"Aku mencintai mu."Satu kalimat yang membuat Aubrey tersentak.dia tak menyangka,David akan mengutarakan perasaannya.ini benar-benar mengejutkan.dia berfikir David adalah seseorang yang hanya,akan menjadi sahabat.selamanya...!
Kini Aubrey di ambang kebingungan.sebenarnya ingin sekali dia melupakan rasa yang pernah dimilikinya kala itu.tapi kenapa sekarang lelaki itu seperti membuka kembali luka yang belum kering.
"Aku mencintai mu.ku harap kau tak meragukan pengakuan ku ini."imbuhnya
Sedangkan Aubrey tampak diam,mencerna tiap kata yang keluar dari mulut David.
"mungkin menurut mu ini terdengar seperti lelucon.
Terserah apa anggapan mu,tp ini lah adanya."Kini tatapan David terlihat begitu sendu.seperti mengisyaratkan.betapa tersiksanya dia sejak lama,menahan rasa yang selama ini di simpan,hanya untuk dirinya sendiri.
"Aku harus pergi."
Aubrey pun membalikkan badanya,dan berlari kecil menuju halaman belakang.
Dia butuh udara segar,supaya dapat berfikir secara jernih di saat seperti ini.Aubrey pun hanya berdiam diri menatap lurus ke depan,memikirkan apa David berkata jujur.atau hanya terbawa suasana saja."Ku mohon...jangan menghindar Brey."
Tak lama terdengar suara David dari belakang,seperti sedang berlari-lari kecil menuju arah nya.
Dan sukses membuat gadis itu terpaksa menyudahi lamunannya.
Seketika, Aubrey pun menoleh dan benar.dia mendapati sosok David yang sudah tepat berada di samping nya.menatap secara intens dengan kedua tangan yang langsung mencengkram lembut bahu gadis itu.mengisyaratkan agar Aubrey mau menghadap nya.
Aubrey pun menurut, sambil menatap mata David.
Seperti mencari suatu kebohongan di sana.tapi...tak ada."Maafkan aku dulu pernah sempat membuat mu kecewa.aku bersikap seperti pecundang,dengan tak mengakui perasaan ku yang sebenarnya.
Jujur..,dulu aku tak begitu yakin Bisa membedakan antara rasa nyaman atau cinta.kedua nya datang bersamaan.""Dan sekarang...apa kau sudah yakin.huh?!"akhirnya Aubrey membuka suara.
"Tentu saja!
Jangan meragukan ku Brey."Perkataan David seperti tak dapat terbantahkan lagi.
"Lalu...bagai mana dengan Marissa?
Hm??
Bukankah kau masih menunggunya?,-
Jangan buat aku menjadi Jahat Vid, Dan jangan jadikan aku hanya sebagai pelarian mu,saat dia tak ada di sini."Geram Aubrey saat mengingat tentang Marissa.dia bingung,kenapa dia harus marah jika mengingat nama itu.
"Apa ini yang di sebut dengan cemburu?" Batinnya dalam hati.
"Tidak!
Itu tidak benar."bantah David."Vid..."(lirih Aubrey dan mengambil alih ke dua tangan David yang semula berada di kedua bahunya,kini beralih ke dalam genggaman tangan Aubrey.sebelum dia melanjutkan perkataan nya lagi)
"Suatu saat nanti dia pasti akan kembali.di saat itu pula pengakuan mu ini tak ada artinya lagi,
Fikirkan kembali semuanya.""Persetan dengan Marissa!!memangnya siapa dia?!
Asal kau tau,-
Dulu..,dalam waktu yang bersamaan,dia seenaknya mengakhiri hubungan kami,sekaligus meminta ku untuk menunggu nya,dua permintaan dalam waktu yang bersamaan. Itu tak masuk di akal.bodoh nya aku,mau saja menuruti permintaan konyol itu.tanpa berfikir kalau nantinya aku lah yang akan tersiksa dengan perasaan ku sendiri."Ada jeda sedikit sebelum dia melanjutkan kembali.
"Lalu kau hadir.dengan segala kepribadianmu yang tak dapat ku temukan pada orang lain.
Perlahan kau mulai membalut luka ku,dengan selalu ada di sampingku.itu semua mampu membuat ku sedikit menggeser posisi Marissa sedikit menjauh ke belakang.
Ada kalanya seseorang harus menunggu,tapi tidak selamanya Brey,-Maafkan aku dulu,telah membiarkan mu kecewa.kau bersikap seperti tak terjadi apa-apa,itu semua mampu kau tutupi dengan rapi,meski sulit.detik itu juga aku merasa telah menjadi lelaki paling bodoh."
Aubrey hanya diam.dia ingin mendengar pengakuan David lewat telinganya sendiri.sebelum angkat bicara.
"Kau tau...,sejak malam itu.aku bertekat melupakanmu.dan membuang jauh rasa yang pernah ku punya untukmu.lalu memutus kan untuk membuka hati kembali pada lelaki lain.asal bukan dengan mu.hingga sekarang."
"Hentikan!!,
Aku memang terlambat menyadarinya.tapi jangan harap aku akan membiarkanmu dekat dengan lelaki manapun,katakan aku begitu egois,tapi fikir kan kembali rencana mu itu."Geram David .membayangkan Aubrey bersama lelaki lain saja membuatnya emosinya naik.
"Ku mohon Brey...biarkan hanya ada aku dan dirimu saja."tambahnya dengan lembut.
David pun langsung memeluk Aubrey begitu erat.di benamkan kepala gadis itu dalam ceruk leher nya.di ciumnya rambut Aubrey,sambil sesekali di elusnya.Aubrey tak mampu menolak.dia hanya diam menerima perlakuan David.dan..kini dia mencoba meyakinnkan hatinya.kalau lelaki ini benar-benar bersungguh-sungguh.meskipun awal nya sempat ada rasa ragu.
"Jadi..maukah kau menerima ku?"bisik david,tepat di telinga Aubrey.
"Ya!
Kita akan mulai dari awal."putus Aubrey sambil memundurkan kepalanya menatap David,dengan senyuman yang mampu membius siapa pun yang melihatnya,tak terkecuali david."For godness...aku benar-benar tak percaya ini.terimakasih Brey."
Mereka pun tak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya masing-masing.dengan peluka yang semaki erat.
~"Ada kalanya seseorang harus menunggu,tapi tidak selamanya"~
Akhirnya...mereka mengutaraan isi hati masing-masing.meskipun harus kecewa terlebih dahulu.
Untuk para lelaki,jangan terlambat mengutarakan perasaan kalian.kecuali kalau kalian ingin menyesal nantinya.
Uppssstt!!
Kenapa jadi curhat gini.haha...
Abaikan.Next....
Aku akan tetap lanjut.jangan lupa sapukan jari kalian sejenak untuk sekedar nge vote dan komen.Saranghae...
KAMU SEDANG MEMBACA
You
RomanceAubrey! Dulu..Aku pernah mengutarakan perasaan ku pada david.dia adalah sahabat ku. Katakan lah aku begitu agresif.biarkan saja! Itu lebih baik,dari pada harus memendamnya dalam hati.tapi...dia mengatakan bahwa berteman lebih nyaman. detik itu juga...