let it burn

46 7 0
                                    

Almira mencoba terus menelpon Amor,sudah hampir 30 menit dan laki laki itu tak kunjung kembali,bahkan sekarang nomornya tak aktif,Almira kembali menangis,selain karena membenci Amor yang lagi lagi melakukan ini kepadanya,ia juga sangat ketakutan sekarang,

"bi Minah,tante Dira,Mar...",

"Marcell",saat itu juga Almira langsung menelpon Marcell,dan memang laki laki itu tak pernah mengabaikan Almira,

"halo A..",

"Marcell tolongin gue..",isakan Almira langsung memecah saat mendengar suara Marcell,

"Al lo kenapa!",

"gue takut banget..",

"lo dimana sekarang!",

"taman bima sakti..",

"okay gue kesana sekarang",

"cepetan Cell",

"iya sweetheart",

Almira memeluk lututnya dalam heningnya malam,tangisannya tak kunjung reda,ia memaksakan diri untuk bangkit dari tempatnya terduduk,

"aww",dengan tertatih tatih Almira berjalan menuju keluar taman,

"air matanya sudah mengering karena dinginnya malam dan lelahnya tubuh Almira,

Dari arah kejauhan Almira melihat tiga orang pria berjalan kearahnya ,penampilan yang sangat urakan dan berantakan,Almira bergidik melihatnya,ditambah lagi ia bisa melihat ketiga pria itu melihatnya dengan senyuman licik yang terukir diwajah jelek mereka,Almira langsung mengambil ponselnya,

"Cell....",

"gue udah dijalan Al bentar..",

"ada orang deketin gue,gue takut",

"what!lo cepetan lari!sembunyi atau apalah!",

"mereka uda liat gue,kaki gue juga sakit",

"shit,lima menit lagi Al...",

"cantik,kok malem malem gini sendirian aja",

"mau ditemenin gak",tubuh Almira bergetar hebat,ia terus berjalan mundur,salah seorang pria yang ada diantara mereka bergerak maju dan langsung menarik lengan Almira kasar,ponsel yang digenggam Almira pun terjatuh,

"jangan...saya ...mohonn",

"pria itu mendorong kasar tubuh Almira kererumputan",

"ja..jangann...saya...kasih...berapapun yang kalian mau",

.................

"gimana keadaanya dok?",

"sesak nafas ini gejala biasa bagi pasien yang memang sudah koma bertahun tahun,bukan hal yang serius",Amor menarik nafas lega saat mendengar penjelasan dokter yang ada dihadapannya,

"saya mohon maaf atas keteledoran para suster kami,saya juga tidak tau alat emergency nona Luna rusak,saya akan mengatasi masalah ini secepat mungkin",

Amor mengangguk mengerti dan melihat kearah Luna yang kini sudah terlelap,tiba tiba tubuh Amor menegang,

"Almira",ia langsung berlari keruangan sambil terus melihat jamnya,sudah hampir satu jam ia meninggalkan gadisnya itu,ia langsung berlari menuju basement dan melajukan mobilnya menuju tempatnya dan Almira seharusnya berkencan malam ini.

Amor AlmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang