[Special Chapter] That Day √

4.7K 683 98
                                    

"Buka pintunya, bodoh! Berenanglah keatas!"

"Aku tidak bisa berenang!"

"Kau akan mati kalau tetap berada disini bersamaku. Lihat! Airnya sudah masuk!"

"Tapi kau akan mati kalau aku meninggalkanmu!"

"Kakiku terjepit, aku tidak bisa bergerak. Kumohon, selamatkan bayimu."

"Apa kau gila? Tadi kau bersikeras ingin membunuhku."

"Cepat, atau kau akan kehabisan darah dan tidak bisa bernapas!"

Wonwoo melepas sabuk pengamannya, ia meliukkan tubuhnya ke kiri dengan susah payah untuk membukakan sabuk pengaman dan pintu untuk Haera. Air sudah masuk kedalam mobil sepenuhnya, mereka sudah tidak lagi dapat bernapas karena tidak ada udara yang tersisa.

Wonwoo memandang Haera dengan kedua mata yang menyiratkan, 'Cepat keluar dan berenang!'. Haera menggeleng, tapi Wonwoo mendorong tubuh Haera hingga perempuan itu terhempas keluar.

Usaha Wonwoo sia-sia, pasalnya kaki perempuan itu tidak bisa digerakkan sama sekali. Menggerakkan lengannya juga percuma, perutnya sakit sekali saat ia mengangkat tangannya. Tubuhnya juga lemas, ia kehabisan seluruh tenaganya.

Mobil Wonwoo sudah mencapai dasar, tidak ada tanda-tanda laki-laki itu akan keluar. Haera sudah kehabisan napas, air disekitarnya berubah warna karena bercampur dengan darah yang mengalir dari kepala, kaki serta selangkangan perempuan itu.

Air sudah masuk kedalam hidung dan mulut Haera. Ia tidak bisa menahannya lagi, perempuan itu memasrahkan dirinya. Tubuhnya perlahan tenggelam semakin dalam. Matanya terpejam, ia tidak lagi dapat bertahan.

Kim Mingyu...

Kau akan baik-baik saja tanpaku kan? Kurasa perjanjian kita benar-benar harus berakhir. Bukan karena Al sudah lahir, tapi karena aku harus pergi meninggalkanmu. Kau harus selalu tahu kalau aku mencintaimu, terimakasih karena telah bertahan untukku.

Al, maafkan ibu karena tidak bisa menjagamu. Bertahanlah disana sampai bantuan datang. Kau harus hidup bersama ayahmu, percayalah, Ibu menyayangimu... Maaf karena nanti ibu tidak bisa menggenggam tanganmu dan menangkupkan tubuhmu di perut Ibu.

Selamat tinggal, aku...

... Mencintai kalian.

***

"Dokter, tekanan darahnya menurun!"

"Paru-parunya dipenuhi air, dia tidak bernapas!"

"Lakukan Suction paru-paru dan segera Intubasi pasien!"

Monitor vital di meja ruang gawat darurat itu menunjukkan segaris lurus diiringi bunyi yang memekakan telinga. Tubuhnya yang basah terbaring dengan berbagai peralatan tidak bergerak sama sekali.

A W A Y  [KMG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang