Empat Belas

10 1 0
                                    


Rumah Aubrey

"Masuklah.."seru Aubrey setelah membuka pintu rumahnya.

"Kau tinggal sendiri?"

Tanya Lily mendahului langkah Aubrey,mencoba mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan,sedangkan Aubrey  terlihat sibuk membuka tirai jendelannya.

"Tidak.kami ber empat,tapi akhir-akhir ini ayah dan ibuku jarang sekali berada di rumah,mereka sedang sibuk meneruskan bisnis kakek di luar kota yang sempat terbengkalai,semenjak beeliau meninggal."
Aubrey menghela nafas berat.

"Dan di sini hanya menyisahkan aku dan Evans."tambahnya

Lily mengerutkan keningnya,seperti bertanya siapa Evans?,seakan tau isi kepala temanya Aubrey tersenyum simpul.

"Evans adalah saudara satu-satunya yang ku miliki,dia kakak lelaki ku."

"Apa kakak mu sudah menikah?"tanya Lily penasaran.

"Belum.kenapa?
Apa kau tertarik?"goda Aubrey sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Lily pun hanya mengibaskan tangan nya.

"Jangan bercanda.aku hanya penasaran saja."elak Lily dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain,di sana dia menemukan beberapa figura yang menempel di dinding,mengamati satu persatu gambaran beberapa pasang mata dengan pose dan ekspresi bahagia,dia bisa menebak kalau itu pasti adalah foto keluarga besar Aubrey."

"Minumlah..selagi masih dingin."Aubrey memberikan segelas jus juruk yang dia ambil dari Pantry,sewaktu Lily sibuk mengamati beberapa foto-foto yang terpajang.

Mereka pun memutuskan duduk bersebelahan di depan televisi,dengan meyilangkan kedua kaki di atas sofa,Aubrey sibuk mengganti chanel,seperti mencari acara yang menarik untuk di tonton.

"Apa kau dan David sudah lama kenal?"tanya Lily mencoba memecah keheningan,dengan tangan yang masih setia menggenggam gelas berisikan jus yang di berikan Aubrey beberapa detik yang lalu,sesekali dia meminumnya.

"Sejak kami satu sekolah,hingga sekarang."Aubrey menjawab tanpa menoleh,dengan tetap menatap layar televisi.

"Oh ya!
Ini seperti persahabatan yang berujung menjadi cinta."Lily mencoba menerawang ke depan.

"Ceritakan pada ku,awal pertemuan kalian."seru Lily menatap Aubrey penuh semangat,mau tak mau Aubrey menatap lawan bicaranya.

"Singkatnya,tidak ada pertemanan di antara lelaki dan perempuan,yang benar-benar Real hanya berteman,pasti salah satu atau bisa jadi kedua nya menyembunyikan perasaan yang berbeda."ada jeda beberapa detik.

"Awalnya aku mencoba menyangkal,tapi...hatiku lebih mendominasi di bandingkan logika,yang seharusnya dia(hati dan logika) harus bisa saling bekerja sama,bukan malah saling mendominasi satu sama lain."

Lily terus menatap Aubrey.tatapan yang sulit di artikan,tapi sedetik kemudian mampu di sembunyikan oleh dirinya sendiri,setelah itu dia seperti memaksa tersenyum.sedangkan Aubrey sibuk dengan fikirannya sendiri,seperti di ingatkan kembali pada kisah masa lalunya.

"Ada beberapa hal yang tak harus kau ketahui Liy,entahlah ...aku merasa seperti tak yakin menceritakan semua,mungkin lain hari,atau tidak sama sekali."

"Sepertinya David lelaki yang baik,kau beruntung mendapatkannya."

"Ku rasa juga begitu,meskipun terkadang dia menyebalkan." Aubrey mencoba mencairkan suasana yang mulai serius menurutnya.

"Brey...di mana kamar kecil mu,boleh aku meminjamya sebentar?"

"Oh.tentu!
Lurus saja,lalu belok ke kanan."tunjuk Aubrey seperti memberi pengarahan.

Sepeninggal Lily,Aubrey berniat meneguk minuman yang berada di atas meja,namun di urungkan,karena merasa ada yang bergetar di sampingnya,reflek Aubrey memutar kepalanya ke samping dan menemukan ponsel Lily yang tergeletak di sudut kursi.

Di panggil nya Lily beberapa kali,namun tak ada sahutan,Aubrey berfikir mungkin suara air di dalam kamar mandi menghalangi teriakannya.

Tak lama ponsel nya berhenti bergetar.tapi hanya bertahan beberapa detik saja,karena panggilan itu kembali lagi.Aubrey menggigit kuku ibu jarinya,berfikir sejenak,dan memutuskan untuk mengangkat nya saja,siapa tau ada hal yang penting.di gesernya tombol hijau itu dan segera mendekatkannya ke arah telinga,saat Aubrey ingin mengeluarkan suara,seorang penelfon sudah angkat bicara lebih dulu.

"Kau kemana saja bodoh!!"umpat seseorang di sebrang sana.

"Lemparkan saja ponsel mu ke laut jika sudah tak berguna.sekarang jela-

Tiba-tiba ponsel yang semula berada di telinga Aubrey,kini beralih dengan cepat ketangan sang pemilik,lily seperti menahan amarahnya namun segera di sembunyikan.

"Maaf,tapi...aku sudah berusaha memanggilmu beberapa kali,tak ada jawaban makanya ku putuskan untuk menerimanya,siapa tau ada hal yang penting."ucap Aubrey merasa bersalah.

To Be Continued.....

Segini dulu ya!
Next Chapter...aku bakal ttp lanjut.

Beri semangat aku dengan ngevote dan komen ya guys.hehe....

Ti amo♡♡♡





YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang