permulaan

109 10 3
                                    

Tin..tin..

Almira langsung berlari keluar dari mansionnya saat mendengar bunyi klakson mobil yang sudah sangat dikenalnya tanpa harus melihat siapa pengemudinya,

"Al berangkat dulu ya tan",

"sarapannya belum dimakan loh Al",

"Al bungkus aja,Amor juga kayaknya belum sarapan",

"hmm yang lagi kasmaran mah gitu,apa apa mikirin doi",

"hehe,makanya jangan perawan terus dong tan,cari calon gitu kek",

"hmm,kalau perawan uda enggak kok,tinggal cari calon aja yang belum",

Uhukk..

Almira tersedak air minumnya karena terkejut mendengar jawaban tantenya yang luar biasa gamblangnya,

"ya ampun hati hati dong Al",

Dira menghelap bagian baju Almira yang basah karena tumpahan air yang diminum Almira,

"tan please deh,ini masih indo kalii,ngomongnya cablak amet",

"hehe,wajah boleh indo gaya hidup barat dong",

Almira hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban tantenya itu,

"yaudah deh Al pamit tan",

Dira pun mengantarkan Almira kepintu depan dimana Amor sudah setia menunggu Almira dengan mini cooper merahnya,

"hati hati ya Al,bawa mobilnya jangan ngebut ya Mor",

"tenang aja tan,cepet cepet juga gak enak kok",

Almira memasuki mobil Amor sambil melambai pada Dira,

"Al,olimpiade uda dekat,serius belajar!jangan pacaran mulu!",

"iyeee",

Mobil yang dikemudi Amorpun melaju meninggalkan kawasan mansion Almira,

"aaaaa",Amor melihat kearah Almira saat wanitanya menyodorkan sandwich padanya,Amor tersenyum sejenak lalu langsung membuka mulutnya dan menerima suapan yang disodorkan Almira,

"mii..um",

"apa yang?",

"minnnn..um",

"oh minum",

Almira juga kembali membantu Amor meminum minumannya,

"ehemmm,kok kayaknya kamu ngasih aku makanan sama minuman yang bekas kamu semua ya",

"hehe,biar kamunya jinak sama aku",

"emangnya peliharaan",

"emangnya kamu gak mau makan yang bekas aku?!",

"bukan gitu yang,suka banget malahan,Cuma,aku bakalan lebih suka kalau langsung dari mulut kamu",

Plak,,

Tempat bontot Almira sukses mendarat dikepala Amor,

"mesum!!",

Amor hanya bisa tertawa melihat ekspresi wajah Almira yangsangat konyol dimatanya.

Mobil Amor tiba dikawasan sekolah,hingga tiba tiba

Ciiiiit...

Amor mengerem mobilnya mendadak,Almira hampir saja mendaratkan kepalanya didashboard jika bukan karena tangan Amor yang menahannya,

"kenapa yang?",

"kamu tunggu disini ya",

Amor langsung keluar dari dalam mobilnya dan berjalan kearah sesosok wanita yang sangat tidak asing dimata Almira,gadis yang sempat menjadi alasan renggangnya hubungan Almira dengan Amor,

"lo ngapain lagi disini!",

"please dengarin penjelasan gue dulu",

"gue gak ada waktu..",

"handphone lo kenapa gak bisa dihubungin?",

"hilang,puas,yaudah gua mau cabut",

"Mor,Lea uda sadar",Amor membeku ditempatnya saat akan membuka pintu mobilnya,sementara itu Almira hanya bisa mengernyitkan dahinya melihat tingkah Amor dan perempuan yang sampai sekarang belum ia ketahui namanya itu,Almira tak tahu apa yang mereka bicarakan,yang pasti wajah Amor mendadak memucat,

"Al",

Almira menoleh kearah Amor yang entah kapan membuka pintu mobilnya,dan sudah duduk disampingnya,

"kenapa Mor?",

"nothing",

"loh cewek tadi mana?",

"balik",

Almira tau pasti ada yang disembunyikan Amor,tapi ia tak akan memaksa Amor untuk bicara,ia ingin Amor sendirilah yang akan menceritakannya padanya tanpa ada paksaan sedikitpun.

Almira berjalan menuju kelas Amor sambil membawa bekal yang memang disiapkannya untuk dimakan berdua dengan Amor saat bel istirahat,akan tetapi setibanya Almira didepan pintu kelas Amor,sosok yang dicarinya tak kunjung kelihatan,

"nyari Amor?",seorang perempuan dengan gaya yang luar biasa menor dimata Almira menghampirinya dengan wajah tersenyumnya yang jelas sekali dipaksakan,

"iya",Almira terus memperhatikan sekeliing ruangan kelas Amor,

"dia uda balik,permisi pulang noh",

"ha!jam berapaan dia balik",

"baru juga mau mulai jam pelajaran pertama uda permisi mau pulang",

Almira hanya bisa menghela nafasnya mendengar penjelasan wanita yang ada didepannya itu,

"haha,syukurin lo,akhirnya si Amor muak juga sama dia",walaupun wanita itu mengucapkannya dengan pelan,Almira masih bisa mendengarkan secara seksama,ia hanya bisa mnegepalkan tangannya mendengar sindiran yang entah disengaja untuk Almira atau hanya bualan belaka.

"kamu dimana Mor?",

"kenapa kamu harus bohonh?",

"apa itu demi wanita yang tadi lagi?",

"kamu lebih memilihnya dari pada aku Mor?",

"sebegitu pentingkah dia dihidup kamu?",

"kamu dimana Mor?",

Semua pertanyaan itu terus berputar di benak Almira,ia tak berniat untuk mencari tahu kebenaran tempat dimana Amor sebenarnya saat ini, entah kenapa ia memiliki firasat buruk jika ia nemaksa untuk mencari Amor saat ini

Amor AlmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang