"Kau makan apa sampai muntah begini?"
Kim Mingyu berada di toilet perempuan, dia menepuk punggungku untuk meredakan rasa mualku. Tidak ada yang berani protes perihal keberadaan laki-laki itu di toilet.
"Aku tidak... Hueek!" Oke, ini menyebalkan. Seharusnya aku berbohong tentang hal lain sehingga tidak harus mendapat karma segila ini.
Begitu aku membaik, Kim Mingyu membawaku ke venue party. Dia mendudukanku diatas kursi, laki-laki itu berlutut dengan satu pack tisu di pahanya. Dia membersihkan wajahku dengan telaten, pun dengan baju disekitar dadaku yang basah.
"Orang-orang memperhatikan." Ingatku, kemudian laki-laki itu menatapku dengan mata tajamnya.
"Kau istriku, kita bukan sedang selingkuh."
Dia ada benarnya, tapi tetap saja aku merasa risih sekarang.
"Kau panas." Dia menyentuh kening dan leherku, "Kita ke dokter ya besok." Itu terdengar seperti perintah bagiku.
"Aku mau pulang, ingin tidur." Ucapku sambil menepis tangannya. Kim Mingyu menyimpan tisu keatas meja kemudian berdiri sambil menatap sekitar. Aku berdecak, apakah laki-laki itu tidak memiliki niat sedikitpun untuk membantuku berdiri?
Aku berpegangan pada tepian meja, kepalaku pusing dan mataku buram selama beberapa detik. Kim Mingyu menyentuh kedua lengan atasku, meski samar aku dapat melihat ekspresi panik dari wajahnya.
"Kau baik-baik saja?"
"Kau kira aku baik-baik saja?" Aku membalikkan pertanyaan sambil menatapnya kesal.
Mingyu menghela napas, kemudian dia meletakkan tangan kanannya di leherku, sementara tangan kirinya terselip diantara lekukan lututku. Laki-laki itu mengangkat tubuhku sehingga dengan refleks aku berteriak kaget.
"Diam, kau tidak sedang diculik." Perintahnya sembari melangkah keluar dari venue. Aku menyembunyikan wajahku di lehernya yang berkeringat, merasa risih dengan tatapan orang-orang yang sekarang tercurah semuanya kepadaku.
"Presdir Kim, kau mau kemana?" Itu suara Presdir Xu,
"Aku pulang duluan, istriku sakit." Katanya tanpa berhenti berjalan, meninggalkan semua orang di pesta ini dengan bisikan iri.
Kim Mingyu... Kenapa kau seperti ini kepadaku?
Bagaimana jika aku mencintaimu?
***
Aku tidak ingat apapun lagi, yang pasti ketika aku terbangun di pagi hari, Kim Mingyu ada disampingku dengan pakaian yang masih sama seperti semalam. Bajuku juga tidak berubah, masih memakai gaun keluaran Guess yang katanya merupakan stok terbatas ini.
Aku menggoyangkan bahu Mingyu hingga mata laki-laki itu perlahan terbuka. Matanya menyipit dan keningnya mengernyit karena harus menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk melalui celah ventilasi.
"Aku haus." Eluhku, bukannya menjawab 'Kau tinggal minum kalau haus.' laki-laki itu malah berbalik ke samping dan mengambil segelas air yang tersedia diatas nakas. Dia membantuku duduk dengan sangat hati-hati.
Laki-laki itu tidak berbicara ketika aku menenggak habis air dalam gelas. Yang dia lakukan hanyalah menggeleng sambil mengelap bibirku dengan tangan kosong. "Tidak ada yang akan meminta airmu, minum pelan-pelan."
"Sekarang jam berapa?" Tanyanya setelah menguap dan meregangkan tubuhnya.
"Jam 7."
"Aku harus ke kantor." Dia membuka selimut yang menutupi separuh tubuhnya dan berlalu menuju kamar mandi. Aku sempat mematung lama sekali di tempat tidur untuk menetralkan rasa pusing yang sialnya masih merajai kepalaku. Rotasi bumi seakan dapat aku rasakan dengan benar, tubuhku terasa terombang-ambing.
KAMU SEDANG MEMBACA
A W A Y [KMG]
Fanfiction"He doesn't love me, he loves him." I answered. "Him?" Then I smiled, "Yes, him. he is the guy who standing in front of you now." Warn: The story contain with a MATURE part. Please be careful when you read this (17+) ©
![A W A Y [KMG]](https://img.wattpad.com/cover/125519081-64-k771749.jpg)