Part Thirteen: Mine

5.8K 180 2
                                    

S(HE) IS MINE

          “Roxie, kau melihat dasiku? Dan cepatlah! Ini acara penting. Daddy ku akan memberi restu pada malam hari ini dan aku tak mau melewatkannya sayang.” Teriak Justin dari ruang tamu di Penthouse-nya.

“Dalam perjalanan!”  Balas Roxie.

Tiba-tiba Roxie datang dengan berlari dari dalam kamarnya. “Hey, gaunmu panjang, hati-hat---ROXIE!”

Kaki Roxie menginjak belakang gaunnya yang terurai panjang, sehingga membuat ia jatuh. Untungnya, dengan sigap Justin berlari dan menangkap tubuh Roxie yang hendak menyentuh lantai.

“Aw!” Teriaknya kecil.

Justin menatap mata Roxie sedalam-dalamnya. “Sudah ku bilang bukan? Harusnya kau dapat lebih sedikit berhati-hati. Kalau ada apa-apa dengan anak kita gimana?” Ujar Justin dengan mengedipkan mata kanannya.

Roxie segera bangkit dari pelukan Justin yang telah menolongnya, lalu ia berkecak pinggang. “Anak apanya? Kita belum melakukan hal apapun bodoh, dan kau baru akan memberitahuku untuk berhati-hati bukannya sudah memberitahuku.” Ucapnya marah.

“Lagipula aku tergesa-gesa karena dasi bodohmu ini dan acara itu.” Lanjut Roxie.

Justin merangkul pinggang Roxie, agar bisa berdekatan. “Maaf kalau begitu sayang. Dan terima kasih untuk dasinya.”

Justin mencium rambut Roxie dari samping, layaknya Edward Cullen dan Bella Swan. Ia selalu menyukai hal itu, membuatnya dapat mencium bau rambut Roxie.

Roxie segera menjauh, melepaskan ciuman Justin dirambutnya. Ia segera memakaikan dasi untuk Justin. “Tanpa dasi pun lebih baik, aku bisa menyukaimu tanpa kau mengenakan dasi. Kau tampak lebih tua jika berpenampilan seperti ini.”

“Jika ini bukan acara penting, aku tak akan melakukannya sayang. Baiklah, ding-dong! Jam berapa sekarang? Lebih baik kita pergi sekarang dibanding kita terlambat.” Ujar Justin seraya mengambil kunci mobil bermerk Lamborghini Gallardo miliknya.

Justin menggandeng tangan Roxie selayaknya lelaki sejati. Lalu, membawanya ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan, kebiasaan Justin selalu dilakukannya. Yaitu menggenggam jemari Roxie selama perjalanan, hal itu ditanggapi baik oleh Roxie. Artinya, Justin benar-benar bahagia memilikinya.

Tak sampai beberapa menit, keduanya sudah sampai di depan Hotel Plaza. Hotel terbesar disana, dan tentunya milik Justin pula. Setelah Justin menyerahkan kunci mobilnya kepada Vallet Boy disana, ia segera menarik pinggang Roxie mendekatinya lalu mencium rambutnya kembali.

“Kau sangat cantik malam ini, dan aku sangat menyukainya. Bersiaplah, karena semua akan dimulai dari sekarang.” Bisik Justin.

Wajah Roxie memerah sejenak, semua dikarenakan bisikan Justin yang berbicara bahwa Roxie cantik malam itu.

“Terima kasih Jay,” Balas Roxie dengan berbisik.

Justin melihat wajah Roxie, lalu menyimpulkan senyuman manisnya. “Sama-sama. Oiya! Dan aku suka melihat perubahan warna dalam pipimu itu.” Bisik Justin lagi. Kali ini membuat perutnya terkena hantaman kecil dari sikut wanita-nya.

Justin dan Roxie mulai memasuki ruangan pesta tersebut, saat itu mata Roxie menangkap sosok pria paruh baya yang sedang berbicara dengan rekan-rekannya.

Tangan Roxie yang berada dilengan Justin pun menggenggam keras jas mewah miliknya. Justin yang mengetahui itu, segera menggenggam jemari wanitanya itu. Berusaha menenangkan Roxie.

Summer LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang