"awal musim dingin, menjadi lebih dingin karena hati mu yang beku"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Saat itu..." -(Taehyung narasi)Dua orang namja saling kejar-kejaran di trotoar, si namja tinggi terus berusaha berlari dari kejaran namja mungil di belakangnya. Wajah memerah dan bau alkohol yang menyengat membuat siapa saja tau kalau namja tinggi itu sedang dalam keadaan mabuk "jungkook berhenti..." Teriak si mungil.
Dia yang dipanggil 'jungkook' sama sekali tidak mendengarkan, dengan langkah yang sempoyongan dia terus berusaha menghindar "berhenti.. tinggalkan aku" balasnya.
"Ayo pulang..." Kim Taehyung si namja mungil berwajah cantik itu berusaha menarik lengan jungkook, namun sayang dia harus mau didorong oleh jungkook hingg jatuh "akkhh,.."
Bukan menolong jungkook hanya diam memandang Taehyung yang masih terduduk di bawah, jungkook menunjuk ke arah Taehyung "kau..." Wajah memerah jungkook tidak bisa menutupi ekspresi marahnya sekarang "kau tau.. apa yang baru saja kau lakukan?"
"Aku tau.." Taehyung berdiri dari duduknya, dia membalas tatapan tajam jungkook "sangat tau.. dan aku yakin dengan apa yang aku lakukan"
Jungkook mengacak-acak rambutnya "aku kan sudah bilang akan bertanggung jawab.. kenapa kau melakukan ini semua?" Tanyanya dengan nada meninggi.
"Tanggung jawab kau bilang?" Taehyung mendengkus kesal "aku yang kau hamili kenapa nayeon yang kau lamar?" Taehyung meraih kerah baju jungkook lalu menariknya sekuat yang dia bisa "kalau kau menikahi yeoja itu.. lalu bagaimana nasib ku dan bayi ku?"
Jungkook menghempaskan tangan Taehyung dengan kasar "bagaimana? Rencana ku di awal.. aku akan menikah dengan nayeon lalu saat bayi itu lahir, aku akan mengambilnya sebagai anak ku dan nayeon"
"Apa?"
"Tapi sekarang semua tinggal rencana... Karena kau" bentak jungkook yang sukses mengejutkan Taehyung "tidak seharusnya kau mengadu pada orang tua ku... Membuat semuanya menjadi sia-sia" jungkook menunjukkan dua jarinya yang membentuk huruf v "sekarang kau hanya punya dua pilihan.. yang pertama izin kan aku menikahi nayeon lalu nanti aku akan bertanggung jawab dengan membawa bayi itu" suara helaan nafas berat terdengar dari jungkook "atau pilihan kedua" jungkook melirik perut Taehyung yang masih rata "Gugurkan kandungan itu.. dan menyingkir dari hidup sempurna ku"
Seperti tersambar petir Taehyung terdiam mencerna setiap kata yang jungkook lontarkan, terlalu berat untuk pikirannya membuat taehyung kembali terduduk di trotoar. Tubuhnya mulai bergetar dia pun membiarkan sosok jungkook berbalik menjauh pergi meninggalkannya sendirian disana, satu dua tetes air mata berakhir dengan tangisan yang terdengar sesak di dada Taehyung. Taehyung memegangi dadanya yang terasa nyeri "apa kau sebut itu pilihan tuan jeon yang terhormat?" Tangan Taehyung beralih ke perutnya lalu dielusnya penuh kasih sayang "pilihan pertama mu begitu menyiksa bagi ku.. bagaimana bisa kau berfikir untuk menjauhkan seorang ibu dari anaknya?" Taehyung menunduk air matanya makin deras mengalir hanya dengan melihat perutnya sendiri "dan pilihan kedua mu..." Taehyung sesegukan "kau ingin melenyapkan dia yang bahkan tidak tau apa-apa" Taehyung mendongak menatap jalanan kosong "tidak!" Taehyung menggeleng cepat sambil menghapus air matanya "tidak ada yang akan aku pilih jeon tidak ada.." Taehyung berdiri kembali setelah jatuh untuk kedua kalinya, Taehyung menatap datar jalan yang dilewati jungkook "karena aku akan memilih pilihan ketiga.." Taehyung berbalik dan langsung berjalan ke arah yang berlawanan dengan jungkook "jika suatu hari penyesalan mendatangi mu.. jangan pernah mengharapkan apa pun dari ku dan bayi ini" langkah kaki itu kini mulai cepat "Terima kasih Jeon Jungkook.. kau memberikan anugerah terindah untuk ku, dan aku Kim Taehyung tidak pernah menyesalinya" teriak Taehyung yang sekarang tengah berlari di jalannya