Aku tidak bisa memahami bagaimana cara berfikir orang yang tidak suka bermain sosial media.
Aku adalah tipe manusia yang lebih sering berinteraksi melalui sosial media. Aku menggunakan Line dan Whatsapp sebagai media chatting. Jika aku butuh hiburan, biasanya aku buka Youtube, Twitter atau Instagram. Aku juga sering baca-baca Quora karena aku tertarik melihat seseorang mengalami masalah dan akhirnya bisa mengatasi masalah tersebut. Terlebih akibat pandemi corona, intensitas penggunaan sosial media ku meningkat 200% dari biasanya.
Dan ada seseorang yang mengaku padaku kalau dia tidak melakukannya karena malas.
MALAS.
Perlu dicapslock. Diberi tanda titik di belakangnya.
Iya, itu kamu.
"Ya malas aja. Buat apa kebanyakan main sosmed." Suaramu terdengar melalui speaker ponselku. "Paling kalau lagi suntuk buka Youtube aja udah cukup."
Iya iyaa, dunia mayamu berkutat pada Youtube dan game saja.
"Kamu enggak pernah buka Whatsapp atau Line ya? Buat chattingan gitu?" Tanyaku
"Biasanya kalau diskusi tentang kerjaan atau ngehubungi keluarga baru deh dipakai." Jawabmu dengan lugas.
"Enggak punya niat chattingan untuk seneng-seneng gitu? Menjalin relasi? Membahas sesuatu hal?" Tanyaku lagi.
"Ya buat apa. Mending tidur." Mendengar jawaban versi idealismu membuatku memutar mata dengan malas. Percuma berdebat denganmu yang memiliki kadar introvert 90% dan berkebalikan denganku yang 70% extrovert.
"Yayayyaa terserah." Jawabku malas. "Ini corona kapan selesainya ya. Aku bosan di rumah terus engga kemana-mana." Omelku sambil mengalihkan pembicaraan. Posisi ku saat ini ada di rumah. Kuliahku diganti dengan pembelajaran online dan kamu masih disana berkutat dengan pekerjaanmu.
"Hmmm, yang sabar. Lakukan apa yang dihimbaukan oleh pemerintah. Berdoa saja yang terbaik untuk Indonesia." Jawabmu menenangkan.
"Aamiin, semoga cepat berlalu. Engga enak terkarantina begini." kataku.
"Iya nggak enak, apalagi nggak bisa ketemu kamu."
Aku menajamkan pendengaranku, "Nggak bisa ketemu aku? Kangen sama aku?"
Nggak salah nih?
"Yaiyalah, siapa lagi." Jawabmu.
"Lah emang karena corona jadi harus sosial distancing kan. Semuanya jadi dialihkan ke online. Kan kangenmu bisa tersalurkan melalui sosial media. Terus kenapa nggak pernah chat aku atau telfon aku coba?" Tanyaku dengan nada retorik.
Sumpah aku enggak paham jalan pikiran kamu.
"Ya nggak sama lah. Kalau chat sama telfon brarti interaksiku sama handphoneku. Bukan sama kamu."
Mungkin jika dianimasikan, dikepalaku saat ini ada titik-titik yang muncul lambat tanda otakku masih loading.
Emang ya. Kamu punya sisi yang unpredictable.
***
#SosialMedia
#AkudanKamu
#TrueStory
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy
Short StoryAnggap saja aku dan kamu merupakan ketidaksengajaan yang diciptakan Allah untuk saling bertemu, berinteraksi, dan memahami arti rasa dengan akhir kisah yang entah tak kita ketahui seperti apa wujud dari masa depan. "Nikmati aja prosesnya, urusan mas...