Chapter 10

6.6K 657 18
                                    

Jangan lupa vote ya..komen dan kritiknya selalu ditunggu. Maaf bila masih banyak typo dan feel yang kurang ngena di hati para pembaca. Happy reading 😊😊
*****

Entah ada angin apa yang membuat Rafael berada di tempat ini lagi. Selepas pertemuan dengan seorang klien di sebuah kafe yang berada tak jauh dari lokasi sekolah Roselyn, membuat Rafael memutuskan untuk menjemput gadis itu.

Sebuah pesan singkat ia kirimkan agar Roselyn tahu bahwa Rafael saat ini menunggunya.

Setelah setengah jam menunggu Rafael mendengar bel sekolah berbunyi dan tak lama hiruk pikuk ratusan murid yang keluar dari gerbang sekolah melewati mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.

Mata hazel itu mengawasi dari dalam mobil,satu demi satu siswi yang lewat. Akhirnya mata nya menangkap sosok Roselyn yang baru saja keluar dari gerbang sekolah dan melambaikan tangan ke arah seorang siswa yang tadi berjalan bersama dan berpisah karena berbeda arah.

Hati Rafael kesal melihatnya. Apa cowok itu pacar Roselyn? Hati Rafael berdoa semoga saja bukan. Bagaimanapun Rafael adalah yang pertama bagi Roselyn dan saat ini Rafael tanpa sadar menginginkan dirinya hanya satu-satunya untuk Roselyn.

Entah mengapa memikirkan ia bisa menjadi yang pertama bagi seseorang membuat hati Rafael menghangat. Ada perasaan asing yang menyenangkan yang menelusup lembut pada jiwanya saat ini.

Rafael bergegas keluar dari mobil dan menghampiri Roselyn yang mulai berjalan perlahan meninggalkan gerbang. Seragam sekolah yang dikenakan Roselyn membuatnya meringis karena teringat istilah Lolita yang diberikan teman-temannya untuk gadis ini.

"Rose.." panggil Rafael lembut namun tetap saja gadis di hadapannya ini terkejut dan mendongak menatapnya.

Gadis ini sungguh mungil ternyata. Puncak kepalanya hanya sebatas setengah dada Rafael. Roselyn nampak terdiam dan mengerjap-kerjapkan matanya. Seakan-akan ia sedang memastikan bahwa orang yang berdiri di hadapannya ini nyata. Sesaat kemudian wajah gadis itu merona menggemaskan di mata Rafael.

"Apa yang kamu pikirkan, chiquita? Kenapa tiba-tiba kamu merona seperti itu? Mengingat tubuhku di malam itu, heh?" goda Rafael yang makin membuat wajah gadis itu makin memerah.

"Dasar mesum. Ada apa anda kemari?" tanya Roselyn lalu berdeham untuk menetralkan suaranya yang tiba-tiba tercekat karena gugup.

"Ck..anda..anda..kalau ditelpon biasanya aku-kamu." gerutu Rafael setengah merajuk membuat Roselyn tersenyum.
"Bukankah aku sudah mengirimkan sms padamu kalau aku menjemputmu.?"

"Oh,ya..? Maaf hapeku lowbatt jadi kumatikan tadi." jawab Roselyn mengikuti langkah Rafael menuju mobil yang terparkir.

Beberapa siswi yang melewati mereka nampak mencuri-curi pandang ke arah Rafael yang memang nampak mencolok dengan semua kelebihan yang ia miliki. Bahkan Roselyn yang berada di sisi lelaki ini sekuat tenaga meredam debaran jantungnya yang menggila.

Bagi Roselyn, lelaki ini serupa malaikat. Mungkin juga bagi wanita-wanita lain yang berada di sekitar Rafael. Meskipun ia menjalani kehidupan dewasanya dengan bebas namun di mata Roselyn, Rafael tetaplah malaikat penyelamatnya.

Rafael bertubuh tegap setinggi 190an. Jelas ia blasteran dari nama yang sempat Roselyn baca dari kartu nama lengkap yang diberikan lelaki itu saat malam itu. Juga dari hidung yang mancungnya melebihi rata-rata penduduk asli negara ini dan mata yang berwarna coklat keemasan sewarna madu yang selalu menatapnya dengan tajam namun ada kelembutan tiap kali berbicara dengan Roselyn. Rambut nya gelap tapi ada nuansa kecoklatan yang selalu tersisir rapi. Dan parfum beraroma cedarwood bercampur citrus yang menguarkan kemaskulinan maksimal terhidu dari tubuh yang saat ini terbalut jas yang sangat pas di tubuh Rafael.

Lelaki ini nampak luar biasa tampan seperti saat mereka pertama dan terakhir kali bertemu minggu lalu. Roselyn masih mengingat jelas semua yang mereka lalui bersama malam itu. Bagaimana mata itu menatapnya dengan intens dan bibir yang tersenyum selalu membisikkan kata agar dirinya tenang saat penyatuan mereka. Dan bagaimana sensasi luar biasa yang ia rasakan saat mereka berdua meraih puncak kenikmatan. Perasaan penuh dan semburan hangat itu bahkan seakan masih bisa dirasakan oleh Roselyn.

"Aku selalu penasaran bagaimana wajahmu bisa tiba-tiba merona seperti itu. Jangan bilang kalau kamu memikirkan aku atau apapun yang kita lakukan malam itu. Kalau tidak, aku tak bisa menjamin aku bisa menahan hasratku saat ini juga.." celetuk Rafael yang membuat Roselyn menunduk sambil menggigit bibirnya. Mereka berdua sudah duduk di dalam mobil dan bersiap pergi.

Roselyn masih terdiam sambil terus menggigiti bibir bawahnya dan sesekali melirik Rafael yang berkutat memasang sabuk pengaman. Setelah itu Rafael memandangi dirinya. Roselyn makin tak bisa mengendalikan debar jantungnya saat tubuh Rafael bergerak mendekatinya. Tangan besarnya terulur meraih tali seatbelt di samping kepala Roselyn. Setelah terpasang Rafael tak juga kembali ke posisinya. Jemari Rafael kembali terulur dan membebaskan bibir bawah Roselyn lalu tanpa Roselyn sadari wajah mereka bertemu dan Rafael mengecup lembut bibirnya.

"Berhenti menyiksa bibirmu sendiri seperti itu. Karena itu juga sangat menyiksaku.." bisik Rafael sebelum menjauhkan dirinya dari Roselyn dan mulai menjalankan mobilnya.

Roselyn berhasil bernafas kembali setelah beberapa saat tadi ia merasa lupa cara menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Roselyn memandang Rafael yang nampaknya tak menyadari efek yang dia timbulkan dari perlakuannya tadi bagi Roselyn.

"Sebaiknya aku langsung pulang, Raf. Aku takut terlambat kerja." ucap Roselyn membuat Rafael menoleh.

"Sayangnya aku lapar sekali, Rose.. Temani aku makan siang dulu, ya. Kamu juga pasti belum makan kan?" balas Rafael yang tak lama memasuki sebuah restoran mewah yang seumur hidup Roselyn tak pernah berani membayangkan akan masuk sebagai pengunjung.

"Tapi.."

"Nanti aku yang akan bantu ngomong sama bos, kamu. Siapa namanya? Maxim? Dan aku bakal ganti penghasilanmu satu hari ini sebagai bayaran kamu sudah mau menemaniku makan siang. Nanti kamu juga bisa berbelanja kalau kamu mau. Asal kamu mau menemaniku seharian ini." potong Rafael yang dibalas dengusan dari Roselyn.

"Kamu yang bilang kalau aku nggak pantas melakukan semua hal itu demi uang. Tapi kamu sendiri masih menganggapku seperti pelacur. Selalu memberiku uang karena sudah menemanimu bersenang-senang." cetus Roselyn.

Rafael terdiam sejenak. "Maaf, aku terbiasa ditemani oleh perempuan yang hanya mencari keuntungan dariku. Setiap kali mereka mendapat kesempatan menemaniku mereka tak pernah menyia-yiakannya.."

"Tapi aku bukan wanita seperti itu.." potong Roselyn. Terdiam sejenak lalu menelan ludah untuk membasahi tenghorokannya dan mengembalikan suaranya yang tercekat.
"Aku bukan wanita seperti itu dan mungkin aku akan menjadi wanita yang seperti itu andai saja bukan kamu yang harus aku layani malam itu. Bagaimanapun keadaanku saat ini aku sangat berterima kasih padamu." lanjut Roselyn.

Rafael tertegun memandang gadis yang kini menunduk di hadapannya saat ini. Rafael sadar Roselyn gadis baik-baik. Hanya saja ia terdesak keadaan hingga mengorbankan kehormatannya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Terbiasa ditemani wanita yang silih berganti yang mendekatinya demi uang, membuat Rafael merasa semua wanita sama. Senang dilimpahi dengan uang dan kemewahan hingga apa pun akan dilakukan. Namun semua pandangan itu berubah sejak ia mengenal Roselyn.

Gadis ini terlihat tegar di mata Rafael. Namun Rafael tahu Roselyn butuh seseorang untuk bersandar. Rafael bisa saja menawarkan itu untuknya. Namun Rafael baru mengenal gadis ini. Lagipula ia telah berjanji untuk menikahi seorang gadis hanya karena cinta atau bila Roselyn hamil karena hubungan satu malam tempo hari. Bila gadis ini tidak hamil dan Rafael belum jatuh cinta padanya, mereka akan melanjutkan hidup masing-masing tanpa saling bertautan lagi.

Semoga Roselyn bisa menemukan lelaki yang bisa melindungi dia dari kerasnya kehidupan ini pada akhirnya. Meskipun itu bukan dari Rafael.

*****

Nyuri2 waktu buat pegang hape..maaf bila ada komen yg belum kebales.. Makasih banyak juga sama yg masih bertahan dengan cerita absurd ini..hihihi..

Makasssiiihhh buanyaaakk..
😘😘😘😘
🍪cookie🍪

Bjn,8/11/17
20.15

Dalam Dekapan Sang MalaikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang