Tips #3:
Memang, banyak cinta datang dari mata turun ke hati. Namun, tidak menutup kemungkinan cinta juga datang dari perut lalu naik ke hati. Jadi, Sob, nggak ada salahnya lo modusin gebetan lewat makanan kesukaan dia. Apalagi kalo makanan itu lo buat sendiri dengan perasaan penuh cinta.
~~ ^-^ ~~
Pagi-pagi buta Joya sudah sibuk di dapur. Padahal Si Jago, ayam peliharaan keluarganya, belum berkokok. Bunda yang terbangun karena mendengar keributan, heran mendapati putri sulungnya sudah di dapur sepagi ini.
"Bunda kira maling tadi masuk ke rumah kita," komentar Bunda sambil mendekati Joya yang sibuk mengeluarkan beberapa bahan dari kulkas. "Tuh bahan buat apa?"
"Nasi goreng, Bun," sahut Joya tanpa menoleh. Cewek itu masih sibuk mengubek-ubek isi kulkas.
"Sini Bunda masakin. Tetangga bisa pada bangun ntar kalo kamu rusuh begini."
Bunda sudah mau jongkok di depan kulkas, tapi di tahan Joya. "Nggak usah, Bun. Joya bisa buat sendiri. Ini nasi goreng spesial."
Bunda menyipitkan mata, merasa ada yang aneh dengan Joya. Namun, akhirnya Bunda mengendikkan bahu. Tidak mau ambil pusing. Paling-paling nanti nasi gorengnya kalau tidak asin, ya gosong.
"Bun, pete habis, ya?" Ternyata dari tadi Joya ngubek-ngubek kulkas untuk cari pete.
"Itu yang kamu pegang apa?"
Joya melihat tangannya, lalu menyengir lebar. "Oh, iya," katanya dengan wajah tersipu malu. Bunda hanya menggeleng-geleng melihat tingkah ajaib Joya.
"Hati-hati masaknya. Jangan rusuh," pesan Bunda.
"Yaelah, Bun, paling parah kompornya aku bikin meleduk."
"Joyaaa!" geram Bunda.
Joya cengengesan dan berkata, "Bercanda, Buuuun ...."
***
Satu hari sebelumnya ...
"Lo yakin?"
Ghazi mendengkus. "Kalo lo nggak percaya, ya terserah lo. Gue udah ngelakuin yang lo suruh. Jadi, kalo lo nggak ada urusan lagi, gue mau balik ke kelas. Lagi pula, ngapain sih lo suka banget ngajak ketemu di tempat sepi gini?"
Saat itu jam istirahat. Mereka berada di taman belakang lab sains. Ada rumor yang mengatakan taman ini angker. Sering ada penampakan arwah penasaran. Ditunjang dengan perpohonan yang rapat membuat taman ini terlihat horor. Sebenarnya Ghazi ogah menginjakkan kaki di taman ini, tapi cewek rese itu lagi-lagi mengancam dengan menerbitkan diarinya di mading sekolah.
"Masa, sih, Gailan suka pete? Lo mau ngerjain gue, ya?" tuduh Joya dengan mata menyipit dan telunjuk mengarah ke hidung Ghazi.
Ghazi menepis tangan Joya, lalu melotot. "Gue bilang sekali lagi. Terserah lo mau percaya atau nggak. Itu bukan urusan gue. Emang apa yang salah dengan pete, sih? Kok lo syok gitu denger Gailan doyan pete"
"Ya ... lo tau sendiri kan abang lo itu cakep, keren, perfect deh! Gue kaget aja makanan kesukaannya itu pete."
"Eh, asal lo tau, seleb aja banyak yang doyan pete."
"Lo bener. Gue pribadi juga doyan pete," aku Joya dengan cengiran lebar.
"Nah itu. Lo aja doyan!"
"Tapi tetap aja Gailan suka pete itu jauh dari bayangan gue."
"Pasti lo pikir Gailan doyannya piza dan makanan elit sebangsanya, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MODUS [Sudah Terbit]
Teen Fiction[Sudah Terbit] "Gue pasti bisa bikin lo jatuh hati sama gue. Liat aja nanti!" Hidup Ghazi Airlangga berada di ujung tanduk saat rahasia memalukannya diketahui Joya Pradipta. Untuk menyumpal mulut ember cewek rese itu, Ghazi terpaksa menjadi mak comb...