Junhoe merasa handphone nya bergetar pertanda ada telepon masuk.
Rose's Calling
Untuk apa anak kecil ini meneleponnya?
Pip
"Yeobseyo?"
"Oppa, bisa kau ke sini?"
"Kenapa? Kau sakit?" Tanya Junhoe khawatir.
"Tidak. Kesini saja! Ku tunggu."
"Tapi---ish!" Junhoe menatap kesal handphone nya yang menampilkan walpaper foto nya dan Rose. Pertanda bahwa yeoja yang selalu ia panggi Occhie telah memutuskan panggilan teleponnya.
Ah, walpaper itu dipasang oleh Junhoe karena Rose yang minta. (Karena paksaan tentunya). Junhoe yang acuh pun hanya menuruti kemauan dari adik sahabatnya itu.
Dengan langkah cepat ia mengambil kunci motornya dan mengemudikannya menuju rumah Hanbin.
***
Lisa memberhentikan mobilnya ketika dirasa jalan di depannya takkan muat untuk dimasuki mobil.
"Ck. Bahkan jalan ke rumahnya saja tidak bisa dimasuki mobil. Tapi, kenapa namja itu membawa mobil?" Gumamnya heran.
Lisa mengedarkan pandangannya. "Ah, itu mobilnya!" Serunya ketika melihat mobil putih Hanbin terparkir tak jauh dari mobilnya.
Ia kesini berniat untuk menemui Hanbin dan meminta maaf pada namja yang sudah ia tabrak itu. Untuk itu, ia meminta alamat Hanbin pada bagian administrasi di rumah sakit.
Lisa melangkahkan kakinya ke arah jalan setapak yang di sisinya terdapat bunga-bunga kuning kecil yang entah apa, Lisa tidak tahu namanya.
Ia melihat secarik kertas yang berisikan alamat rumah Hanbin.
"Blok 7B." Gumamnya.
Ia memperhatikan rumah-rumah yang ia lewati.
"3A"
"3J"
"4C"
"4H"
"5A"
"5B"
"6C"
"6I"
"WHAT?!" Lisa memekik ketika melihat sebuah tangga yang tinggi di depan matanya. Itu adalah tangga menuju kawasan rumah Blok 7.
"Ya Tuhan!" Ujarnya frustasi.
Ia sedang memakai heels dan ia harus menaiki anak tangga sebanyak itu? Ini gila!
Lisa menggelengkan kepalanya, lalu yeoja berambut pirang itu berbalik arah.
Mana mungkin ia berjalan menaiki tangga dengan heels. Bisa-bisa nanti kakinya lecet lagi.
Sret
"Tapi, kau harus minta maaf." Ujarnya lesu.
Dengan berat hati, ia berbalik dan meneruskan perjalanan yang tadi sempat tertunda.
"Semangat, Lisa!" Ujarnya ketika ia mulai menapaki anak tangga satu persatu dengan hati-hati.
***
Junhoe memandang tubuh sahabatnya iba.
"Tulang rusukmu patah?" Tanyanya tak percaya dengan nada pelan. Takut Rose mendengarnya.
Bisa gawat jika yeoja yang baru berumur 15 tahun itu tahu jika kakaknya terluka separah itu, pasti Rose takkan berhenti menangis dan berfikir bahwa oppanya sakit karenannya. Karena Hanbin terlalu bekerja keras untuk membiayai rumah sakitnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/127854456-288-k391270.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZESTFUL - HANLIS
FanfictionHanbin bekerja dengan sangat semangat juga penuh gairah. Hal itu dirinya lakukan demi pengobatan adiknya yang sangat ia sayang. Tak pernah punya hati untuk para wanita yang ia layani. Lisa hobby menghambur-hamburkan uang dan suka memerintah kepada s...