Chapter 11

6.3K 701 21
                                    

Mulmednya lagu favoritku..suka banget sama si Hailee..entah nyambung atau nggak ama cerita ini..semoga menghibur
Masih banyak typo dan maaf kalo ada feel yg kurang pas di hati..Happy reading..😊😊
***
Roselyn menelusuri buku menu yang bertuliskan nama menu, rincian menu dan pasti harga dari menu tersebut. Sekuat tenaga Roselyn menahan lidahnya untuk tidak berkomentar betapa mahalnya seporsi makanan yang akan mereka nikmati sekali santap saat ini. Apalagi Rafael tadi sudah memberinya peringatan agar tidak mengindahkan deretan angka itu.

"Kamu makan apa, Rose?" tanya Rafael yang telah menutup buku menunya.

Roselyn akhirnya menyerah dengan buku menunya karena tak tahu apa yang harus ia makan. Melihat daftar harganya saja membuat nafsu makan Roselyn menguap. Apalagi beberapa gambar menu tadi memberinya gambaran seporsi makanan itu mungkin tidak cukup mengenyangkan perutnya meskipun harganya menguras kantong. Roselyn lebih berselera menikmati semangkok mie instan lengkap dengan telor dan irisan cabe juga sawi hijau yang segar. Murah, nikmat dan mengenyangkan.

"Aku ikut kamu aja, Raf. Aku nggak tau mana yang enak." jawab Roselyn yang dibalas kekehan geli dari Rafael.

Setelah memesan 2 porsi makanan dan minuman untuk mereka berdua, Rafael sibuk menjawab sebuah panggilan telfon yang nampaknya dari kantor. Roselyn yang tak tahu harus apa mengedarkan pandangan untuk melihat-lihat suasana resto.

Rafael menutup telfonnya tepat saat seorang wanita setengah baya berpenampilan elegan mendekati meja mereka.

Wanita ini berusia sekitar 40-50an. Penampilannya jelas menunjukkan bahwa beliau orang kaya. Roselyn terus terang merasa minder dengan penampilannya sekarang. Wanita ini elegan dan rapi. Sedangkan Roselyn mungkin saja nampak lusuh karena masih memakai seragam sekolahnya yang sudah dipakainya seharian.

"Raf..? Kamu di sini juga?" wanita itu nampak meyakinkan dirinya saat memanggil Rafael.

Rafael yang sedang mengetik sesuatu di ponselnya terkejut.
" Lho, Mam..? Mami ngapain di sini?"

"Tadi mami arisan bareng teman-teman mami." Mami nampak menatap Roselyn yang kini menunduk gelisah di kursinya.

Gadis ini bukan putri salah satu kenalan keluarga mereka. Juga penampilannya sangat berbeda dari semua wanita kenalan anaknya. Tak ada dandanan dan masih berseragam sekolah. Hati mami bertanya-tanya ada hubungan apa putranya dengan gadis ini.

"Ini siapa, Raf. Manis banget..?" Roselyn nampak makin salah tingkah.

"Oh dia Roselyn, Mam.. Chiquita, kenalin. Ini mami ku." Rafael mengenalkan mereka berdua.

Mami memperhatikan juga sapaan yang dipakai putranya untuk gadis ini. Nada bicara Rafael yang terlalu antusias juga tak luput dari perhatian mami. Meski harus mempertanyakan bagaimana bisa seorang Rafael yang terbiasa ditemani gadis-gadis dewasa yang "berpengalaman" bisa berhubungan dengan gadis manis yang masih nampak polos dan jelas masih bersekolah ini.

Roselyn berdiri dan mengulurkan tangannya yang langsung disambut sang Mami. Genggaman tangan mami sangat erat tapi juga lembut. Roselyn yang tak tahu harus mengatakan apa hanya menyebutkan namanya dengan sopan.

"Saya Mami nya Rafael. Kamu pacarnya, Rafael?"

"Engg..bukan, Tante..saya cuma kenalan nya Rafael saja" jawab Roselyn bingung harus menjawab apa. Masa ia harus menjawab bahwa dia bakal calon istri Rafael bila ia ternyata hamil nantinya gara-gara hubungan satu malam mereka? Bisa jantungan maminya Rafael.

"Apaan, sih mami.." sahut Rafael.
"Dia Roselyn, mam. Dia memang bukan pacar, Raf. Tapi kalo nasibnya kurang beruntung dia saat ini mungkin sedang hamil anak, Raf. Kalo dia beneran hamil, mungkin dia bisa jadi menantunya mami," tambah Rafael dengan santai.

Dalam Dekapan Sang MalaikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang