Lisa menguap beberapa kali. Kepalanya berdenyut sakit, mungkin efek alkohol yang diminumnya semalam terlalu banyak. Ya, semalan ia minum setelah dua hari yang lalu Ayahnya menikah untuk kedua kalinya.
Ia bahagia karena Ayahnya tidak akan kesepian lagi. Tapi, apa kalian bisa menerima seorang Ibu tiri yang umurnya hanya 3 tahun lebih tua dari kalian?
Jelas-jelas, hal itu adalah hal tergila yang pernah ada. Dan Lisa sedang merasakannya saat ini.
Kadang, Yeoja itu bertanya. Apa Tuhan itu ada? Jika iya, kenapa Dia memberijan banyak bencana di hidup ya?
Pertama, Ibu dan Kakaknya mengalami kecelakaan 1 tahun lalu ketika akan menghadiri upacara kelulusannya. Ibunya meninggal, dan kakaknya kehilangan suaranya.
Kedua, 5 bulan yang lalu ia baru saja putus dengan kekasihnya. Ah, ia diselingkuhi. Mantan kekasihnya-namanya Ten-mengatakan bahwa ia membosankan, terlalu kasar, dan suka memerintah. Namja itu tak suka. Lantas tentu saja, Lisa yang memiliki tempramen yang buruk pun memukul wajah Ten di depan selingkuhannya. Dan dengan lantang ia berteriak.
"DASAR BAJINGAN! ENYAH KAU, BASTARD!"
Kadang, Lisa tertawa sendiri jika terbayang kejadian itu. Ten masuk Rumah Sakit waktu itu. Ngomong-ngomong, ia mengikuti latihan Taekwondo.
Dan yang ketiga, Ayahnya menikahi seorang yeoja yang hanya berjarak 3 tahun lebih tua darinya. Itu gila.
"Oh God!" Gumamnya kesal.
"Morning!" Ujar Bambam tiba-tiba.
"Hei, Bambam. Bisa tidak sih ketuk pintu dulu sebelum masuk? Bagaimana kalau aku sedang telanj-Empphh!"
Bambam menutup bibir Lisa dengan telapak tangannya.
"Masih pagi, Lisa. Mandilah, sebentar lagi sarapan."
"Emphh . . Hahh!!! Dont touch me, Kunpimook! Tanganmu bau sekali, habis pegang apa sih?"
"Mau ku bekap lagi?"
Lisa menggeleng ogah. "Tidak! Kau kira aku tawanan apa main bekap segala." Gerutunya.
Bambam tertawa kecil. "Mandilah!"
"Aye! Tanpa kau suruhpun aku akan mandi!" Ujar Lisa seraya masuk ke kamar mandi. Bambam terkekeh.
Benarkan, Jenny itu pendiam, sedangkan Lisa itu berisik. Sudah 1 tahun ia bekerja sebagai pengawal kakak beradik ini. Waktu itu, Ayahnya menyuruhnya menjadi pengawal dari kedua putri direktur di kantornya. Tentu saja Bambam turuti, mereka berdua adalah sahabatnya sedari kecil.
Dan Bambam menyukai salah satunya.
***
Seorang yeoja berumur sekitar 23 tahun terlihat sedang memakai apron, lalu mulai memasak makanan untuk sarapan. Ketika sarapan sudah jadi, tiba-tiba seorang namja memeluknya dari belakang.
"Eoh, sajangnim." Ucapnya terkejut.
"Jisoo-ya, panggil aku yeobo. Kau sudah resmi menjadi istriku sekarang." Ucap namja paruh baya itu.
Jisoo mengangguk. "Ne, yeobo."
"Bagus."
"Tapi, Oh Saj-eum yeobo, kita harus sarapan bisa kau lepaskan tanganmu?" Ucap Jisoo membuat Direktur Oh Corp itu terkekeh.
"Arasho. Mari sarapan." Ujarnya seraya melepaskan pelukannya.
"Ah, Jisoo. Semalam dari mana? Aku tak melihatmu di tempat tidur." Ujar namja paruh baya itu.
Jisoo mengelus tangannya lembut. "Kau lupa, aku kemarin tidur di rumah eomma." Ujarnya tersenyum. Ah tidak, menyeringai.
Direktur Oh balik tersenyum. "Ya, mungkin karena aku sudah tua."
Ya, kau sudah tua.
***
Bambam terkesiap ketika Lisa keluar dengan hanya memakai handuk.
"Bambam, bisa tolong ikatkan rambutku? Tanganku sudah aku berikan sabun, aku tak ingin rambutku-yak! Pelan-pelan kenapa?" Gerutu Lisa ketika tiba-tiba Bambam membalikan tubuhnya sehingga membelakangi namja itu.
"Jangan sampai satu helaipun jatuh ke bawah oke!" Perintahnya.
Bambam tak menjawab. Ia hanya fokus pada rambut Lisa dan.....leher jenjang yeoja itu. Bambam menggelengkan kepalanya.
"Kamu mirip kura-kura, Bam." Ujar Lisa kesal. Lalu ia langsung kembali ke kamar mandi setelah rambutnya selesai diikat.
Bambam mengelus dadanya.
***
Tok tok tok
Cklek
"Eoh, eonni?" Lisa memandang eonninya dari atas sampai bawah. Niatnya sih mau menjemput eonninya untuk sarapn, tapi ia heran. Kenapa penampilan eonninya sengejreng ini sih?
Jennie memakai dress selutut berwarna merah dengan bando merah juga. Lucu sih. Tapi, memangnya eonninya mau kemana?
'Pagi Lisa' sapa Jennie tersenyum. 'Kau pasti lupa, sekarang aku akan kencan dengan orang yang ku sukai. Hoobae ku di universitas.'
Lisa langsung tersenyum. "Ah, binie binie itu ya? Wah, chukkae eonni." Ujar Lisa kelewat semangat.
Ia bahagia. Tentu saja. Akhirnya, namja yang Jennie sukai sejak 1 tahun lalu kini mengajak eonninya kencan. Ya, Lisa tahu kenapa namja yang Jennie panggil Binnie tak kunjung menerima perasaan eonninya itu, karena keadaan eonninya mungkin? Padahal, Jennie termasuk wanita yang menurutnya sempurna.
Kaya? Iya. Cantik? Iya. Baik? Iya. Menurut Lisa, eonninya itu paket komplit. Yaa, sebelum kecelakaan itu terjadi. Jennie menjadi murung, jelas saja. Pita suaranya rusak, ia tidak bisa bicara lagi.
Jennie tak bisa lagi mengutarakan keinginannya dengan sebuah suara...
Hal itu terjadi berbulan-bulan, sampai suatu hari Lisa yang saat itu sedang enak-enaknya tidur dikagetkan kakaknya yang menggoyang-goyangkan tubuhnya. Jennie bercerita bahea ada siswa baru di universitasnya dan yeoja manis itu menyukainya. Semenjak saat itu, Lisa merasa hidup Jennie lebih berwarna.
Jennie selalu memanggil namja itu dengan sebutan Binnie. Lisa terus terang penasaran yang mana sih Binnie binnie itu, eonninya tak pernah menunjukan foto namja itu padanya.
Yang ia tahu dari cerita Jennie, Binnie itu tampan, Lisa tahu pasti semua laki-laki tampan, Binnie bukan wanita yang cantik-_-. Selain tampan, katanya dia punya lesung pipi, hidungnya mancung, dan tubuhnya... Jennie menyebutnya sexy. Lisa terkikik ketika mendengarnya.
"Kalau begitu, ayo makan eonni!" Ajak Lisa.
'Ayo. Hari ini Jisoo eomma yang masak, kan?'
"Kita lebih pantas memanggilnya eonni daripada eomma." Gerutu Lisa. Mereka berbincang sambil berjalan menuruni tangga.
Beberapa saat kemudian, kakak beradik itu duduk di ruang makan yang telah diisi oleh Ayah dan Ibu barunya juga beberapa maid di belakang mereka.
"Kau mau ayamnya?" Tanya Jisoo pada sang suami.
Direktur Oh tersenyum. "Tentu."
"Jennie juga?"
Jennie mengangguk.
"Lisa?"
"Aku makan roti saja." Ujar Lisa datar.
Ibu barunya, Lisa belum berencana untuk menerimanya ngomong-ngomong.
***
Hanbin terbangun dengan hanya memakai boxer lagi. Bedanya, wanita di sampingnya kini berambut pirang.
"Aku baru sadar, di dunia ini ternyata masih ada namja yang masih tampan walau ia baru bangun tidur." Ucap yeoja itu tersenyum.
Hanbin balik tersenyum. "Mandilah." Ujarnya.
"Morning kiss?" Pinta yeoja itu.
Hanbin terkekeh. "Nanti ku kasih setelah kau mandi, Hayi."
Hayi cemberut. "Arasho."
***
-To be continued-
![](https://img.wattpad.com/cover/127854456-288-k391270.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZESTFUL - HANLIS
FanfictionHanbin bekerja dengan sangat semangat juga penuh gairah. Hal itu dirinya lakukan demi pengobatan adiknya yang sangat ia sayang. Tak pernah punya hati untuk para wanita yang ia layani. Lisa hobby menghambur-hamburkan uang dan suka memerintah kepada s...