Kemarin sekitar pukul 8 malam, line ku berdering tanda panggilan masuk.
Terpampang namamu.
Tanpa pikir panjang ku pencet tombol hijau, "Assalamualaikum. Halo?"
"Waalaikumsalam. Happy eid mubarak 1439 hijriyah ya."
Aku tertawa sejenak. Rupanya kamu repot-repot menelpon untuk mengucapiku hari raya idul fitri. Memang wajar, soalnya kita berbeda kota domisili dan tidak akan bertemu selama hari raya idul fitri.
"Iya, happy eid mubarak too. Maaf ya kalau aku sering ngerepotin kamu, rewel ke kamu, tukang ngomel-ngomel-" Jawabku sambil mengingat-ingat apa kesalahan yang aku perbuat ke kamu. Aku yang selalu seenaknya sendiri sementara kamu selalu sabar menghadapi aku yang seperti ini.
"-dan semua kesalahan yang ku sengaja atau nggak, maafin semua ya. Maafin banget." Lanjutku
"Iya, sama aku juga. Maaf kalau aku sering keras ke kamu."
Wow rupanya dia sadar akan sikapnya itu.
"Iya, sama-sama."
Kamu terdiam.
Bagitu juga aku.Karena tak kunjung terdengar suaramu di speaker ponselku, aku mencari topik yang dibicarakan. "Kamu tahu siapa sosok yang selalu memaafkan kesalahan kita tanpa kita memohon sekalipun?"
"Allah?" Jawabmu singkat.
"Allah itu pencipta kita. Bukan sosok manusia yang aku maksudkan." Jelasku.
"Terus siapa maksudmu?"
"Orang tua kita."Kamu terdiam, nampaknya menunggu penjelasan dariku.
"Saat hari dimana kita manusia terlahir suci kembali, hendaknya memohon maaf kepada sesamanya. Dan pastinya orang tua kita selalu tulus memaafkan kita."
Kamu terdiam, seksama mendengarku. "Makanya, aku salalu merasa awkward ketika meminta maaf ke orang tuaku sendiri. Aneh kan ya, padahal orang tua kita selalu memaafkan kita."
"Karena kita sadar terlalu banyak salah ke mereka." Jawabmu dengan lugas.
Aku mendesah berat, "Kamu benar."
"Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan kita dan akibat terlalu nyaman karena dekat, kita justru sering berbuat salah ke mereka." Kamu menguatkan pendapatku dengan alasan yang jelas, seperti biasanya.
"Bukankah lebih baik kalau kita meminta maaf ke orang terdekat kita lebih dahulu kan?" Tanyaku.
Kamu terdiam sejenak, "Masuk akal."
Tanpa sadar aku mengangguk sambil tersenyum karena kita memiliki pendapat yang sama.
"Aku tutup, wassalamualaikum."
"Walaikumsalam."Dan komunikasi di antara kami terputus.
***
Paginya sehabis sholat ied, kulihat lagi namamu terpampang di ponselku. Tanda panggilan masuk.
Pikiranku berspekulasi, ada apa gerangan kamu menelponku lagi? "Assalamualaikum, ada apa?"
"Waalaikumsalam. Happy eid mubarak 1439 hijriyah."
"Bukanya kemarin malam udah?" Tanyaku keheranan.
"Harusnya aku minta maaf ke orang tuaku dulu. Baru minta maaf ke kamu."
Jawabanmu membuatku tertawa keheranan.
Aku baru tahu kalau kamu bisa semenggemaskan ini.***
Selamat Hari Eid Mubarak 1439 H.
Mohon maaf jika penulis punya salah-salah baik yang di sengaja maupun tidak. 😂😂😂#AkudanKamu
#JustStory
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy
Short StoryAnggap saja aku dan kamu merupakan ketidaksengajaan yang diciptakan Allah untuk saling bertemu, berinteraksi, dan memahami arti rasa dengan akhir kisah yang entah tak kita ketahui seperti apa wujud dari masa depan. "Nikmati aja prosesnya, urusan mas...