Chapter 13

116 12 0
                                    

Namaku Naila, setidaknya ini adalah nama yang kugunakan selama berada dalam tubuh wanita ini. Aku pun juga tidak tahu apakah aku selamanya akan seperti ini.

Nama Naila sendiri sebenarnya adalah nama kakak angkatnya Aldo. Entah mengapa aku secara spontan mengucapkan nama ini saat perkenalan.

Malam itu aku membuat janji dengannya. Ia akan melatihku agar bisa melindungi diri. Dan selama pelatihan berlangsung dia berjanji akan melindungiku.

Aku ingin menjadi lebih kuat. Sudah  saatnya bisa menjaga diri di zaman yang kacau ini.

****

Pukul 7 pagi.

Pagi ini aku bangun dengan nyaman. Cahaya matahari menembus jendela kamarku. Aroma pagi yang cerah. Burung dan ayam sahut menyahut menyambut mentari pagi.

Hari ini sesuai janji kami akan berlatih. Aku tidak tau latihan seperri apa itu, tapi Aldo bilang ini bukan latihan biasa.

Tok tok, pintu kamarku di ketuk.

"Naila, kau sudah bangun? Sarapan sudah siap. Turunlah" Itu suara Aldo yang memanggilku seolah ia adalah ibuku yang sedang membangunkan putrinya.

"Iya". Aku langsung turun, merapikan rambut sejenak dan membuka pintu kamar. Kudapati Aldo tepat didepanku.

"Ah baju itu cocok sekali". Ia mengomentari baju piama bekas Naila kakaknya Aldo yang didominasi warna putih dan biru tua.

"Benarkah? Terima kasih. Selera fashion Naila bagus juga".

Kami turun kebawah menuju meja makan.

"Loh, Paman Tom dimana?" Ujarku mendapati Paman Tom yang tidak hadir di meja makan.

"Mungkin dia sedang memberi makan ternak. Entahlah dia memang selalu begini, saat sarapan dia sudah menghilang entah kemana".

Suasana meja makan hening sejenak. Kami sibuk dengan makanan masing-masing hingga makanan habis.

"Anu, sebenarnya latihan macam apa yang kita lakukan?" Tanya ku penasaran karena tak kunjung mendapat pencerahan mengenai latihan itu.

"Hhmm... baiklah aku kuberi sedikit bocoran" Kali ini Aldo akan memberi tahuku "Kau memiliki human-droid kan?"

"Eh?".

Aduh gawat, aku harus jawab apa. Di tubuhku yang asli aku memiliki human-droid, tapi ditubuh ini entahlah. Aku bahkan tak pernah lagi menggunakannya sejak kejadian itu.

Apa yang harus kujawab? Oh iya, ibu memiliki human-droid ditubuhnya. Jadi secara logika, tubuh ini pasti masih memilikinya. Semoga saja.

"Iya". Jawabku dengan mantap.

"Bagus, kalau begitu latihan ini akan berjalan lancar".

"Kenapa?"

"Kau pernah mendengar istilah Esper?"

"Esper?" Aku mulai penasaran.

"Menurut penelitian, manusia biasa hanya bisa menggunakan 10% dari keseluruhan fungsi otaknya. Singkatnya seorang Esper adalah orang yang bisa menggunakan lebih dari 10% fungsi otaknya. Dengan kata lain mereka bukan manusia biasa."

"Lalu apa hubungannya dengan human-droid?"

"Aku tak tahu pasti, yang jelas human-droid adalah obat yang memanipulasi otak sehingga dapat mengoprasilan droid. Jadi tak heran jika Esper muncul dari human-droid."

"Apa yang bisa dilakukan seorang Esper?" Kini aku mulai berdiri saking penasarannya.

"Banyak, salah satunya telekinesis atau menggerakan benda tanpa menyentuhnya. Seorang Esper biasanya memiliki keahlian sendiri jadi ini tidak bisa menjadi patokan".

Aku memasang wajah antusias.

"Kenapa selama ini aku tidak tahu?"

"Tentu saja, pemerintah sangat anti terhadap esper. Mereka menganggap Esper adalah sebuah cacat dari human-droid. Jadi mereka akan menangkapnya jika ketahuan. Kemungkinan esper yang ditangkap akan dihukum mati."

"Apa?" Aku terkejut. Ini sungguh mengerikan.

"Kalau begitu kau juga esper?" Tanyaku pada Aldo.

"Yah, meskipun tidak sehebat Paman Tom sih."

Jika kesimpulanku benar, kecepatan Aldo saat bertarung tempo hari adalah kekuatan Espernya.

"Memangnya sehebat apa Paman Tom?".

"Paman Tom itu bisa melihat masa depan."

"Apa?" Aku terkejut. Jika ia memang bisa melihat masa depan, seharusnya ia bisa hidup tentram sekarang.

"Tunggu dulu, melihat masa depan itu tidak mungkin kan? Sejak kapan Paman Tom menguasainya? Kenapa dia tidak memberi tahuku?" Protesku karena ini semua tidak masuk akal. Jika Paman Tom bisa melihat masa depan harusnya ia bisa menegah semua hal buruk yang terjadi di dunia ini, termasuk tentang perang di kota.

"Aku tak tau pasti, tapi yang jelas ia menguasainya saat ia telah menggunakan human-droid. Seperti yang kukatakan tadi Esper muncul seiring maraknya penggunaan human-droid. Kemungkinan obat itu membuat beberapa bagian di otak rusak sehingga otak dapat melepaskan lebih dari 10% potensinya".

Aku terdiam. Benar juga, tapi yang menjadi masalah bagaimana Esper ini muncul atau dari mana asal muasalnya. Apakah aku juga bisa melakukannya.

"Tapi, Paman Tom hanya bisa melihat masa depan yang menyangkut tentang dirinya. Tak semua masa depan dapat ia lihat. Bahkan kekuatan ini tak bisa ia kontrol semaunya. Tiba-tiba saja masa depan terlihat tanpa diduga sekalipun. Sejak awal setiap kekuatan pasti memiliki kelemahan." Tambahnya.

"Kalau begitu kenapa dia tak memberitahuku?" Apakah Paman Tom tak mempercayaiku?

"Palingan dia juga lupa". Jawab Aldo sambil sedikit tertawa.

"Hah?".

"Yah, habisnya dia sudah tua wajar kalau dia jadi pikun".

Bukan itu jawaban yang kuharapkan dasar bodoh.

Kali ini aku memasang muka kesal "Aku menyesal bertanya padamu".

"Hahaha" dia hanya tertawa. "Baiklah pelatihan pertama telah selesai. Saatnya kita latihan praktek. Kita lihat apakah kau dapat membangkitkan kekuatanmu dan kekuatan jenis apa yang kau dapat". Kali ini Aldo memasang muka ambisius.

Aku jadi bersemangat. Sejujurnya kisah tentang Esper belum sepenuhnya kupercayai, tapi memiliki kekuatan super itu seperti mimpi yang ada di film-film.

Baiklah ini dia langkah pertama.

Is it Wrong if I Expect Someone to Protect me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang