what's wrong

151 18 3
                                    

Bi Minah menggenggam lembut tangan Almira,air mata tak kunjung berhenti seiring mata Almira yang tak kunjung terbuka.

"maafin bibi ya non,ini salah bibi,bibi gak bisa jagain non",isakan tangis itu memenuhi kamar Almira,selang infus menancap di pergelangan tangannya.

Tiba tiba jari Almira mulai bergerak,perlahan matanya mulai terbuka,bi Minah yang menyadarinya langsung memeluk Almira,

"b....bi......bibi",

Suaranya terdengar sangat parau,

"non butuh sesuatu non?",

"air",

Dengan sigap bi Minah mengambilkan air minum untuk gadis yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri itu,lalu perlahan ia membantu Almira meminum minumannya,lalu kembali meletakkan nya diatas nakas saat Almira selesai meminumnya,buliran air mata itu masih mengalir di pipinya yang mulai menunjukkan garis penuaan,Almira menghapusnya lembut,

"jangan nangis bi,Ara gak papa kok",

"maafin bibi ya non,gak bisa jag..",

"jangan bilang gitu bi,bibi gak salah",

'ya tuhan terima kasih engkau telah memberiku wanita luar biasa ini menggantikan orang tuaku,aku mencintainya sebagaimana aku mencintai ibuku dan ayahku'

..............

"ketakutan terbesar bukanlah kegagalan tapi ketidakmampuan menghadapi kegagalan"

................

Hampir tiga hari ini Almira tak melihat kehadiran Amor,dia sangat merindukannya,Almira juga datang kerumah Amor tapi tetap sama tak ada jawaban.

"non,makan yuk?,non belum makan siang nih,jangan telat terus dong makannya"

Bi Minah mengetuk kamar Almira yang masih setia tertutup,meski bi Minah daritadi berbicara tetap tak ada sahutan dari dalam kamar Almira, bi Minah sangat khawatir,tapi Almira akan sangat marah kalau ada orang yang masuk kekamarnya tanpa izin darinya,meski ia tak pernah mengunci pintu kamarnya,tak satupun orang yang berani membukanya.

Suasana menjadi hening untuk beberapa saat, "maafin Ara bi,ara butuh yang lain bukan itu",gumam Almira pelan,

Tiba tiba pintu kamar dibuka,Almira berniat memarahi bi Minah yang membukanya tanpa izin Almira,tapi saat dia berbalik,

"Amor",

air mata itu langsung luruh ketika melihat Amor,pria yang sangat dirindukan Almira,pria yang mampu menjungkir balikkan dunia Almira, selama beberapa minggu ini,bahkan tak melihatnya selama tiga hari membuat Almira kehilangan semangatnya,Amor dengan gagah berdiri didepan Almira,

"gu....gue..b..boleh peluk lo gak?",

Entah kenapa,tubuhnya bergerak sendiri memeluk Amor,dan ajaibnya Amor membalas pelukannya,Almira tak kuasa menahan tangisannya, tangisannya pecah di pelukan Amor.

"sshhhh,jangan nangis",Amor menepuk lembut pundak Almira,

"kemarin lo kenapa kabur pas dokter gua dateng huh?",Almira tak menjawabnya,ia masih menghirup dalam dalam aroma Amor yang akhirnya bisa dirasakannya sedekat ini,

"kata bibi lo sakit dan lo belum makan dari tadi",lagi lagi Almira tak menjawab perkataan Amor,

"Al,makan ya",suara Amor terdengar sangat lembut,tapi lagi dan lagi, Almira justru semakin menenggelamkan wajahnya didada Amor,aroma Amor yang sangat memabukkan bagi Almira,ia masih merasa ini seperti mimpi,ia takut saat ia melepaskannya semua ini hanya mimpi,dan Amor akan meninggalkannya. Amor melepaskan pelukan Almira dari tubuhnya,ia masih setia memegang pundak gadis itu,

Amor AlmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang