Mungkin dari kalian sudah mengerti apa yang akan aku ceritakan pada sore hari ini. Terlebih dengan respon kalian terlihat sangat antusias ketika aku menanyakan pertanyaan yang cukup unik di status sosial media beberapa waktu yang lalu. Bahkan kamu, seseorang yang tidak terduga ikut mengomentarinya.
"Perbedaan antara pacaran dan komitmen?" Ulangmu sekali lagi.
Aku benar benar tak menyangka akan membahas ini denganmu. Karena aku tahu dirimu adalah orang yang skeptis terhadap hubungan antara cewek dan cowok.
"Iya." Ucapku singkat sembari menatap mata teduhmu yang tidak beranjak dari minuman yang kamu pesan.
"Lalu sudah mendapatkan jawabannya?" Kelopak matamu bergerak untuk menatapku, sejenak aku jadi kikuk dibuatnya. Dan tak lama kemudian aku berusaha mengendalikan emosiku setenang mungkin.
"Aku kira kamu tidak akan mau membahas hal ini. Bahasannya terlalu sensitif kan?" Aku berterus terang saja, percuma juga berbohong padamu.
"Hahhahaa..." Tawamu terdengar sumbang di telingaku, "Enggak juga kok. Jadi bagaimana?" Dia menanyakan balik pertanyaannya.
"Yaaa banyak komentar. Ada yang berfikir kalau pacaran hanya untuk main-main sementara komitmen adalah sesuatu hal yang serius. Ada juga yang mengatakan bahwa pacaran sama dengan komitmen, jadi kalau pacaran itu tanda komitmen satu sama lain. Ada yang mengatakan bahwa komitmen itu awal hubungan untuk tahap perkenalan, sedangkan pacaran adalah hubungan yang sebenernya. Ada yang mengatakan pacaran itu terlalu kekanak-kanakan, makanya berkomitmen. Tapi ada juga yang bilang kalau komitmen itu tidak ada kejelasan status, sehingga lebih baik pacaran saja."
Aku pun melanjutkan dengan nada frustasi, "Jadi yang benar ini yang mana sih?"
"Jadi jawaban yang kamu butuhkan sebenarnya gimana?" Kamu mempermainkan sedotan minuman tadi dengan gerakan seduktif.
"Loh kok kamu malah tanya balik? Ya jawaban yang sebenar-benarnya dong."
"Benar di mata manusia atau benar di mata Allah?"
Deg.
Aku membisu. Tidak bisa menjawab pertanyaanmu.
"Karena manusia sering meyakini apa yang mereka benar, tapi belum tentu benar di mata Allah."
"Kenapa begitu?"
"Karena manusia terlalu egois untuk dirinya sendiri."
Aku termenung."Jadi bagaimana kalau kembali ke topik bahasan kita? Mengenai pacaran dan komitmen?" Pertanyaannya langsung ku jawab dengan anggukan mantap.
"Biar kita bisa menyamakan persepsi, coba kita cari di KBBI. " Jawabmu sembari mengeluarkan ponsel dari kantong jaketmu.
"Harus pakai KBBI kah?" Aku merasa lucu ketika menanyakan hal ini.
"Biar kita sama-sama tahu. Dan kalau ada pedoman tuh harus dipelajari dan diimplementasikan." Aku mengangguk-angguk tanda setuju.
"Oke, pacaran atau berpacaran menurut KBBI adalah bercintaan atau berkasih-kasihan. Sedangkan komitmen adalah perjanjian untuk melakukan sesuatu, termasuk kontrak dan bertanggung jawab." Kamu menjelaskannya sembari menunjukkan layar ponselmu padaku.
"Kok jadi ambigu ya arti komitmen disini?" Aku mengeluarkan apa yang aku pikirkan.
"Coba fokus ke arti pacaran menurut agama. Dan setauku tidak ada ayat atau hadist yang melarang berpacaran."
"Eeh? Tunggu iya sih tapi kan-"
"Karena pada zaman Rasulullah tidak ada istilah berpacaran. Tapi di ayat Al Quran sudah dijelaskan kalau manusia dilarang zina. Zina yang aku maksudkan itu meliputi zina mata, pikiran, sentuhan dan hati."
"Jadi pacaran boleh atau gimana?" Tanyaku
"Boleh lah, tapi gak boleh zina pokoknya."
"Emang ada pacaran, tapi tidak zina?"
"Hanya manusia itu sendiri dan Allah lah yang tahu, kita tidak boleh menghakimi tanpa ada bukti."
Ucapanmu selalu realistis sekali ya.
"Lalu bagaimana dengan komitmen?" Lanjutku.
"Ya balik ke KBBI itu, artinya komitmen kan janji atau kontrak kan. Contoh gampangnya, 'aku berkomitmen untuk Sholat Dhuha' atau 'aku berkomitmen untuk terus setia sama kamu' atau 'aku berkomitmen untuk tidak melakukan dosa' atau 'aku berkomitmen lebih kenal sama kamu'. Bukannya artinya komitmen disini sama seperti KBBI kan?" Jelasmu.
"Hmm, benar juga ya."
"Jadi intinya tergantung komitmennya kayak apa. Yang jelas kita harus bertanggung jawab dengan komitmen yang kita buat."
"Ahh, masuk akal sih." Aku mengangguk-angguk, "Jadi komitmen bisa dilakukan pada kondisi apapun kan?"
"Ya, bisa seperti itu. Jadi sudah jelas?"
Aku tersenyum sambil mengangguk.
"Tidak ada yang ditanyakan lagi?"
Aku menggeleng cepat.
"Sudah tahu harus memilih pacaran atau komitmen?"
Eh? Bilang apa tadi?
***
NB : rangkuman pertanyaan "kemarin".
Have a nice conclusion~#AkudanKamu
#JustStory
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy
Short StoryAnggap saja aku dan kamu merupakan ketidaksengajaan yang diciptakan Allah untuk saling bertemu, berinteraksi, dan memahami arti rasa dengan akhir kisah yang entah tak kita ketahui seperti apa wujud dari masa depan. "Nikmati aja prosesnya, urusan mas...