1.5

3.2K 214 3
                                    

Author POV

Kini anak Bangtan berkumpul di kamar inap Yoora termasuk Yoongi.

Jungkook nampak kacau sekali. Begitupun Taehyung, Yoongi juga, dan semuanya.

Dokter mengatakan jika Yoora tidak sadar dalam 2 jam. Dokter menyerah, sudah tidak ada harapan.

Satu jam berlalu.

Jungkook dan yang lainnya semakin panik.

Satu setengah jam.

"Titt tit tit tit tit!" alat deteksi jantung Yoora berbunyi sangat tidak karuan.

Tubuh Yoora sedikit bergetar.

"Yoora!" ucap Jungkook.

"Y...yoongi," ucap Yoora susah payah.

Yoongi segera medekati Yoora dan menggenggam tangannya. Yoora tersenyum.

"A...aku tidak akan bertahan lebih lama lagi, tolong r...rawat anak kita dengan baik oppa...," ucap Yoora.

"Tidak! Yoora kau tidak boleh bicara seperti itu!" teriak Yoongi.

"S...sarang..haeyo, Min Yoon..gi--

Tubuh Yoora langsung bergetar hebat.

"Nado saranghaeyo Jeon Yoora!" teriak Yoongi sambil menangis.

Dokter segera datang.

"tit tit tit tiiiiiiiiiiiiit," pendeteksi jantung berbunyi.

Semua yang dilayar menjadi garis lurus.

"Maaf..., kami sudah berusaha semaksimal mungkin," ucap dokter lalu meninggalkan ruangan.

"Tidak! Yoora bangun!" ucap Jungkook.

Semua yang ada di ruangan itu menangis.

"Yoora bangun! Nanti ku masakan kau bulgogi kesukaanmu!" ucap Jin.

"Yoora tidak boleh pergi..., mianhae, Jeon Yoora!!!" teriak Yoongi sangat keras.

"Tit.. Tit... Tit... Tit...," alat deteksi jantung berbunyi lagi... Di layar detak jantung Yoora teratur dan normal.

Yoora membuka matanya.

"K...kenapa kalian menangis?" ucap Yoora lalu tersenyum.

"Yoora? Yoora?!" ucap Jungkook menghapus airmatanya lalu memeluk adiknya.

Flashback ON

Yoora's POV

Aku terbangun di ruangan serba putih.

Tempat apa ini? Mengapa aku bisa ada disini?

Aku terus berjalan dan berusaha mencari jalan keluar.

Tiba-tiba sekumpulan orang menarikku paksa. Aku meronta namun apalah dayaku. Mereka terus membawaku menjauh.

"Tiiiiiiitt."

Semakin jauh...,

"Tidak! Yoora bangun!" teriak seseorang itu suara Jungkook. Ada apa ini? Yang jelas setiap ada yang memanggil namaku seolah aku memiliki kekuatan untuk melawan orang-orang ini.

"Yoora! Kau tidak boleh pergi!"

"Aku akan membuatkan bulgogi kesukaanmu Yoora! Jangan pergi!"

"Yoora! Ingat anakmu! Jangan pergi!"

Semakin lama semakin banyak orang yang menarikku walau akupun tambah kuat melawan mereka.

Aku terus berusaha hingga...,

"JEON YOORA!!!" Suara orang yang kukenal itu terdengar sangat jelas.

Itu suara Yoongi.

Seolah memiliki kekuatan super aku berteriak dan berusaha melepas tarikan orang orang itu dan berhasil aku berlari sekuat tenaga.

Orang orang itu seketika lenyap.

Kemudian aku terbangun dan mendapati orang-orang yang aku sayangi sedang menangis.

"K...kenapa kalian menangis?" ucapku lalu tersenyum.

Flashback OFF

"Aku sudah bilang, Yoora akan baik baik saja!" ucap Taehyung senang.

Yoongi terlihat sangat shock.

Aku sedikit mendudukan diriku paksa.

"Aku kembali untuk kalian," ucapku.

Mereka semua memelukku.

"Hm, kalau tidak salah saat panik tadi Yoora mengucapkan saranghaeyo lalu Yoongi berkata nado saranghaeyo bukan?" ucap Hoseok.

"Kata orang, dalam keadaan panik seseorang bisa menunjukan sikap aslinya dan perasaan yang di dalam hatinya," ucap Namjoon.

"Aw!" teriak mereka semua kecuali aku dan Yoongi.

Yoongi mendekatiku lalu duduk di samping kasurku.

"Gomawo," ucapnya lalu menggenggam tanganku.

Seolah tak mau mengganggu yang lainnya pergi dengan alasan konyol.

"Yoora aku ingin ke toilet."

"Yoora ada temanku dibawah."

"Aduh aku lapar sekali."

"Aku ingin makan, dan kau Yoongi, jangan sakiti adikku," ucap Jungkook lalu pergi.

Sisa kami berdua.

"Untuk apa berterimakasih?" tanyaku.

"Untuk semuanya, kau wanita yang kuat dan satu-satunya wanita yang bisa membuat si gunung es ini mencair selain ibuku," ucapnya.

Aku tersenyum.

"Anak kita perempuan, sangat cantik," lanjutnya.

"Kau ingin memberinya nama siapa?" tanyaku.

"Min Yoonie," ucap Yoongi.

"Kau mengakuinya anakmu?" tanyaku pelan.

"Tentu, bahkan aku bersedia mengakuinya ke publik hanya saja, kau tahu kan aku tidak boleh berpacaran ataupun menikah? aku sementara ini ingin melanggar itu, kita menikahnya pas dapat izin namun pacarannya diam-diam aja ya biar seru. So, will you be mine Yoora?" ucapnya.

Apa yang harus kujawab? Aku tidak mau dia melanggar peraturan dan membuat ARMY sedih. Namun, akupun tidak munafik, aku sangat mencintainya.

"Ne. Aku mau!" ucapku, entah apa yang merasuki ku dan membuatku menerimanya.

Dia tersenyum tulus.

Ia keluar sebentar lalu kembali dengan anak Bangtan lain. Ia menggendong seorang bayi kecil.

Ia kembali duduk di sampingku.

"Yoonie ku," ucapku sembari tersenyum.

Yoongi memberikan Yoonie padaku.

"Aigo, Yoongi anakmu sangat sipit sepertimu," ledek Jimin.

Yooniepun menangis.

"Dia juga cengeng seperti Yoora," ucap Jungkook malas.

"Dia lucu," ucapku sambil berusaha menenangkan Yoonie hingga tertidur kembali.

"Aku ingin menggendong ponakanku," ucap Jungkook.

Aku memberikan Yoonie kepadanya.

"Aigo..., Adikku ini sudah memiliki anak... Aku merasa tua sekali," ucap Jungkook dengan sarkatis.

"jika Jungkook tua, aku apa?" ucap Jin Eomma.

Kami semua bercanda. Senang sekali rasanya.

Hari ini aku sangat bahagia.

Tbc

M.I.A.N.H.A.E (Min Yoongi) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang