Bel masuk tanda jam pelajaran pertama baru saja berdenting. Pagi ini Prisca terlihat lesuh dan kusut. Bahkan sampai bel pertama pun ia masih membaringkan kepalanya diatas meja. Pandangannya kosong menatap keluar jendela. Febi sudah berusaha membujuk dan menghiburnya tapi tetap saja itu tidak berefek apa-apa pada Prisca.
"Selamat pagi..."
Suara Bu Dian menyadarkan Prisca dari lamunannya.
"Pagi bu." Jawab seluruh penghuni kelas.
Perlahan, Prisca mulai mengangkat kepalanya. Dan......
Teekk...
Pandangannya menangkap sosok gadis yang tak asing berjalan mengikuti langkah Bu Dian memasuki ruang kelas. Entah apa yang ia rasakan saat ini. Apakah ini mimpi atau nyata? Entahlah, ini membuat Prisca merasa bahwa dunia ini terlalu kecil dan sempit.
"Ayo perkenalkan diri dulu biar kamu bisa lebih akrab dengan teman barumu." Seru Bu Dian di balas anggukan kecil oleh siswi baru disampingnya.
Riuk ricuh telah memenuhi ruang kelas XI IPA 1. Beberapa siswa mengeluarkan siulannya setelah melihat kecantikan dari siswi baru itu. Sedang para siswi sudah berbisik sana-sini menyaksikan hal itu.
"Assalamu'alaikum. Kenalkan, nama saya Khansa Kayyisah Azka. Teman-teman boleh memanggil saya Khansa. Saya pindahan dari SMA BIMA SAKTI. Saya harap bisa berteman baik dengan kalian. Terimah kasih."
Benar, siswi itu adalah Khansa. Khansa kekasih Naufal.
Tatapan Prisca tak sengaja tertangkap oleh pandangan Khansa. Dan kalian tahu, senyum manis baru saja terpancar dari wajah gadis polos itu. Butuh beberapa detik bagi Prisca untuk bisa mencerna semuanya, senyum kecil berhasil ia tampilkan untuk Khansa. Walaupun kaku, tapi setidaknya Prisca sudah mencoba berusaha untuk mengalahkan egonya. Dan itu sangatlah tidak mudah bagi tipe orang seperti Prisca.
Jadi berbahagialah kalian yang bisa mengontrol ego dengan mudah, karena gak semua orang bisa melakukan hal itu. Dan aku sebagai penulis dari kisah ini benar-benar merasakan apa yang Prisca rasakan. Berat. Tapi harus bagaimana lagi. Gak ada pilihan lain.
Ok, kembali ke laptop. Perkenalan singkat itu memberikan beberapa tanda tanya besar dari beberapa siswa tentang siapa sosok Khansa sebenarnya.
"Ok Khansa. Dibelakang Prisca ada bangku kosong, kamu boleh duduk disana." Ujar Bu Dian lagi-lagi di balas anggukan oleh Khansa.
Khansa berjalan kearah Prisca dengan mata berbinar bahkan senyumnya masih sama seperti sebelumnya. Manis, benar-benar senyum yang manis.
Prisca membalasnya dengan senyum yang dipaksakan." Hai.." Sapanya.
"Hallo Pris, aku senang bisa sekelas dengan kamu." Ujar Khansa dengan nada antusias.
Feby yang menyaksikan itu semua kini memasang wajah kaget bahkan penuh tanda tanya. Bukan hanya Febi, tapi seluruh penghuni dikelas itu merasa kalau Prisca memiliki hubungan dengan murid baru ini. Bahkan sampai pelajaran berlangsung pun bisikan-bisikan kecil masih terdengar samar memenuhi ruang kelas.
Bel istirahat baru saja berbunyi. Bu Dian terlihat berkemas untuk meninggalkan kelas ini.
"Prisca, tolong ikut ibu ke ruang guru sekarang." Ujar Bu Dian sebelum meninggalkan kelas.
Mendengar hal itu, raut wajah Prisca benar-benar tak mendukung. Riuk ricuh kembali terdengar memenuhi ruang kelas. Beberapa murid telah menduga-duga apa yang akan terjadi pada Prisca setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Anak SMA
Teen FictionNovel ini menceritakan tentang kisah asmara anak SMA. Remaja yang pemikirannya masih sangat labil. Naufal dan Khansa adalah dua orang sahabat yang terjebak oleh sebuah perasaan cinta. Berawal dari sebuah permainan truth or dare, Naufal menantang Kha...