Part 19

13.3K 823 39
                                    

Note: Cerita akan di lanjutkan jika vote dan comment mencapai 100 vote dan 50 comment.

_____________

Khansa mencoba menghapus bayangan itu. Langkahnya semakin dekat menuju tempat dimana Naufal berdiri.

Naufal berbalik saat langkah Khansa menyadarkan lamunannya.

Tak ada senyum. Yang ada hanya wajah datar dan tatapan sendu menatap Khansa yang semakin mendekat.

Dari jarak satu meter Khansa berhenti di hadapan Naufal. Terjadi kontak mata antara mereka.

Tak berapa lama, seulas senyum nampak di wajah Naufal yang tadinya datar berubah jadi senyum yang manis, sangat manis menurut Khansa. Entah sudah berapa lama Khansa kehilangan senyum itu.

"Hy.."Sapa Naufal masih dengan senyum manisnya.

Khansa ikut tersenyum kecil,"Hy.."balasnya.

Naufal mengulurkan tangannya,"Kenalin, aku Afkar. Muhammad Naufal Afkar As'ad."Ujar Naufal memperkenalkan diri, seakan ini adalah awal dari pertemuan sekaligus perkenalan mereka.

Awalnya Khansa mengerutkan kening mendengar apa yang baru saja Naufal ucapkan. Tapi detik kemudian Khansa baru sadar dan hampir memecahkan tawa didepan Naufal. Naufal memperkenalkan dirinya sendiri tapi kali ini dengan nama panggilan yang berbeda. Bukan Naufal, tapi Afkar.

Khansa mengukir senyum yang tak kalah manis dan tanpa ragu menyambut uluran tangan Naufal.
"Ay.. namaku Ay.. Lengkapnya, Khansa Kayyisah Azka. Senang berkenalan denganmu, Af..kar.."Ujar Khansa memperkenalkan diri dengan kepala sedikit dimiringkan menatap Naufal lekat-lekat.

Detik kemudian tawa mereka pecah.

Khansa tertawa sambil memegangi perutnya, sedangkan Naufal sendiri terlihat puas kembali menyaksikan tawa itu. Tawa yang sempat hilang dalam hidupnya.

Entah sudah berapa lama mereka melewatkan moment ini.

"Siap memulai semuanya dari awal ?"Tanya Naufal setelah puas memandang wajah Khansa yang begitu ceria.

Khansa berbalik sambil membalas tatapan Naufal. Menurut Khansa, pertanyaan itu sama halnya menjadi tantangan buat dirinya sendiri.

"Siapa takut."Jawabnya sambil meninju lengan atas Naufal lalu dengan cepat kabur sebelum Naufal menangkapnya dengan tawa yang sama.

Naufal berdecak kesal, ia mengejar Khansa dari belakang. Tepat di ujung jembatan, Naufal berhasil menangkap Khansa lalu meletakkan tangannya di bahu Khansa yang kini sibuk meminta ampun padanya.

Dengan gemas, Naufal mengacak pucuk kepala Khansa dengan kasar hingga membuat jilbab Khansa agak sedikit berantakan.

"Afkar resek. Jilbab aku jadi rusak tau.."kata Khansa dengan bibir manyun sambil berusaha memperbaiki jilbabnya.

Naufal sedikit menahan tawanya." Aku gak salah dengar kan, ayo coba di ulang lagi. Aku suka loh saat kamu manggil aku dengan nama Afkar." Ujar Naufal sambil sedikit memiringkan kepalanya di hadapan Khansa.

Mendengar ucapan Naufal barusan seakan membuat pipi Khansa jadi memanas. Bahkan semburat merah berhasil keluar di kedua pipinya.

Asmara Anak SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang