Chapter 5

235 18 1
                                    

Negara berkembang yang geram pada negara maju karena bungkam terkait terbongkarnya efek samping human-droid. Negara berkembang mendesak negara maju untuk menghentikan penyebaran human-droid. Namun respon negara maju negatif. Mereka mengabaikan usulan negara berkembang dan memilih diam, seolah tidak terjadi apa-apa.

Hingga puncaknya, para negara berkembang diam-diam membentuk aliansi dan melakukan aksi penyerangan ke negara maju pada selasa, 11 Januari 2056. Target mereka adalah kota dengan pengguna human-droid terbanyak yakni kota yang Edo tinggali.

Tujuan serangan mereka adalah menangkap dan membunuh para pengguna human-droid yang masih hidup.

Karena serangan ini bersifat dadakan, maka pihak militer pun kewalahan mengahadapi serangan bergelombang aliansi negara berkembang.

*****

Aku masih terdiam meliat tubuh ibuku seolah tidak percaya. Pagi tadi ibunya masih tersenyum ramah. Tapi lihatlah sekarang. Kondisinya mengenaskan dengan luka bakar lebih dari 50%.

Aku menahan tangis dengan menggit bibirku. Aku tidak boleh menangis, karena aku laki-laki. Itulah pesan ibu dulu saat aku masih kecil.

Dengan sisa tenaga yang masih dimiliki ibu, ia mencoba berbicara dengan susah payah padaku.

"Do.... dengarkan ibu". Aku mulai mendekatkan kepalaku ke mulut ibu.

"Pergilah ke peternakan kecil di hutan balik gunung. Disana kau bisa aman".

"Heh? Lalu bagaimana dengan ibu?".

"Ibu sudah tidak kuat lagi. Ibu bahkan tidak bisa merasakan kakiku. Setidaknya kau harus pergi nak".

Setetes air mataku sudah mulai keluar.

"Tidak! Aku akan tetap disini! Setidaknya sampai ada orang yang menolong ibu. Tidak.... pasti ada orang yang akan menolong ibu! Kita telpon saja ayah agar-".

"Do, tinggalkan saja ibu. Ini adalah pesan terakhirku".

Aku terdiam. Tidak bisa aku tinggalkan ibu begitu saja. Disini berbahaya.

Ibu berguman dengan pelan "setidaknya... hanya ini..... yang bisa kuberikan...... padamu". Ibu memejamkan matanya.

"Bu! Ibu!". "Janga tinggakkan aku".

Pecah sudah tangisan yang coba aku bendung sejak tadi.

Beberapa saat kemudian tubuh ibu mulai bercahaya. Sontak tangisanku terhenti melihat tubuh ibu yang bercahaya.

Kemudian, tubuhku juga ikut bercahaya. Kali ini aku tambah bingung. Cahaya itu makin terang menutupi tubuh kami.

Sekilas aku melihat ibu tersenyum dan berkata "ingat pesan ibu do".

Cahaya yang menutupi kami makin terang. Lama kelamaan cahaya tersebut membutakan pengelihataku. Aku tidak bisa melihat apa-apa.

Beberapa detik kemudian, cahaya mulai meredup. Perlahan pengelihatanku kembali. Aku juga mulai bisa mendengar, karena tadi beberapa saat aku tidak bisa mendengar apapun.

Kepalaku terasa pusing. Aku mencoba untuk bangkit, mengingat kembali apa yang barusan terjadi.

"Ini dimana?". Diriku yang kaget langsung menutup mulutku. Tunggu dulu, suaraku terdengar seperti perempuan.

Aku melihat tubuhku. Aku mengenakan baju seperti perempuan dengan rok, persis seperti yang ibu kenakan tadi, namun kebesaran. Untung ada sabuk, jadi rok yang tadi bisa saja melorot bisa kukencangkan.

Rambutku juga menjadi panjang dengan warna hitam legam.

Aku kembali kaget ketika melihat tubuhku yang sebenarnya terbaring tak bernyawa. Kulitnya putih pucat. Saat kusentuh rasanya dingin.

Panik. Aku panik disaat aku melihat mayat diriku tepat didepan.

Aku langsung lari sambil teriak sekencang mungkin sambil menangis. Aku tidak peduli dengan teriakanku yang terdengar seperti perempuan.

Aku lari sekencang mungkin. Menjau dari tempat itu. Entah kemana aku berlari. Yang jelas aku ingin jauh-jauh dari tempat itu.

Tiba-tiba aku menabrak seseorang hingga jatuh. "Aduh, kau tidak apa-apa?".

Aku tau suara ini. Suara orang yang aku kenal. Itu Aldo. Wajahnya dengan penuh kecemasan menawarkan tangan untuk menbantuku berdiri.

Dia membawa sebuah pedang yang terlihat biasa. Pedangnya mirip seperti yang ada di film star wars. Bajunya serba gelap dengan beberapa goresan dan bercak darah di beberapa bagian.

"Apa kau tersesat gadis kecil? Dimana orangtuamu?".

Aku masih terdiam. Aku tidak tau mau menjawab apa.

"Mari aku bantu mencari orangtuamu, tapi disini berbahaya jadi jangan jauh jauh dariku". Aldo berkata sambil tersenyum ramah.

Selama ini yang aku tau dari Aldo adalah wajahnya yang menyebalkan, tapi sekarang dia tersenyum ramah seolah dia bukan Aldo yang kukenal.

"Namaku Aldo. Gadis kecil, siapa namamu?".

Is it Wrong if I Expect Someone to Protect me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang