"Mungkin ini cara terbaik untuk menghukum mu, aku bukan orang jahat yang harus menyiksa mu"
------------------------------
♪☆\(^0^\) Ke esokan harinya kediaman keluarga park♪(/^-^)/☆
Seojoon membuka matanya perlahan, sesuatu yang besar telah menindih lengan berototnya.
Dan itu adalah kepala Taehyung, wajah seojoon merona karena ini adalah kali pertama dia tidur satu ranjang dengan Taehyung.
Bahkan untuk kali pertama dia memeluknya semalaman, rasanya senang karena biasanya dia hanya akan tidur di lantai atau sofa.
Seojoon membenarkan rambut depan Taehyung "Kau tau... Aku bahagia sayang" bisiknya dengan cara lucu.
Perlahan seojoon menarik lengannya, lalu turun dari ranjang meninggalkaan sang istri yang masih terlelap.
Langkah nya pelan berusaha tak membangunkan taehyung, dengan hati hati dia membuka pintu kamarnya.
Dan saat pintu itu terbuka "Tae.. " hampir saja seojoon berteriak karena melihat taerin sudah berdiri di depan pintu kamar itu.
Belum sempat membuka mulut, seojoon dengan cepat langsung membekap taerin lalu menggendongnya.
"Eomma sedang tidur.. Taerin jangan berisik ok?"
Dengan tanda ok taerin mengangguk, dan lalu seojoon menutup pintu.
Meninggalkan kesunyian seojoon pergi ke lantai bawah, membawa taerin untuk tidak mengganggu sang ibu.
Baru beberapa saat menuruni anak tangga taerin sudah mulai cerewet dengan berbagai pertanyaan "Apa appa sudah membuatnya? Apa bintang akan memberikan ku adik bayi?? Apa aku sekarang punya adik bayi??"
Seojoon hanya tersenyum namun tidak menjelaskan apa pun, karena mungkin dia terlalu bingung untuk menjelaskan.
Taerin memajukan bibir nya kesal karena sang ayah tak kunjung menjawab, seojoon tertawa kecil "Taerin akan mendapatkan nya kalau taerin jadi anak baik" ucapnya.
"Taerin anak baik" kata taerin.
Seojoon tersenyum lalu mengelus rambut taerin "Tapi adik bayi membutuhkan waktu 9 bulan untuk siap melihat dunia"
"Maksud appa??" Seojoon hanya menjawab dengan senyum penuh arti.
Ayah dan anak ini pun sampai di dapur, mata mereka membulat melihat apa yang ada di depan mereka.
"Jim"
Suara seojoon memanggil sang adik, jimin yang tengah mengambil minum pun langsung menoleh "Oh hyung" balasnya dengan senyum lima jari.
Seojoon mendekat tak percaya sang adik tengah bertelanjang dada dengan rambut tak beraturan, terlebih dia seperti itu di luar kamar.
"Apa adik ipar menyiksa mu tadi malam?" tanya seojoon khawatir mengingat jimin adalah adiknya.
Jimin tersenyum bodoh "Terima kasih hyung.. Karena kau dan kakak ipar aku dan yoongi bisa kembali kemasa penuh cinta" ucapnya sensual.
Seojoon menurunkan taerin di meja makan lalu menutup telinga sang anak "Jangan bilang.. Suara-suara mengerikan kemarin itu kau dan adik ipar -..." seojoon tak melanjutkan kalimat nya hanya menghela nafas berat.
Jimin memukul pundak seojoon "Seperti kau tidak saja hyung" godanya dengan kedipan manja "Ah... Tadi malam itu benar-benar hebat hyung"
Jimin tertawa dengan wajah merona "Kau tau hyung.. Aku pikir beberapa hari ini Sayang ku itu tidak bisa jalan" bisiknya.