Is this end?

120 11 8
                                    

Almira berjalan dengan lesu menyusuri koridor sekolah, ia sama sekali tak bersemangat untuk menjalani harinya,
Setelah apa yang terjadi kemarin, Almira
menyesali apa yang telah dikatakannya pada Amor kemarin malam.

"No, hal yg loe lakuin uda bener Al,
dia butuh waktu buat nentuin siapa yg paling dia mau dan butuh", Almira menampar pelan pipinya saat menyadari kebodohannya barusan.
Saling berjauhan adalah keputusan terbaik bagi mereka saat ini.
Tiba tiba sebuah tangan langsung menarik Almira secara paksa,

"Marcell",
Marcell membawanya ketaman yang ada di belakang sekolah,

"Lo bilang apa sama dia kemarin? ",

"jadi lo nyeret gue kesini buat nanya itu doang? ",
Marcell menjawabnya dengan sebuah anggukan,

"gak penting banget sih", Almira hendak berjalan meninggalkan Marcell tapi lagi lagi Marcell menahannya,

"Penting bagi gue Al", Almira menghela nafasnya sambil menatap Marcell yang kelihatan benar menunggu jawabannya.

"I told him, jaga jarak dulu buat mastiin siapa yg sebenarnya paling dia mau dan dia sayang",
Tiba tiba saja Marcell memeluk tubuh Almira, sang empunya pun tak mampy menutupi keterkejutannya,

"Thanks Al", ucap Marcell disela sela pelukannya,

"Bukan aku yang butuh waktu buat mikir siapa yang paling aku cinta Al,tapi kamu yang butuh itu", lirih seseorang tak jauh dari tempat Almira dan Marcell yang sedang berpelukan.
.................
Amor benar benar dalam mood yang sangat buruk, setelah melihat Almira berpelukan dengan laki laki lain didepan matanya, dan dia hanya bisa melihat tanpa berbuat apapun.
Amor benar benar muak dan lelah saat ini, ia memutuskan untuk bolos dan pergi menenangkan diri, tapi sialnya saat dia akan pergi, ia tak sengaja berpapasan dengan Almira. Amor tak mengatakan sepatah katapun, mereka saling berpandangan sejenak tapi Amor langdung memutuskan pandangannya dan berlalu tanpa melihat kebelakang lagi, nafas Almira tercekat, ia benar benar tak menyukai situasi saat ini, Amor kembali dingin kepadanya, inginrasanya Almira mengejar Amor, tapi akalnya menolak melakukan itu, pada akhirnya Almira hanya bisa diam ditempatnya.
..........
Amor memasuki ruangan Luna, seperti biasa hanya sesosok wanita yng terbaring lemah dan dengan setia memejamkan matanya,
Amor menghela nafasnya sambil menatap Luna dari kejauhan, entah sudah kesekian kalinya Amor menghela nafas hari ini, ia merasa lelah dan marah pada semua orang termasuk Luna, meskipun gadis itu tak berbuat apapun tapi dengan kehadirannya saja sudah membuat hubungan Amor kacau,
Pintu kamar mandi terbuka, sesosok wanita keluar dari dalamnya, Amor kaget tapi ia berusaha bersikap biasa saja, ia mengingat kejadian yang menimpanya semalam, semuanya berantakan karena Lea, Amor benar benar sedang kesal dengannya, ia memutuskan untuk meninggalkan ruangan Luna, tapi Lea menahannya,

"Gue aja yang keluar, lo pasti pengen liat keadaan Luna kan?", tanpa menunggu jawaban Amor Lea langsung melangkah keluar ruangan, meninggalkan Amor yang hanya diam tak bergeming ditempatnya.
Lama Amor terdiam dan hanya melihat Luna dari kejauhan hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri Luna.

"Hei apa kabar? Gua lama banget gak kesini kan?sorry, gua sibuk pacaran,
Lo jangan marah sama pacar gua ya,
Gua sayang banget sama dia,
Lun, she's myfirst and i hope she'll be the last, tapi gua rasa semuanya gak akan bisa gua dapetin, dia uda nemuin yang lebih baik dari gua, orang yang gak akan pernah nyakitin gua seperti gua yang selalu nyakitin dia,gua harus gimana Lun! Gara gara Lea hubungan gua makin rumit dan gua belum nemuin solusi apapun,
Gue cinta ama Almira Lun, but i think she's not feel the same way anymore",
Tanpa sadar air mata mengalir dengan sendirinya dari pelupuk mata Amor,
Sebegitu besarkah pengaruh Almira bagi Amor hingga mampu membuatnya begitu rapuh dan hancur, Lea tak mampu membendung tangisnya dari luar ruangan,

"Maafin gua mor", isaknya,
Tiba tiba pintu ruangan terbuka,
menampakkan Amor yang kelihatan berantakan dan sangat dingin lebih dingin dari sebelumnya,

"Mor", Lea memanggil nama Amor dengan suara yang bergetar karena tangisannya,

"Please jangan datang lagi ke kehidupan gua", Amor berlalu begitu saja meninggalkan Lea yang masih tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
,...........
Semilir angin berhembus lembut menerpa tubuh Almira yang terdiam di atas balkon rumahnya, semburat merah menghiasi langit yang menjadi hiburan tersendiri bagi Almira, beberapa kali Almira menghusap lengannya untuk sedikit memberi kehangatan pada tubuhnya,
Tiba tiba Almira merasakan sebuah pelukan ditubuh mungilnya,

"Amor", Almira tersenyum melihat Amor yang menatapnya dengan penuh cinta,
Tapi semua itu hilang saat Almira berniat menyentuhnya, Amor menghilang,

"Hanya khayalan", Almira langsung menengadahkan wajahnya untuk menahan air matanya yangsudah siap untuk jatuh, tepat saat itu sebuah pelukan meraih tubuh mungil Almira, kali ini sebuah pelukan nyata bukan khayalan,

"Ssssh just cry", bisik nya,

"Marcell", lirih Almira, ia tak berniat untuk melepaskan dekapan Marcell yang terasa sangat hangat di tubuhnya dan Almira memang membutuhkannya saat ini.
Kedua sejoli itu saling berpelukan dibawah naungan senja yang begitu damai, tapi juga menyiksa bagi Amor yang untuk kesekian kalinya memyaksikan Almira dan Marcell berpelukan.

Amor AlmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang