Ketika aku membuka mata di pagi hari, hal yang pertama aku lihat adalah dada bidang milik Kim Mingyu. Tangan laki-laki itu masih melingkari tubuhku, dia terlihat sangat kelelahan setelah semalaman bermain bersamaku.
Dengan pelan, aku menyingkirkan tangannya lalu turun dari atas tempat tidur. Sebelum membersihkan diri, aku sempat memilih kaos milik Kim Mingyu dari dalam lemari dan memunguti celanaku yang tercecer di lantai. Air hangat memang sangat baik untuk merelaksasikan diri setelah apa yang terjadi semalam.
"Selamat pagi." Sapa Kim Mingyu ketika aku membuka pintu kamar mandi, "Kau bangun terlalu pagi." Laki-laki itu berbasa-basi lalu masuk ke kamar mandi dengan tubuh sepenuhnya telanjang. Aku hampir saja tidak dapat bernapas ketika melihat pemandangan aneh yang baru saja aku lihat. Coba hitung, berapa banyak kissmark yang aku buat di tubuhnya? Sepertinya aku sudah gila!
"Lepas seprainya, ada bekas darahmu disana." Kukira Kim Mingyu sudah memulai prosesi mandinya, tapi ternyata lelaki itu masih sempat menyembulkan kepalanya dari balik pintu hanya untuk memberitahukan hal memalukan tersebut.
Aku tidak menjawab, laki-laki itu juga sudah lebih dulu menutup pintu sebelum mendapatkan jawaban dariku. Dan benar, seprai putih yang menutupi ranjang itu kini dihiasi oleh noda berwarna merah. Ini memalukan.
Sambil melepas seprai seperti saran Kim Mingyu, aku bergidik ngeri membayangkan betapa dahsyatnya badai yang menerpa kamar ini tadi malam. Secepat mungkin, aku membereskan baju Kim Mingyu yang bertebaran diatas lantai dan memasukannya kedalam keranjang cucian bersamaan dengan seprai yang sebelumnya telah aku gulung secara asal. Setelah itu aku segera keluar dari dalam kamar, rasanya memuakkan karena aku terus saja membayangkan kegilaan yang terjadi padaku dan Mingyu jika terus menerus berada didalam sini.
Aku berjalan menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa aku makan. Tunggu, sebenarnya apa yang telah dilakukan Kim Mingyu kepadaku sampai-sampai selangkanganku terasa nyeri seperti ini sih? Itu sangat terasa ketika aku berjalan cukup lama, rasanya sangat menganggu. Belum lagi puluhan kissmark yang sekarang memenuhi leher, dada, dan payudaraku.
Tidak ada makanan satu pun di kulkas, hanya ada air mineral dan beberapa jenis mie cup instan saja disana. Kim Mingyu itu jarang memasak, tidak pernah tinggal disini, atau memiliki rumah lain selain ini sih? Jika dilihat lebih detail lagi, kondisi rumah berdesain elegan ini begitu berdebu dan usang. Sepertinya tebakanku yang ketiga memang benar.
Aku mengambil satu cup mie instan kemudian menekan tombol pemanas pada dispenser. Ketika aku sedang membuka tutup cup, sebuah tangan mengambil cup mie milikku dan melemparkannya ke tempat sampah tanpa memikirkan betapa kesalnya aku saat itu.
Belum sempat aku melayangkan protes, Kim Mingyu lebih dulu berujar. "Mau protes? Perbaiki dulu penampilanmu, setidaknya pakai celana." Katanya sambil melihat paha dan kakiku.
"Tapi aku lapar."
"Kita akan makan keluar."
"Dengan kondisi seperti ini? Aku tidak punya baju selain baju pengantin. Siapa suruh kau tidak mengizinkanku membawa apapun dari kontrakanku?"
"Kau istri Kim Mingyu sekarang. Ingat, istri Kim Mingyu. Aku tidak ingin istriku memakai baju jelek dan murahan. Aku akan menelepon sekretarisku agar membawakan baju untukmu kesini."
"Sekretarismu?" Aku mencoba mengingat kejadian tempo hari di klub malam, "Ah, perempuan kurang bahan itu?"
Kim Mingyu meminum airnya lebih dulu sebelum menjawab, "Hm, sama sepertimu sekarang." Tch, dia sungguh pandai bersilat lidah.
"Setidaknya belahan pantatku tidak kelihatan saat berjalan." Elakku, merasa tidak pantas dibandingkan dengan sekretarisnya itu.
"Duduklah, tubuhmu tidak enak dipandang." Katanya lalu mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A W A Y [KMG]
Fanfiction"He doesn't love me, he loves him." I answered. "Him?" Then I smiled, "Yes, him. he is the guy who standing in front of you now." Warn: The story contain with a MATURE part. Please be careful when you read this (17+) ©