4. Angel √

6.1K 806 72
                                        

"Kau... Bisa pertimbangan keinginan kencanmu? Kau perempuan bersuami, Park Haera."

Kim Mingyu memasukan baju-bajunya kedalam koper berukuran medium yang terbuka diatas tempat tidur. Aku memajukan bibirku, menumpu daguku dengan guling sembari duduk bersila diatas ranjang. Pakaian Mingyu yang dimasukkan asal harus aku rapihkan ulang, laki-laki itu sungguh berantakan.

"Kenapa? Aku bisa melakukannya sembunyi-sembunyi kok." Kim Mingyu diam membatu ditempatnya, beberapa saat kemudian ia berbalik badan sambil menatapku datar.

"Setuju." Dia menutup pintu lemari, mengancingkan kancing kemeja putihnya yang paling atas. "Jangan bertindak lebih, jangan tidur bersama mereka. Aku akan bingung jika kau hamil, tes DNA mahal."

Sialan, aku ingin sekali menendang kopernya yang baru aku resletingkan itu. "Dunia ini harus adil. Kau akan berkencan bersama perempuan yang kau cintai, dan aku pun begitu."

"I have no." Mingyu mengalungkan dasinya, "Aku tidak punya perempuan yang ingin kukencani."

"Kau pembohong yang buruk." Aku bangkit dari dudukku kemudian berdiri didepannya, sempat menatap wajah laki-laki itu selama beberapa detik sebelum memakaikan dasi untuknya. Sesekali aku memiringkan kepalaku, memastikan jika dasi yang kupakaikan telah terpasang rapi di lehernya.

"Selesai." Aku mengeratkan dasinya,

"Ah! Aku tercekik!" Pekik Mingyu sambil terbatuk, sontak membuatku tertawa. Dia melonggarkan dasinya dan menatapku gemas, aku kira laki-laki itu akan memarahiku, namun ternyata dia malah ikut tertawa bersamaku.

"Kim Mingyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kim Mingyu..." Lirihku ketika tawaku sudah mereda, "Apa kau harus benar-benar pergi?"

"Pertanyaan yang sama, apa kau harus benar-benar berkencan?"

Tanpa aba-aba, Kim Mingyu memelukku. Aroma dari parfumnya yang maskulin itu mulai menyapa indera penciumanku tepat ketika wajahku terbenam di dadanya. Aku tidak ingin berontak, memilih menikmati masa dimana tubuhku terasa menghangat ketika perlahan tangannya mengusap punggungku.

"Jangan terlalu sering keluar, kau harus menjaga kondisi tubuhmu."

Aku mengangguk, melingkarkan tanganku di pinggangnya.

"Kau harus memakan makanan yang bergizi, kau harus segera hamil."

Aku mengangguk lagi, kali ini mengeratkan pelukanku.

"Banyak-banyak istirahat."

Aku mendongak untuk dapat melihat wajahnya, "Kau terlalu banyak menceramahiku. Penerbanganmu pukul 2 siang, ini sudah pukul 1 tepat. Kau tidak berniat pergi?" Ingatku serinci mungkin. Kalian pasti bertanya bagaimana aku bisa tahu detail waktu keberangkatan Kim Mingyu. Aku lah yang memesan tiketnya di mobil ketika dalam perjalanan pulang. Dia membeli tiket VIP yang mana harganya mencapai sekian ratus ribu won. Dia menyuruhku membeli dua, katanya salah satu pegawainya akan ikut kesana.

A W A Y  [KMG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang