#SudutPandang

15 1 0
                                    

"Kok kamu nyebelin sih!"
Sosok yang di depanku yang awalnya fokus pada laptopnya lantas mendongak sehingga kedua bola mata kami bertemu tanpa segan.
"Ada apa?" Ucapnya datar.

"Kok bisa sih kamu kemarin tau aku pas di pasar malam?" Aku melontarkan pertanyaan yang menganggu diriku. Pasalnya, kamu selalu tau aku ada dimanapun.

Sebentar, akan aku beri contoh. Misalkan saja kita janjian untuk bertemu dan aku berkeliling mencarimu dan tanpa kusadari bahwa ternyata kamu mengikutiku dari belakang. Atau ada kejadian lagi dimana aku mencarimu di perpustakaan dan tak kunjung menemukanmu dan setelah kamu yang mencariku alhasil hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit.

Aneh kan?

"Nggak aneh kok sebenarnya." Kamu menjawab pertanyaan di otakku, seolah-olah bisa membaca pikiranku.
"Tapi kok bisa?"
"Misal kalo kamu jalan-jalan, apa aja yang kamu lihat pertama kali?"
"Hah maksudnya?" Aku tak mengerti apa yang kamu maksudkan.

"Punya kertas?" Tanyamu
Spontan aku langsung membuka loose leaf ku dan menyerahkan kertas padamu. Bersamaan itu pula kamu meraih pulpen yang baru saja aku gunakan.

Di kertas itu kamu menggambar beberapa gambar sticky man, lalu menggambar pohon ala gambar anak SD dan beberapa kotak-kotak yang aku tak tahu apa maksudnya "Gini, anggap ini keadaan pas pasar malam kemarin dan pastinya banyak kerumunan orang kan. Nah apa yang akan menarik perhatianmu pertama kali?"

Aku mencerna kata-katamu dengan membayangkan situasi di pasar malam yang kemarin aku kunjungi, "Tentu saja suatu hal yang aku suka, misal aku suka kaus kaki aku akan melihat kaus kaki, atau misal aku suka lampu kerlip, maka aku akan lihat lampu kerlip."

"Hmm..." Kamu menggumam pelan setelah mendengar jawabanku, "berarti kita berbeda tipe."
"Maksudnya?"
"Kalo aku, aku cenderung melihat orang-orang di sekitarku dan melakukan analisis."
"Analisis gimana?"
"Gini, aku mencoba menebak orang-orang itu jurusan mana aja."
Aku mengrenyit keheranan, "Emang bisa kayak gitu?"
"Bentar aku jelaskan," kamu kembali mencoret-coret kertas, "Biasanya kalau anak FTI itu pasti rambutnya godrong, atau kalo cowok botak biasanya mahasiswa baru."
"Aaah, iya bener juga ya."

Kamu melanjutkan lagi, "Terus kalau misal perempuan yang berbaju syari itu kadang dari jurusanmu atau jurusanku, tapi aku kadang masih susah membedakannya."
"Eh iya ta?" Aku mencoba membandingkan perempuan di jurusanmu sama jurusanku.

"Terus kenapa coba kamu analisis kayak gitu?" Tanyaku selanjutnya.
"Ya gapapa, suka aja. Sama kasusnya kayak kamu suka lihat sesuatu yang kamu suka."
Mendengar jawabannya, aku hanya manggut-manggut patuh.

"Nah sama hal nya dengan sebuah masalah." Kamu membuat lingkaran besar dengan dibubuhi cabang-cabang seperti gambar matahari zaman SD.

Memang skil menggambarmu itu sekelas anak SD ya? wkwk
Oke lupakan. Back to the topic.

"Masalah apa?" Tanyaku
"Anggap lingkaran ini suatu permasalahannya ya. Nah garis-garis ini adalah sudut pandang dari masing-masing orang yang pastinya beda. Sama seperti cara pandang kita yang beda"

Aku berfikir sejenak, "Iya benar juga sih. Terus kalau berbeda kita harus gimana?"
"Gapapa biarkan aja. Tetap yakini apa yang menurutmu benar dan kita cukup menghargai pendapat orang lain. Karena memang dasarnya setiap manusia itu beda-beda. we're different. Tetapi jangan segan juga mengakui kesalahan." Jawabmu secara lugas dan aku sepakat atas argumenmu.

Ah, sepertinya aku melupakan sesuatu.

"By the way yah. Pertanyaanku belum terjawab. Kenapa kamu bisa menemukanku di pasar malam...ah tidak. Bagaimana kamu bisa menemukanku di semua tempat sementara aku nggak bisa seperti kamu?" Duh pertanyaanku panjang amat.

"Gapapa kamu tetep diem, biar aku aja yang menemukan kamu."
Kata-katamu membuatku terpekur.

Kamu melanjutkan lagi, "bukannya pertemuan awal kita itu aku dulu yang nemuin kamu kan? Biarkan aja kayak gitu, aku nggak keberatan."

Iya benar, bahkan ketika kita pertama bertemu pun, kamu yang menemukan aku.

"Hmm, yasudahlah." Ujarku cuek, tetapi diam-diam aku tersenyum.
Senyum amat samar.

#AkudanKamu
#juststory

FluffyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang