epilog

125 11 1
                                    

Almira berjalan dengan lemah kearah mobilnya,tangannya bergerak menekan tombol diponselnya,ia menelpon Dira,

"halo Al....",

"tante ma.....",Almira jatuh tak sadarkan diri saat itu juga.

Dilain tempat Amor terduduk lemah sambil bersandar didinding,

"segitu lemahnya cinta lo Al",Amor tertawa mirismengingat Almira yang tetap pergi bahkan setelah ia menceritakan semuanya,

"bego!bego!!!aaaa!",Amor tak henti hentinya memukulkan kepalanya kedinding mengabaikan sakit dikepalanya yang tak seberapa dengan hatinya,

"lo gak salah Mor",tiba tiba Marcell menghampiri Amor dan langsung duduk disampingnya,

"pergi",Amor mengucapkannya dengan benar benar dingin,tapi diabaikan oleh Marcell,

Amor sudah begitu lelah dan malas meladeni Marcell yang sebenarnya pria yang palin Amor benci,jika bukan karena keadaanya saat ini,dia pasti sudah menghajar Marcell,

Amor berdiri dari tempatnya dan melangkah pergi,

"dia sakit Mor",langkah Amor sukses terhenti saat itu juga,

"gagal ginjal,dan waktu dia gak banyak lagi",Amor langsung mencengkeram kerah baju Marcell,

"jaga omongan lo,gue lagi gak pengen becanda",

"lo emang cinta sama dia,tapi lo gak pernah merhatiin Al,lo gak ngeliat kondisi dia yang segitu sakitnya",seketika itu juga sekelebat bayangan Amor saat bersama Almira terlintas dibenaknya,saat dimana pertama kali ia datang kerumah gadis itu untuk membujuknya makan karena sakit,saat Almira yang tiba tiba pingsan dimansionnya,dan saat malam sebelum Almira pergi meninggalkannya ia dibawa dengan ambulance,semuanya baru kelihatan jelas bagi Amor,wajah gadis itu memang selalu kelihatan pucat dan....

"gak mungkin",Amor terduduk lemah ditanah dengan tatapan kosong,dan saat itu juga ponsel Marcell berbunyi,

"halo",

".............",

"apa!oke tan Marcell kesana sekarang",

Marcell memutuskan sambungan teleponnya dan langsung berdiri dengan raut wajah sendu,

"Mor,Al kritis",

Amor langsung bangkit dari duduknya,dan menstabilkan pening yang tiba tiba menyerang kepalanya,dan ponselnya juga berbunyi menampilkan nama Luna diponselnya,

"maafin gue Lun,Al lebih penting buat gue",Amor langsung mematikan ponselnya dan berlari bersama Marcell menuju parkiran.

............................

"cinta tak harus memiliki"

Amor memasuki ruangan Almira dengan langkah yang lemah,pandangannya terlihat mengabur karena air matanya yang menggenang dipelupuk mata,Amor mengambil tempat duduk tepat diamping tubuh Almira yang terlihat begitu rapuh dimatanya,ia hanya diam dan memperhatikan Almira dalam diam,hanya suara monitor yang memperlihatkan detak jantung Almira saja yang terdengar,hingga akhirnya Amor membuka suaranya,

"maaf Al",Amor menahan nafasnya saat mengucapkannya karena air matanya yang langsung keluar saat mengucapkannya,

"aku egois,aku Cuma peduli sama kemauan aku dan gak pernah merhatiin kamu,aku sibuk jaga orang lain disaat kamu butuh aku buat jaga kamu...",Amor membawa telapak tangan Almira kepipinya,dan terisak pelan,ia menahan isakannya,ia ingin terlihat kuat dan tegar untuk gadisnya,

Amor AlmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang