Seperti yg sempat aq bilang Mungkin ada beberapa part yang gak sama dgn oneshoot. Semoga tetap suka ya.. Happy reading..😊
****Mami memasuki apartemen Rafael pagi itu dengan perasaan khawatir. Suaminya sering bercerita bagaimana keadaan Rafael akhir-akhir ini selama di kantor. Putranya itu semakin gila kerja dan terlihat berantakan. Meski sesekali putranya itu pulang ke rumah besar, namun kunjungan singkat itu tidak pernah bisa memberi kesempatan mami untuk mengatakan apapun. Rafael hanya datang untuk menitipkan amplop berisi uang yang ia dapatkan dari Roselyn atau sekedar ingin makan siang masakan maminya. Dia datang dengan wajah ceria seperti biasa, meskipun mata putranya itu terlihat mendung. Dan setiap kali mami mulai menyinggung keadaannya, Rafael langsung berkilah dan bergegas pamit dengan alasan sudah janjian dengan teman-temannya di suatu tempat.
Akhir pekan pagi-pagi sekali Mami memutuskan untuk mendatangi putranya ke kediamannya agar tak ada celah yang membuat Rafael menghindarinya. Beruntung password yang dulu diberikan putranya itu masih belum diganti. Saat terakhir kali mami ke sini mendapati putranya itu mabuk berat dan terlihat sangat kacau beberapa bulan lalu. Setelah itu putranya itu yang selalu datang ke tempatnya dengan pura-pura bahagia.
Mami menghela nafas mendapati kediaman mewah Rafael seakan habis diterpa badai. Beberapa jas dan dasi nampak tergeletak begitu saja, seakan si pemakai melepaskannya sambil lalu. Dapur nya juga tak kalah mengenaskan. Bau minuman keras tercium menyengat. Botol-botol kosong dan setengah kosong tergeletak berantakan di sepanjang meja bar dan beberapa pecahan gelas di sela-sela kaki stool.
Mami berjalan hati-hati melewatinya dan meraih gagang telpon yang menempel di dinding pembatas dapur dan ruang tengah. Menelpon pihak maintenance gedung untuk menyediakan jasa cleaning servise secepatnya.
Setelah melakukan panggilan darurat tersebut Mami berjalan menuju kamar Rafael untuk membangunkan putranya itu. Setidaknya mami yakin putranya itu masih tidur dalam keadaan mabuk, karena tumpahan minuman di meja bar dapur tadi ada yang masih berupa basahan baru.
Benar saja seonggok manusia nampak tidur tertelungkup bertelanjang dada. Setidaknya kamarnya ini nampak lebih rapi dibanding di luar. Hanya beberapa baju kotor yang nampaknya tak berhasil masuk ke dalam keranjang di dekat pintu kamar mandi.
Setelah memastikan putranya masih bernapas mami kembali ke dapur untuk mengambil segelas air dingin dari kulkas dan membawanya ke kamar.
Dengan gemas mami menyiramkan air dingin itu ke kepala Rafael.
"WHAT THE.." maki Rafael yang tergeragap dari tidurnya akibat siraman air dingin dan langsung terdiam batal meneruskan makian setelah tahu siapa yang sudah lancang membangunkan dengan cara paling mami banget ini.
"Mamiiiiii... Apa-apaan, sih.. Memangnya Rafael masih anak-anak, mami masih saja pakai cara ini." gerutu Rafael sambil mengusapi kepala dan wajahnya yang basah kuyup. Pening dan pengar masih dirasakan sisa dari hangovernya.
"Dasar bujang lapuk..baru patah hati sekali aja sudah kayak gini. Pakai mau ngumpatin mami lagi. Sana mandi, habis ini sarapan lalu anter mami ke supermarket. Kulkas kok isinya air sama es batu doang." omel maminya dengan memasang wajah garang.
Mencoba menarik kaki Rafael yang mencoba berbaring kembali.Mau tak mau Rafael beranjak menuju kamar mandi sebelum maminya menuang sebaskom es batu kepadanya. Dan Rafael berani menjamin itu yang akan terjadi bila tidak segera menyelamatkan diri ke kamar mandi. Karena mami sudah mulai beranjak keluar kamarnya dan menggerutu soal es batu yang terlalu banyak di freezernya. Es batu yang sengaja disimpan oleh Rafael untuk minumannya.
Rafael memandangi wajahnya di cermin wastafel. Ini bukan Rafael yang selama ini terlihat di cermin. Rambutnya yang acak-acakan karena belum tersisir nampak lebih panjang daripada biasanya. Cambang yang dulu rutin selalu ia cukur setiap hari nampak sudah seperti semak belukar. Wajahnya juga nampak kusam karena terlalu sering mabuk dan bekerja tanpa kenal waktu.
![](https://img.wattpad.com/cover/103530632-288-k424751.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Dekapan Sang Malaikat
RomanceRoselyn tak pernah menyangka dirinya harus mencicipi kelamnya dunia yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Menjual tubuhnya pada laki-laki asing terpaksa ia lakukan karena tuntutan kebutuhan saat tak ada lagi tempatnya bersandar. Nasib pula yang m...