16

31.4K 2.1K 49
                                    

Kepercayaan adalah pondasi terkuat suatu pernikahan

                         *************
Aku terbangun karena suara rengekan Al, lengan William masih melingkar posesif dipinggangku.

Aku mencintainya...

Terlalu sakit untuk menerima bahwa akulah yang menghindarinya selama ini....

Perlahan aku melepaskan diri agar tidak membangunkannya...

Aku menggendong Al, membawanya kearah kamar mandi dengan semua perlengkapan bayi yang dibelikan pria bernama Nate.

Membersihkan bayi mungilku hingga wangi dan tampan, aku juga menggunakan kesempatan itu untuk membersihkan diri.

Bingung...

Aku tidak membawa pakaian ganti dan tidak ada baju ganti disini, melangkah menuju walk in closet William dan mengambil kemeja putih miliknya.

Al tertawa saat aku meletakkannya di sofa, dia sungguh menggemaskan.

Wajar bila William langsung mengetahui Al adalah anaknya, wajah mereka delapan puluh persen mirip.

Aku menggendong Al keluar dari kamar, tangisannya bisa menganggu William yang tertidur pulas.

Saat menuruni tangga Alice menatapku dengan mata berbinar-binar, "Alana...".

Tatapannya tertuju pada Al, "Dia mirip foto bayi Willy... Apa dia???!!!".

Aku mengangguk.

"Astaga... Doubel kejutan, kau memberiku ponakan?!".

Dia sepupumu... Dari garis keturunan Walles yang sebenarnya, tapi sudahlah.

"Apa... Aku, ehem... Aku boleh menggendongnya?! ".

Aku tersenyum, " Tentu... Aku sudah memakaikan pampers, jadi kau aman! ".

Alice tertawa kecil, dengan antusias dia menggendong Al.
"Come to aunty!".

" Aku akan membuat sarapan! ".

Alice mengangguk mengerti, dia membawa Al ke halaman belakang mansion... Aku masih bisa melihat mereka dari jendela dapur.

Saat aku tengah membuat sarapan, William bangun dan berteriak memanggil pelayan.
" Pelayan!... Dimana istri dan anakku?! " Teriaknya panik.

Dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur, kaos hitam yang melekat pas di tubuhnya dan training hitam William menatapku.

" Aku disini! " Sahutku sambil membalik roti panggang.

William mematikan kompor.

" Apa yang kau lakukan? " omelku.

Dia menaikkan tubuhku diatas closet dapur, merapatkan tubuhnya satu tangannya menahan kaki ku satu lagi menahan tengkuk ku.

Dengan akses sedekat ini dia mencium bibirku, melumat perlahan" Jangan pergi saat aku masih tertidur, aku punya trauma akan hal itu! " bisiknya.

" Trauma? ".

" Saat kau menghilang dan aku menemukanmu sudah bersimbah darah, aku takut hal itu akan terulang lagi! ".

Aku meringis mengingat kejadian mengerikan setahun lalu.
" Apa mereka mendapat hukuman yang setimpal? " tanyaku.

William mengangguk, " Vonis hukuman seumur hidup atas pembunuhan Ayahmu, pembunuhan dirimu dan percobaan pembunuhan pada Kakek! ".

My Cutes Aunty (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang