Note: Part selanjutnya akan di private, jadi silahkan follow dulu jika penasaran dengan kelanjutan cerita ini.
__
Berani mencintai sahabat sendiri,
Berarti berani mengambil resiko untuk
melepaskan dua hal yang paling berarti.
Sahabat dan Cinta.-Naufal
Kebetulan hari ini sedang diadakan rapat untuk para guru, jadi semua siswa sedang free termasuk kelas XI IPA 1.
Khansa berjalan menuju kelas XI IPS 1 setelah mendengar informasi dari Kiki bahwa Naufal hampir saja membunuh anak orang.
Raut wajahnya memerah, tangan dikepal, dan sorot mata yang tajam mencari keberadaan Naufal. Tapi sayang, di tengah padatnya kelas XI IPS 1, Khansa tak sedikitpun menemukan Naufal disana.
Khansa hanya melihat Evan dan Alfin yang kini sedang bermain catur di mejanya.
Khansa berjalan menghampiri mereka.
Beberapa pasang mata dari penghuni kelas itu sedang menatap kearahnya, tapi Khansa tidak peduli akan pandangan mereka.
"Evan, Alfin ??"Panggil Khansa setelah berada di sisi kiri meja Evan dan Alfin.
Keduanya seketika berbalik dengan tatapan kaget melihat Khansa ada sini.
Tapi bukan Alfin namanya kalau tidak bisa mencairkan suasana."Eh Khansa.. Napa Sa, kangen yah sampai bela-belain kesini..??"Ujarnya dengan nada bercanda.
Raut wajah Khansa tak berubah sedikitpun. Evan bisa menebak kalau Khansa tidak ingin bercanda saat ini.
"Kenapa Sa ??"Tanya Evan dengan nada yang lebih serius dari Alfin.
Khansa menghela nafas sebelum akhirnya bersuara.
"Naufal mana ??"Tanya Khansa dengan nada dingin.Alfin seketika membuang muka dengan mencoba menghindari tatapan Khansa. Dan Evan hanya bisa tersenyum hambar.
"Aku tanya, Naufal dimana ??"Tanya Khansa sekali lagi dengan nada cukup tinggi hingga membuat semua mata terfokus pada mereka.
Evan menghela nafas berat sebelum akhirnya bangkit berdiri dihadapan Khansa.
"Sa, lo harus tenang dulu."Kata Evan mencoba menenangkan Khansa."Aku sudah cukup tenang Van. Aku tanya, Naufal dimana ??"
Evan akhirnya menghela nafas panjang.
"Naufal ada di warung pak Bambang."Kata Evan.
"Dimana tempatnya ?"
"Di belakang sekolah. Disitu cuma ada satu warung tempat anak-anak biasa nongkrong."Jelas Evan.
Tanpa buang waktu, Khansa pergi meninggalkan kelas XI IPS 1 menuju tempat dimana Naufal berada.
_
Dengan nafas yang memburu, Khansa memasuki warung pak Bambang.
Sungguh, warung itu tak layak dikatakan dengan sebutan warung. Warung itu sangat layak dikatakan seperti base camp bagi anak-anak liar SMA BIMA SAKTI.
Bukan hanya ada pria, disini juga ada wanita. Bahkan ada wanita yang berseragam sama dengan Khansa ikut merokok bersama teman cowonya.
Asap rokok bertebaran diseluruh ruangan membuat Khansa harus menahan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Anak SMA
Подростковая литератураNovel ini menceritakan tentang kisah asmara anak SMA. Remaja yang pemikirannya masih sangat labil. Naufal dan Khansa adalah dua orang sahabat yang terjebak oleh sebuah perasaan cinta. Berawal dari sebuah permainan truth or dare, Naufal menantang Kha...