1.3

2.9K 196 0
                                    

Yoora's POV

'Rumah sakit jiwa Seoul.'

"Jungkook! Apa-apaan kau?! Untuk apa kau membawaku kesini hah?! Aku tidak gila!" ucapku marah-marah.

"Eomma ada disini Yoora," ucap Jungkook pelan namun terdengar sangat jelas.

Jungkook segera memarkirkan mobilnya lalu mengajakku masuk.

Seorang perawat membawa seorang wanita berumur 40 tahunan duduk di sofa sebelah kami.

"Eomma, Kookie datang," ucap Jungkook lalu memeluk ibunya. Ralat, ibu kami.

Wanita itu nampak terurus walaupun rambutnya acak-acakan.

"Siapa perempuan disebelahmu? Apa dia kekasihmu?" tanya eomma.

"Tidak eomma, dia Yoora. Yoora kita masih hidup," ucap Jungkook tersenyum.

"T...tapi Yoora s...sudah pasti meninggal," ucap eomma nampak tidak tenang.

Jungkook berusaha menjelaskan semuanya.

Akhirnya eomma mengerti walaupun rasanya sangat susah menjelaskannya.

Aku memeluk eomma sangat erat. Aku merindukan ini selama 13 tahun.

"Kamu hamil Yoora?" tanya eomma senang, aku sedang menggunakan dress yang agak sedikit ketat sehingga perutku terlihat buncit, aku mengangguk.

"Dimana suamimu? Kenapa dia tidak ikut?" tanya eomma sangat senang.

Aku menatap Jungkook sebentar, "D...dia sedang bekerja eomma. Kapan kapan akan ku kenalkan dia pada eomma."

"Siapa namanya?" tanya eomma.

Apa yang harus kukatakan? Argh!

"Min Yoongi," ucap Jungkook dengan raut wajah tidak menyenangkan.

"Teman Jungkook? Eomma sering melihat mereka di TV, dia tampan, cocok untuk mu, nak," ucap eomma gembira.

"Dimana kau tinggal Yoora?" tanyanya lagi.

"Bersama Jungkook dan teman temannya," ucapku.

"Seharusnya kau memanggil Jungkook itu oppa, dia lebih tua dari mu," omel eomma, aku hanya tertawa.

"Waktu berkunjung sudah habis," ucap perawat.

Aku, Jungkook dan eomma berpelukan sebentar layaknya teletubbies.

"Eomma cepat sembuh ya biar eomma bisa jagain Yoora kaya dulu lagi," ucapku senang. Eomma tersenyum dan mengangguk.

Aku dan Jungkook kembali ke mobil.

Aku menangis.

"Bagaimana bisa eomma masuk ke tempat seperti itu?" tanyaku.

"Karena ia merasa terlalu bersalah mengijinkan kita pergi saat itu padahal sedang badai hingga kecelakaan itu terjadi," ucap Jungkook.

"Padahal, aku yang salah, aku yang memaksa pergi waktu itu," lanjut Jungkook sedih.

"Ah! Lupakan itu! Semuanya sudah berlalu jangan diingat, appa sudah tenang disana," ucapku.

Jungkook kemudian lanjut menyetir.

"Aku agak aneh tadi," ucapku terkekeh.

"Bukannya kau memang aneh?" ucap Jungkook.

Aku berbincang bincang dengan Jungkook.

Akhirnya kami pun sampai di rumah.

Karena begitu kelelahan aku langsung tidur di kamarku.

Ya, Kata anak anak Bangtan yang lain sifatku mirip dengan Jungkook yaitu tukang tidur.

Aku terbangun di pagi hari lalu aku segera mandi seperti biasa. Kulihat anak Bangtan jarang berkumpul akhir-akhir ini.

Apalagi Yoongi dan Jungkook. Mereka bahkan tak pernah berbicara satu sama lain.

Ini semua disebabkan oleh ku. Aku mengganggu kehidupan dan persahabatan mereka.

Seharian ini aku hanya mengurung diriku di kamar.

"Yoora," panggil seseorang.

"Aku tahu kau sedih karena Yoongi dan Jungkook bertengkar," ucapnya, ini suara Jin eomma.

"Ini semua disebabkan olehku," lirihku.

"Tidak, hubungan mereka pasti membaik seiring berjalannya waktu. Kau tahu Jungkook kan? Dia tidak bisa marah lama, apalagi dengan sahabatnya," ucap Jin kemudian memelukku. Tentu saja kubalas pelukannya.

"Jin eomma, gomawoyo," ucapku. (terimakasih (informal)).

Tbc

M.I.A.N.H.A.E (Min Yoongi) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang