"Bukan kah ini hari yang sangat indah? Matahari bersinar di musim hujan"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
♡⃛◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞⸜₍ ˍ́˱Kediaman keluarga park˲ˍ̀ ₎⸝◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞♡⃛
Jihoon mengikuti langkah kecil taerin yang berjalan masuk ke dalam rumah, anak manis itu merasa sedih karena adik kecil kesayangannya terlihat muram.
Dengan segenap keberanian yang dia punya, jihoon berlali mendekat lalu menepuk pundak taerin "Taerin tidak apa-apa?" tanyanya dan yang di tanya hanya diam.
"jihoon sayang.. " jimin menghentikan putra kecilnya, sedangkan taerin hanya diam dan melanjutkan perjalanannya ke kamar.
Jihoon menujuk ke arah tangga menuju lantai dua "Appa.. Apa taerin sakit? Atau dia marah pada ku? Kenapa taerin hanya diam?" tanyanya.
"Appa tidak tau..." jimin mengelus rambut jihoon "tapi yang appa tau.. Sekarang taerin hanya ingin sendiri" balasan jimin membut jihoon menangis.
Jihoon mengelap air matanya "Apa taerin akan baik-baik saja?" tanyanya.
"tentu.." jimin menggendong jihoon lalu berjalan naik ke tangga "waktunya tidur.." dan jihoon pun mengangguk lucu.
♡⃛◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞⸜₍ ˍ́˱Sementara itu di teras˲ˍ̀ ₎⸝◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞♡⃛
Yoongi tampak duduk diam menunggu taehyung yang duduk di sampingnya untuk buka suara, namun hanya helaan nafas yang yoongi dengar.
"kau tidak ingin cerita?" tanya yoongi dan taehyung menoleh "aku mungkin adik ipar mu.. Tapi sebagai sesama menantu keluarga park sekaligus teman mu, jujur aku ingin mendengar banyak hal tae.." jelasnya.
Taehyung tersenyum kecil seperti ingin mengatakan 'aku baik-baik saja', dan senyum seperti ini lah yang paling yoongi benci.
Melihat sahabat sekaligus saudara baginya hanya tersenyum pahit untuk masalah seperti ini, jujur yoongi kesal dan muak melihatnya.
Tapi apa daya bibir indah itu sama sekali tak bergerak, hanya bungkam menyimpan banyak luka didalamnya.
♡⃛◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞⸜₍ ˍ́˱Kediaman keluarga jeon˲ˍ̀ ₎⸝◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞♡⃛
Jungkook berjalan lesu menatap kosong didepannya, bak raga tanpa nyawa. Beberapa waktu yang lalu dia menghabiskan senyum dan tawanya bersama taerin, karena pikirnya ini adalah saat terakhir.
Irene menunduk sopan menyambut jungkook "Selamat datang tuan.."
"hmm.."
Irene berjalan di belakang jungkook "ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sopan.
Jungkook berhenti lalu menghela nafas panjang, tubuh berotot itu membelikan badannya "apa eomma sudah makan?" bukan menjawab jungkook malah balik bertanya.
"nyonya..." irene memberikan jeda pada kalimatnya lalu tersenyum kecil pada jungkook "beliau menunggu anda di ruang makan" jawabnya.
Jungkook kembali membalikan badannya memunggungi irene "katakan aku tidak lapar.. "
"tapi tuan.. "
Suara langkah mendeka "Tapi bukankah kita harus saling bicara kook?" suara lembut itu milik seokjin "Bukan hanya tentang kau tapi taehyung dan juga.. "
"Appa..." sebuah suara melengking terdengar menggema keseluruh ruangan, seketika seokjin, irene dan juga jungkook pun menoleh ke sumber suara.
Pahit! Rasa tak enak itu menyelimuti hati jungkook, karena siapa yang ada didepan sana bukanlah orang yang dia harapkan.