0.2

4K 293 6
                                    

Jungkook's POV

"Kau gila hah?!" tetiak managerku.

"Kau membawa gadis tak dikenal yang sudah nyaris merusak nama baikmu kesini? Bagaimana jika publik tahu? kamu bisa dipecat, Kook-ah," ucap manager, ia marah.

"Informasi dari polisi, ia anak yatim piatu dan ia berhenti sekolah 3 bulan yang lalu karna tidak ada yang membayarny,." ucapku.

"Apa peduli kita tentang itu? Kembalikan dia ke desanya dan bayari sekolahnya," ucap manager.

"Bagaimana dengan makan dan kebutuhannya sehari-hari? Aku yakin karena masalah ini ia bisa saja dikeluarkan dari panti asuhan tersebut," belaku.

"Aigo, baiklah, ia boleh tinggal. Tapi, ia harus menjadi pelayan disini untuk menutupi hal ini dari publik. Kita akan membayari dan memenuhi kebutuhan pokoknya sehari hari," ucap manager.

Manager kemudian pergi entah kemana, mungkin kembali ke rumahnya. Aku membawa gadis yang bernama Yoora tersebut ke kamar barunya. Aku prihatin padanya.

Yoora's POV

Aku membuka mataku perlahan, dimana aku? Aku berusaha mengingat kejadian tadi.

Bertemu dengan Jeon Jungkook, orang yang wajahnya ku gunakan untuk menipu jutaan orang.

Aku berada di sebuah kamar, sangat kecil namun terkesan modern walau hanya ada kasur dan meja kecil.

Aku duduk dan melihat sekeliling, dimana aku? Aku masih memakai baju yang sama yang kupakai di kantor polisi.

Secara perlahan, aku berjalan keluar kamar masih dengan keadaan sempoyongan.

Rumah ini sangat terlihat modern, sangat indah.

Apa jangan-jangan aku sudah mati sekarang? Tapi, aku masih bisa merasakan lapar.

Aku melihat sebuah roti panggang di meja makan, sepertinya tidak ada yang memilikinya jadi ku habiskan.

Hingga aku mendengar suara langkah kaki dan aku segera bersembunyi dibalik lemari.

"Namjoon pulang," seru orang yang datang tersebut, namanya tak asing.

Kemudian suara pintu dibuka.

"Ey! Kau sudah tau? Ada gadis entah darimana asalnya dibawa Jungkook kesini!" ucap seseorang.

"Benarkah itu? Jimin-ie kau sering berbohong!" ucap yang satunya.

Suara pintu yang lain lagi terbuka.

"Berisik sekali kalian— Apa Jin hyung memakan roti panggangku?" tanya orang tersebut.

Astaga!

Tak terasa, aku menyenggol sebuah buku hingga buku tersebut terjatuh.

"Siapa disana?" ucap seseorang.

Salah satu dari mereka menghampiriku. Aku menunduk ketakutan.

"Apa kau gadis yang Jimin ceritakan?" ucapnya. Aku menangguk perlahan.

Ia mengajakku bergabung.

"Namaku Kim Namjoon, ini Jimin, dan yang paling galak itu Yoongi hyung," ucapnya ramah, aku tersenyum.

"Untuk apa kau perkenalkan dirimu? Ia pasti sudah tau, ia kan perempuan yang mengaku bahwa dirinya seorang Jeon Jungkook," ucap Yoongi. Ah, kasar sekali. Aku langsung menunduk.

Aku malu, aku penipu.

"Yoongi jaga bicaramu, ia pasti tidak sengaja," bela Jimin.

"Yoongi memang suka asal bicara jadi jangan terlalu ditanggapi, ya?" ucap Namjoon sembari tersenyum manis, aku mengangguk.

Tapi, aku tetap malu.

Tiba-tiba 4 orang pria datang, salah satunya pria yang tadi ada di kantor polisi, Jungkook.

Aku segera membungkuk di depan Jungkook.

"J...joesonghamnida Jungkook-ssi," ucapku terbata-bata, aku sungguh takut. (maaf (formal)).

Tanpa ku duga, Jungkook mengelus rambutku.

"Aku sudah memaafkanmu, mulai sekarang kau boleh tinggal disini bersama kami, bekerjalah dan lanjutkan studi mu," ucap Jungkook.

Pria ini baik sekali.

"Bekerja?" tanyaku bingung.

"Ya, jadilah pelayan disini kami akan menanggung semua kebutuhan pokokmu," ucap yang satu lagi, kalau tidak salah namanya Taehyung, Kim Taehyung.

"Kau maukan?" tanya Jimin. Tentu aku mau, hanya dengan menjadi pelayan aku bisa mewujudkan cita-citaku.

"I...iya, tentu saja aku mau," jawabku.

Aku tidak tahu harus senang, sedih, atau malu sekarang, semua rasanya bercampur menjadi satu.

Aku kembali ke kamarku kemudian bergegas ke kamar mandi untuk mandi. Jungkook memberikan ku hoodienya, ya ini oversize sekali namun tak apa, aku tak peduli.

Aku hanya tak menyangka bisa menjadi pelayan di rumah boyband ternama Korea 'Bangtan'. Jutaan gadis diluar sana berharap bisa bertemu mereka sementara si penipu ini justru bisa tinggal bersama mereka.

Aku keluar dari kamar mandi dan melihat member Bangtan sedang mengobrol disana.

"Hahahaha! Yoora-ya bajumu kebesaran sekali!" Taehyung menertawakanku.

Memang sih hoodie Jungkook ini menjadi dress bagiku.

"Harusnya kau pakai baju milik Yoongi atau Jimin saja," ucap Namjoon.

"Namjoon hyung! kau mengejek ku kecil hah?!" protes Jimin.

"Memang kecil kan?" ucap Jungkook.

"Terserahlah. Yoora, sini ikut aku!" ajak Jimin sembari menarikku ke kamarnya.

"Jimin jangan kau apa-apakan anak orang!" teriak Namjoon.

Kamarnya seperti kamar hotel ada kulkas, tv, kasur yang empuk, lemari besar, dan masih banyak lagi.

"Aku sudah lama tidak membeli baju. Hm, coba hoodie ku yang ini," ucapnya. Aku masuk kedalam kamar mandi di kamarnya untuk mencoba baju itu.

Ya, ini lebih baik daripada hoodie Jungkook tadi walaupun tetap kebesaran. Soal celana, aku memakai jeans ku tadi.

Aku keluar dari kamar mandi.

"Neomu kiyopta!" ucap Taehyung yang entah dari kapan ada di kamar Jimin.

Hoodie kebesaran ini berwarna pink dengan topi yang memiliki kuping beruang.

"Jimin, kau membeli baju perempuan sejak kapan? Kau tidak berniat menjadi waria kan?" ucap Jin cemas.

"Anieyo!, aku membeli ini untuk kekasihku nanti jika aku sudah diperbolehkan memiliki kekasih tahu!" ucap Jimin membela diri. (tidak).

Tiba tiba ada satu laki-laki memasuki kamar Jimin, aku tidak mengenalnya.

"Saya manager Bangtan, dan kamu boleh bekerja dari sekarang," ucapnya, dia menganggapku seolah aku ini rendah sementara aku diperlakukan baik oleh anak-anak Bangtan sendiri. Padahal dia cuma manager.

"Tolong buatkan aku kopi, Yoora-ya," ucapnya santai sembari keluar dari kamar Jimin.

"Kejam sekali," gumamku.

Tbc

M.I.A.N.H.A.E (Min Yoongi) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang