cal- mhhvin kau gila" teriakku saat dia sudah meremas payudaraku. Tangannya menggila masuk kedalam kausku, didorongnya bra yang sudah tidak di kaitkan lagi ke atas dan diremasnya payudaraku yang sudah tidak dibatasi oleh sehelai benangpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance
RomanceCatherine Olaska Hareis, putri seorang konglomerat, harus rela menghadapi balas dendam seorang Calvin Jacobs karena masa lalu yang membekas dalam hidup Calvin. Calvin adalah anak dari mantan rekan bisnis ayahnya. Perusahaan orang tua mereka dulu ada...