Chapter 15

6.7K 699 42
                                    

Happy reading.. Jangan lupa Vote dan Koment nya yaa.. Maaf typo dan feel yg kurang ngena di hati kalian semua.
Happy reading 😊😊
****

Sampai kapan kamu tak mau menemui Rafael, Rose..?" tanya Raul yang pagi itu bertemu Roselyn di lorong belakang klub saat akan pulang.

Dengan perut yang sudah keliatan menonjol di balik kemeja seragam petugas kebersihan klub, Roselyn yang hendak masuk ke klub hanya terdiam mendengar pertanyaan Raul.

"Rafael nampaknya sangat ingin bertemu denganmu. Ini sudah hampir 6 bulan kehamilanmu. Sebentar lagi kamu akan melahirkan. Kamu butuh Rafael untuk menemanimu melahirkan." imbuh Raul lalu menguap sebelum meninggalkan Roselyn yang masih termangu memikirkan ucapan Raul.

Roselyn memandang Raul yang berjalan pulang untuk tidur setelah semalaman bekerja.

Rafael mulai jarang ke klub. Kalaupun dia ke klub pria itu hanya duduk diam sambil minum. Kalau tidak sampai mabuk dia akan keluar membawa gadis klub. Namun dari gosip yang beredar di kalangan para gadis klub yang tinggal di mess, Rafael tidak pernah sampai berhubungan badan dengan mereka. Seringnya mereka hanya menemani Rafael meneruskan minumnya di hotel. Entah benar atau tidak, Roselyn yang tak pernah bisa akrab dengan para hostess hanya mendengar sambil lalu. Lagipula ia tak ingin mereka mengenali dirinya dan akan membocorkan keberadaannya kepada Rafael kalau-kalau lelaki itu tak sengaja menyebut namanya.

Bergegas masuk ke dalam klub Roselyn melakukan tugasnya sambil sesekali meringis bila janinnya juga ikut bergerak di dalam perutnya. Janinnya selalu bergerak tiap kali Roselyn melamunkan tentang Rafael. Terkadang ia membayangkan betapa bahagianya bila Rafael ada bersamanya ikut mengelus perutnya dan merasakan tendangan si kecil dari dalam lalu mencium perutnya itu penuh sayang. Seperti para suami ibu-ibu hamil lainnya yang Roselyn jumpai saat mengantre di ruang tunggu dokter kandungan tiap kali ia kontrol.
*****

"Udah ada kabar dari Roselyn, Raf?"

Tanya Mami yang menikmati makan malam bersama suami dan putranya yang kebetulan pulang bersama daddynya. Gelengan kepala dan wajah masam Rafael juga kode dari daddy agar tak lagi bertanya kepada putranya itu, membuat mami kembali terdiam dan meneruskan makannya.

Rafael mendengus dan meraih air minumnya. Selera makannya langsung menguap. 5 bulan lebih ia seperti hidup selibat. Emosinya gampang terpancing karenanya. Tak ada yang bisa ia lakukan untuk mengatasinya. Berkali-kali ia nekat membawa gadis Raul yang memang diniatkan untuk menyalurkan hasratnya. Hanya sampai dengan cumbuan ia berhasil mengenyahkan kegalauannya. Namun saat akan menyatukan tubuh mereka, ia merasa ada yang salah. Tubuh yang ia rasakan tak seperti yang ia ingin nikmati. Hingga Rafael tak berhasil menuntaskan hasratnya.

Pertama kalinya Rafael merasakan hidup seperti ini. Hatinya terkadang ingin tertawa menertawakan kekonyolannya. Seorang gadis mampu memporak porandakan hidup bebas Rafael. Dan sialnya gadis itu menghilang tanpa bisa dimintai pertanggungjawabannya akan kekacauan yang ia buat pada hidup Rafael.

****

"Apa ini?" Rafael mendongak ke arah Raul yang menyodorkan sebuah surat ke arahnya.

"Buka saja" perintah Raul. Rafael segera meraih amplop tanpa identitas itu dan melihat sejumlah uang dan selembar kertas.

Dibukanya lipatan kertas yang ternyata sebuah surat, dari Roselyn.

Dear Rafael.
Maaf bila aku mengganggu. Aku ingin mengganti semua uang yang sudah kamu keluarkan untukku. Untuk menyelamatkan hidupku. Tapi aku tidak bisa langsung membayar lunas. Aku akan mengangsurnya tiap bulan. Bila tiap bulan aku sanggup membayar sejumlah ini menurut perhitunganku satu tahun tepat aku baru bisa membayar semua hutangku padamu dengan total yang sudah diberitahukan Tuan Raul padaku. Terima kasih Rafael.
Salam Roselyn

Dalam Dekapan Sang MalaikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang