Last Chapter

14.5K 820 43
                                    

Final chapter..typo bertebaran, mohon dicolek..maaf buat scene yang kurang ngena di hati. Putar video lagunya di atas..Semoga menghibur
Happy Reading 😊😊
****

Rafael tengah menciumi Michael dan mengajaknya bercanda, tak menghiraukan hiruk pikuk di sekelilingnya. Suara mami nampak dominan di antara riuhnya suara yang ada di sana.

"Rafaaaaelll... Berikan Michael pada Daddymu, kamu nggak kasihan lihat Daddymu pasang wajah itu dari sejam lalu?" teriak maminya. Beberapa orang yang tengah mendekorasi ruangan nampak ikut tersenyum mendengarnya.

Rafael menoleh ke tempat Daddynya duduk. Sedari tadi memang Daddy memintanya untuk memberinya kesempatan menggendong Michael. Tapi Rafael seolah tak mendengar. Dirinya tengah merajuk pada orang tuanya. Karena Daddy dan mami ternyata telah lebih dahulu menemukan Roselyn dan Michael tanpa memberitahukan padanya.

Wajah daddy nampak memelas sambil terus memandangi wajah cucunya. Michael juga masih terus berceloteh riang. Seakan tahu bahwa ia tengah berada di tengah orang-orang yang sangat memujanya.

Rafael mendengus sebelum menyerahkan Michael ke pelukan Daddy setelah mencium pipi bulat putranya itu.

"Ikut Kakek dulu, ya sayang. Papa mau cari Bunda kamu.." bujuk Rafael saat bayi itu masih mencengkeram erat kaos Rafael saat akan diturunkan ke arah Kakeknya.

Michael menoleh dan seketika langsung mengulurkan tangannya ke arah Daddy Rafael.

Rafael melewati dengan hati-hati beberapa orang WO yang tengah menghias rumah besar. Dirinya menuju dapur, dimana Roselyn terakhir kali terlihat. Namun calon istrinya itu tak ada di sana. Rafael berbalik menuju kamar tamu tempat Roselyn menginap bila sedang di rumah besar. Kosong.

Rafael setengah berlari mencari di seluruh penjuru rumah. Halaman belakang, kolam renang, teras bahkan gudang. Roselyn tak nampak di manapun.

"Maa..,Mami.." panggil Rafael dengan suara panik, membuat Mami dan Daddy yang tengah bercanda dengan Michael menoleh.

"Mami lihat Roselyn?" tanya Rafael panik.

Mami berdiri dengan panik pula, "Mami tidak lihat, Raf. Sudah kamu cari di belakang?"

"Sudah, Mam..Raf sudah keliling, tapi dia nggak ada di manapun." terang Rafael dengan nada gusar.

"Kamu ada salah ngomong lagi sama dia?" tanya Mami menyelidik.

"Kok Mami tanya nya gitu?" sahut Rafael.

"Siapa tau, mulut kamu tuh. Kalo ngomong suka seenaknya. Dulu Roselyn pergi juga karena omongan kamu.." cetus mami.

"Omongan Raf yang mana?"

"Ya Tuhan, jadi kamu belum minta maaf kesalahanmu sampai membuat Roselyn pergi dulu. Padahal dia tengah hamil sampai melahirkan Michael saat itu. Mami saja yang hamil dan melahiran kamu dalam keadaan nyaman dan berkecukupan saja rasanya berat apalagi gadis semuda dia dengan keadaannya selama ini." seru Mami kesal.

Daddy Rafael yang tengah menggendong Michael hanya memandangi mereka tanpa ikut menyahut.

"Raf masih belum mengerti apa maksud Mami. Tapi sekarang Raf khawatir dimana Roselyn berada saat ini. Pernikahan tinggal 3 hari lagi. Raf nggak mau kucing-kucingan macam dulu." keluh Rafael.

"Kamu pernah kan ngomong sama daddy mu kalau Roselyn itu seorang jalang, yang hanya akan kamu nikahi bila dia hamil saja. Tanpa cinta, padahal dia sangat mencintai kamu.." jelas Mami.

"Dia bukan jalang, Mam. Raf sangat mencintai... Ohh Shiit.." umpat Rafael setelah menyadari sesuatu.

"Jadi itu yang bikin dia pergi dulu? Dia dengar pembicaraan Raf dengan Daddy waktu di rumah sakit waktu itu? Ya Tuhan, saat itu Raf masih belum sadar kalau Raf jatuh cinta sama dia. Tapi mulai hari itu juga Raf sudah seperti orang gila mencarinya di rumah dan kafe tempat dia bekerja dulu." ungkap Rafael.

Dalam Dekapan Sang MalaikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang