sure i do!!

86 13 0
                                    

................

"Al,please gua mau ngomong",sedari tadi Amor terus mengejar Almira yang berusaha menghindar darinya,banyak siswa yang melihat tingkah mereka,tapi Amor tak peduli itu semua. Tiba tiba seseorang menarik tangan Almira,saat Almira melihatnya,

"Marcell!!mau apa lagi sih lo",

"lo mau lepas dari dia kan,ikut gua",

"uda gua bilang gua gak mau pacaran sama lo",

"lo lupa yang gua bilang semalem",

Flashback on

"dengan lo ngejauhin dia gini lo kira lo gak nyakitin dia",

"Al,sumpah gua gak ngerti jalan pikiran lo",

"lo gak harus ngerti,gue gak pernah minta lobuat ngertiin gue",

"okay fine,gua gak akan paksa lo buat pacaran ama gua,tapi lo gak bisa ngelarang gua buat ngejaga lo",

"gue gak....",

"kalau lo nolak siap siap aja rahasia lo gua bongkar",

Marcell langsung meninggalkan ruangan Almira,meninggalkan Almira dengan sejuta tanda tanya dikepalanya.

Flashback off

"Lo ingetkan sekarang",tanpa menunggu balasan Almira,Marcell langsung menarik tangan Almira. Amor melihat Marcell membawa Almira dengan menggenggam tangannya,ia menatap Marcell penuh dengan kebencian,tapi hal yang lebih menyakitinya adalah Almira,gadis itu terus menghindarinya,tapi Marcell dengan mudah membawanya sambil memegang tangannya,dan bahkan Almira tak menolaknya. Amor mengepalkan tangannya menahan amarah,kalau saja dia tak membutuhkan sekolah ini pasti dia sudah menghajar Marcell habis habisan.

"maaf Mor",Almira merasa sangat bersalah karena menyakiti Amor,ini bukan keinginannya,

"kenapa semuanya harus serumit ini",batin Almira.

.................

Hampir tiga hari ini Almira tak melihat Amor disekolah,ia khawatir, bahkan Almira sering mendapat teguran guru karena melamun didalam kelas,ini bukanlah Almira yang biasanya,ia tak bisa menahannya lagi, Almira langsung mengambil tasnya dan bergegas meninggalkan sekolah, Marcell melihatnya,

"lo mau kemana lagi Al?",

Almira tak tahu harus mulai mencari darimana,tiba tiba ia teringat akan satu hal,

"what's up!!",Almira langsung membuka ponselnya,ada tiga pesan dari WA nya yang belum ia baca,semua berisi foto Amor yang berlatarkan senja, Almira memperhatikan dengan seksama foto itu,

"rumah sakit?",Almira mulai merasa panik,pikiran tentang Amor yang terluka terus menghampirinya,tanpa sadar air matanya mengalir tanpa bisa dihentikan.

Tiba tiba ponsel Almira berdering,Almira tak mengenal nomor itu,

"ha..halo",

"Al lo kenapa!!lo sakit lagi",Almira langsung tahu suara siapa yang ada diseberang sana,dia berpikir mungkin hanya Marcell lah yang saat ini bisa membantunya,

"Cell,bantuin gue",isak Almira,tangisnya tak juga mereda,

"sialan,lo kenapa Almira?jangan buat gua parnoan gini",

"Amor,Amor Cell,bantu gue cari dia",

Marcell memukul stir mobilnya,lagi Lagi Amor penyebab utama Almira menangis,

"okay,gua bakalan bantu,but please hapus air mata sialan lo itu",

"thanks Cell",

Marcell memutuskan sambungan telponnya dan langsung melajukan mobilnya membelah keramaian kota,mencari sosok Amor yang sangat dibencinya. Marcell menelusuri hampir semua rumah sakit yang ada di jakarta,jam sudah menunjukkan pukul 9 malam,saat Marcell sudah merasa hampir putus asa,tiba tiba ia melihat seseorang yang sangat mirip dengan Amor keluar dari rumah sakit,Marcell melajukan mobilnya mendekati orang tersebut,orang itu memang Amor,tapi dia tak sendirian dia bersama seorang perempuan,mereka kelihatan sangat akrab. Marcell tak mampu lagi mengendalikan emosinya,dia turun dari mobil dan langsung mengahajar Amor,

"bangsat lo!!Almira nangis nyariin lo sedangkan lo disini malah asyik ama cewek lain",Marcell terus melancarkan serangannya pada Amor,bahkan wanita yang bersama Amor yang tak lain adalah Lea sedari tadi menjerit meminta pertolongan,Amor yang masih bingung dengan maksud Marcell tak tinggal diam,dia langsung membalas pukulan Marcell,

"maksud lo apa!!",ucapnya sambil menarik kerah baju Marcell,

"Almira nangis nyariin lo,dia kira lo kenapa napa brensek,taunya lo malah pacaran",sindir Marcell,cengkraman di kerah baju Marcell melonggar,

"dimana dia?",Marcell membuang ludahnya yang bercampurkan darah lalu tersenyum kecut kearah Amor,

"lo kira gua bakalan ngasih tau dimana dia",

"dimana dia bangsat!!",

..............

Menjauhimu hanya menambah luka dihatiku,berada didekatmu juga tak kalah perih bagiku,tapi itu lebih baik daripada tak disisimu

.........

Semilir angin malam membelai lembut kulit putih Almira,air matanya tak lagi terlihat,tapi menyisakan sesenggukan yang terkadang terasa pilu bila terdengar,Almira berusaha menarik seluruh oksigen untuk memenuhi paru parunya,tapi ia tetap merasa sesak,

"Al",Almira merasa gila karenanya,bahkan sedari tadi ia merasa pria yang dirindukannya memanggil namanya,

"Al",lagi,suara itu muncul lagi,Almira takut untuk melihat,takut jika itu hanya khayalannyanya semata,takut bila ia berbalik maka suara itu takkan terdengar lagi,

"Al",ya tuhan,Almira tak kuasa menahan dirinya,ia menoleh kearah sumber suara,

1 detik......2 detik.....3 detik...........

Almira terus menghusap matanya,memastikan apakah ini khayalan atau kenyataan,tapi pria itu masih setia berdiri tak jauh darinya,air mata kembali membendung dipelupuk matanya,tanpa bisa dikendalikannya, Almira berlari kearah pria itu,Amor. Amor pun langsung membalas pelukan Almira,dihirupnya dalam dalam aroma tubuh Almira ynag selama ini dirindukannya,

"i..ni ke..kenapa?",tangan Almira terulur menyentuh wajah Amor saat ia melepaskan pelukannya,Amor menatap wajah Almira dalam diam,

"Amor,ini kenapa?",rengek Almira lagi,tapi Amor hanya diam,tangannya justru menelusuri setiap inci wajah Almira,mata Almira terbelalak saat sebuah benda tipis yang lembut menyentuh permukaan bibirnya,untuk sesaat Almira tak mampu menggerakkan satupun anggota tubuhnya, jantungnya berpacu tanpa bisa dikendalikan,ada getaran aneh yang muncul dari dalam diri Almira,perlahan ia memejamkan matanya, merasakan setiap detiknya rindu yang disalurkan Amor melalui bibirnya, Amor melepasakan tautan mereka,tapi kening mereka masih bersatu,

"be mine please",satu kata itu mampu membuat Almira meruntuhkan semua dinding yang susah payah ia bangun selama ini dihatinya,

"ya tuhan maafkan aku atas keegoisanku ini",batin Almira,sebuah kecupan singkat mendarat dibibir Amor,Almira hanya tersenyum melihat wajah kikuk Amor,

"sure,i do",

............

Amor AlmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang