Hai...aku coba update lagi,hehe..
Kali ini David nya di suruh break dlu di part 18.tapi bakal muncul lagi di next chapter berikutnya.
Aku mau bahas segelintir sisid dr keluarga Alex.
Semoga suka...happy reading guys♡♡♡"Evans,kau lihat lelaki yang berkelahi di sana?"tunjuk Aubrey sesekali menoleh ke arah Kakaknya.
"Ya.aku tau,dan ku rasa mereka semuanya adalah lelaki."jawab Evans enteng melihat ke arah belakang mobilnya.
"Maksutku lelaki yang melawan pria-pria berbadan besar di sana!"kesal Aubrey memutar bola matanya,sepertinya kali ini dia salah bicara.
"Kau kenal?"
"Dia Alex,teman kampus ku."
Setelah itu Aubrey memutar tubuhnya menghadap Evans serius."Bukan kah hobimu berkelahi?
Kalau begitu sekarang kau harus membantu dia!""Kau fikir aku preman pasar huh?!
Tidak!
Kalau ternyata teman mu yang mencari gara-gara terlebih dahulu bagai mana?""Kau salah.Alex lelaki yang baik,sekarang simpan pertanyaan mu dulu,itu bisa di jelas kan nanti,sekarang turun dan bantu dia.coba kau fikir Kak,sekuat- kuatnya seseorang jika lawannya tak sebanding bahkan lebih banyak,sudah pasti dia akan kalah."
Kini Aubrey semakin tak sabar,dan tanpa menunggu jawaban dari Evans,Aubrey pun beranjak keluar dari mobil,dan berjalan mendekati segerombolan pria yang sedang terlibat perkelahian,Evans pun di buat kesal dengan tingkah adiknya yang terkesan sembrono.
"Oh..Shit!!
Umpat Evans,dan segera keluar dari mobil menyusul Aubrey,yang sedikit lagi langkahnya mendekat ke arah para lelaki itu."Kau sudah gila huh!!
Cepat kembali masuk ke mobil,aku akan menolong teman mu."
Evans menarik tangan Aubrey mengarah ke dalam mobil.*******
"Kau keren Kak."ucap Aubrey di barengi senyum bangganya,setelah mereka berdua melumpuhkan preman-preman itu,Aubrey ngotot membawa mereka ke klinik terdekat,meski rerjadi perdebatan yang alot,tapi bukan Aubrey namanya jika keinginannya tidak terpenuhi,dalam arti masih di batas kewajaran
Saat sampai di klinik,semua perawat mengira jika Evans dan Alex berkelahi karena memperebutkan Aubrey,seketika Aubrey di buat terbahak-bahak,sedang kan kedua pria itu mendengus kesal.
Saat ini mereka singgah sejenak di sebuah kaffee masih di area klinik juga."Sekarang,ceritakan padaku bagai mana kau bisa ber urusan dengan mereka."tanya Aubrey menuntut.
Alex tampak bergeming,dia hanya menatap Evans dan Aubrey bergantian,seperti sedang menimbang sesuatu.
"Ah..aku lupa mengenal kan mu,Alex kenalkan dia Evans kakak ku,tadi kami tak sengaja melihat mu di jalan."
"Terimakasih kak sudah membantu."ucap Alex akhirnya membuka suara.
"aku Alex teman kampus Aubrey."lanjutnya sembari mengulurkan tangan ke arah Evans.
"Evans.Panggil saja Evans."ulang lelaki berkulit putih itu,membalas uluran tangan Alex.
Hening seketika,sampai akhirnya suara Alex yang membunuh keheningan tersebut.
"Mereka adalah suruhan Ibu tiri ku."
Evans dan Aubrey saling berpandangan beberapa detik,lalu sama-sama menatap Alex dalam diam.
"Semenjak Dady menikah lagi,sikap nya berubah menjadi arogan.aku yakin itu pengaruh dari istri baru nya.dia wanita yang hanya tergila-gila dengan harta Dady,bukan karena di dasari oleh rasa cinta."
Ada jeda beberapa detik sebelum dia melanjutkan ceritanya kembali,Alex tampak menahan emosinya saat ini.dia memandang tajam ke arah cangkir di depannya,seolah-olah benda itu lah pelakunya.mungkin.... cangkir tersebut sebentar lagi akan retak hanya dengan tatapannya sekarang ini.
"Adik ku terlebih dahulu pergi dari rumah,dan memilih tinggal bersama Bibi di salah satu kota kecil di Kanada.
Bibi adalah adik dari mendiang ibu kandung ku,dia sudah bercerai dengan suaminya dan tak memiliki anak,Dady tidak mempermasalahkannya,karena merasa adikku di tangan orang yang aman."Lalu...?"ucap Aubrey hati-hati.
"Beberapa kali aku memergoki Ibu tiri ku bersama pria lain yang sama percis seperti yang ku lihat tempo hari,setelah ku selidiki dengan orang kepercayaan ku...,memang benar.mereka menjalin sebuah hubungan tanpa sepengetahuan Dady.aku menyerahkan semua bukti pada Dady,tapi karena Dady sudah di butakan oleh cinta,dia sama sekali tak percaya dengan semua bukti-bukti yang ku berikan,sampai pada akhirnya... dia mengusirku tanpa melihat wajahku sedikit pun."
Kini Alex mengalihkan tatapannya pada Evans dan Aubrey,bergantian.
"Kau tinggal dimana sekarang?"tanya Evans.
"Di apartemen tinggalan mendiang ibu ku,dia mewariskannya padaku,sewaktu masih hidup."tutup Alex
"Apa yang membuatmu mau menceritakan semua pada kami."tanya Aubrey sambil menyeruput kopi miliknya,karena menurutnya jarang sekali ada seseorang seperti Alex mau membuka suara,apa lagi sampai membeberkan masalah keluarganya.
"Karena aku mau."jawabnya sambil beranjak dari kursi.
"Sekali lagi terimakasih,aku berhutang pada kalian,
Maaf kalau tidak sopan
Tapi... aku harus pergi sekarang."
Setelah mendapat anggukan dari keduanya,Alex menyelipkan beberapa lembar uang di sela-sela alas cangkir kopi nya,yang masih bisa terlihat.setelah itu Alex pergi meninggalkan Evans dan Aubrey.To be continued.......
Maklumi jika msih banyak typo bertaburan.
Maklum masih belajar.Jangan lupa luangin waktu buat kasih★ sama isi kolom komentar.hehe....trimakasih♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
You
RomanceAubrey! Dulu..Aku pernah mengutarakan perasaan ku pada david.dia adalah sahabat ku. Katakan lah aku begitu agresif.biarkan saja! Itu lebih baik,dari pada harus memendamnya dalam hati.tapi...dia mengatakan bahwa berteman lebih nyaman. detik itu juga...