Tok tok tok
Lisa langsung menegakkan tubuhnya dan kembali ke tempat duduk asalnya begitu mendengar suara pintu kaca mobil yang diketuk beberapa kali.
Bibirnya ia gigit guna menahan rasa malunya yang sangat besar.
Astaga. Kenapa ia bisa seagresif itu tadi?
Hanbin membuka kaca mobilnya dan mendapati seorang yeoja berambut pirang tengah menatapnya dengan senyuman manisnya.
"Ku kira aku salah mobil." Ujar yeoja itu.
Hanbin menatap Lisa dan berkata. "Tunggu sebentar!" Ujarnya.
Lisa mengangguk.
Hanbin kemudian turun dari mobilnya. Kemudian, membawa yeoja tadi ke tepi jalan yang agak jauh dari tempat Lisa berada.
Lisa menatap lelaki bangir yang tengah mengusak surai yeoja pirang itu dengan sendu.
"Siapa lagi yeoja itu?" Tanyanya pelan.
Kenapa banyak sekali yeoja di hidup Hanbin?
Lisa melebarkan matanya kala bibir Hanbin dikecup yeoja itu dengan beringas.
DAN HANBIN DIAM SAJA!
Decakan kesal keluar dari bibir merah Lisa yang sudah acak-acakkan itu.
Kenapa Hanbin gampang sekali melakukan adegan itu, eoh?
Tadi dengan yeoja bernama Chaerin, lalu dengan dirinya. Dan sekarang, dengan yeoja berambut pirang yang entah siapa namanya.
"Menyebalkan." Gumam Lisa.
Jika Hanbin sudah menjadi kekasihnya dan masih berlaku seperti ini, awas saja!
Eh?
Lisa menghela nafasnya dengan berat.
Kekasih?
Hanbin saja melarangnya untuk menyukai lelaki bangir itu.
"Aku harus tahu siapa kekasih 5 tahun Hanbin." Gumam Lisa.
"Ya, aku harus tahu." Tekadnya.
Lisa harus membuat mereka berpisah. Supaya Hanbin bisa menjadi miliknya.
Wanita cantik berponi itu menyeringai.
Tapi, beberapa detik kemudian, wajahnya berubah datar.
Jennie.
Ia melupakan kakaknya yang juga menyukai Hanbin.
"Melamun nya lanjutkan di rumah. Sekarang, kita pulang dulu."
Lisa tersentak saat suara Hanbin terdengar. Kapan lelaki bangir itu masuk ke mobil?
"Dimana rumahmu?"
***
Lisa menatap ke arah Hanbin saat mereka sudah sampai ke tujuan. Rumah Lisa.
"Eum---"
"Aku langsung pulang saja." Potong Hanbin seolah tahu bahwa Lisa akan menawarkannya untuk singgah terlebih dahulu.
Lisa mengangguk.
Baguslah. Jadi, Hanbin tidak perlu bertemu dengan kakaknya.
"Terima kasih."
Hanbin mengangguk.
Lisa bingung harus berbicara apa lagi sekarang. Sebenarnya, ia tidak ingin berpisah saat ini.
"Tidak turun?" Tanya Hanbin.
Lisa menggaruk tengkuknya. "Aku turun---sekarang." Ujarnya dan membuka pintu mobil.
Sret
Lisa tersentak saat tiba-tiba tubuhnya dipeluk disertai kepalanya yang dibenamkan di dada bidang milik Hanbin.
Degdegdeg
Jantung Lisa rasanya ingin meledak saat ini juga. Pipinya panas.
Hanbin semakin memeluk Lisa kala matanya melihat Jisoo yang tengah menatap mobilnya dengan mata yang memicing.
Ini gawat. Jisoo tidak boleh tahu bahwa ia dan Lisa saling kenal.
"Eum-Hanbin?" Cicit Lisa pelan.
"Sebentar saja. Biarkan aku memelukmu." Ujar Hanbin dengan mata yang masih menatap khawatir Jisoo.
Lisa mengangguk dalam pelukan Hanbin dan memeluk kembali tubuh lelaki bangir itu.
Tubuh Hanbin hangat. Lisa menyukainya.
Jisoo mendekat ke arah mobil membuat Hanbin memelotokan matanya kaget.
Bagaimana ini?
Lisa tidak boleh masuk ke dalam daftar hitam Jisoo.
"Lama pun tak papa." Ujar Lisa.
Hanbin mengangguk. "Hm". Jawabnya singkat.
Yang ia fikirkan sekarang adalah bagaimana cara agar Jisoo tak melihat Lisa.
Hanbin semakin mendekat ke arah mobil yang Hanbin tempati. Hal itu membuat jantung Hanbin berdetak lebih kencang.
Lisa tersenyum saat telinganya mendengar suara detakan jantung Hanbin yang semakin lama semakin cepat.
Apa itu pertanda bahwa Hanbin mulai berdebar jika bersamanya?
Pemikiran itu membuat pipi Lisa kembali memanas.
Tok tok tok
Lisa berniat untuk melihat ke arah jendela sampai Hanbin memegang kedua pipinya dan mencium bibirnya dalam dan menuntut.
Jisoo melihat ke dalam mobil dengan kaca hitam itu.
Ia yakin ini mobil Hanbin. Ia ingat plat nomor mobil kekasihnya.
Tok tok tok
Ketuknya lagi pada kaca jendela.
Jendela terbuka dan menampilkan Hanbin yang tengah mencium seorang wanita yang membelakanginya. Yeoja berambut pirang yang sepertinya Jisoo kenal.
Mata Jisoo melebar. Kenapa Hanbin melakukannya di depan matanya?
"Ha---"
Jisoo mengatupkan bibirnya saat Hanbin memberikan kode jari yang digeser ke kiri dan ke kanan pertanda 'jangan'.
Jangan teruskan bicara.
Hanbin kemudian mengibaskan tangannya menyuruh Jisoo untuk pergi.
Jisoo tertawa miris.
Dilangkahkan kakinya dengan suara hentakkan keras menjauhi mobil.
Ia terpaksa menuruti perintah Hanbin. Jika tidak, pasti Hanbin akan memutuskan hubungan mereka.
Ya, meskipun jika itu terjadi. Jisoo akan mengancam untuk bunuh diri lagi.
Hanbin melepaskan tautannya dan menghela nafas lega.
Lisa menutup kedua belah pipinya dengan malu. Astaga.
Suara mesin Hanbin menyala lagi. Hal itu sontak membuat Lisa menatapnya bingung.
"Kita ke salon. Warna orange sepertinya bagus untuk rambutmu." Ujar Hanbin.
Lisa tanpa ragu mengangguk. Lagi pula, ia sudah bosan dengan warna rambut pirang ini.
Pirang mengingatkannya akan dua yeoja yang tadi menempelkan bibirnya ke bibir Hanbin.
Ch. Menyebalkan!
***
-To be continued-
Hanbin, ih. Cukup Lisa aja. No cewek lain! 🙅
Voment 😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
ZESTFUL - HANLIS
Fiksi PenggemarHanbin bekerja dengan sangat semangat juga penuh gairah. Hal itu dirinya lakukan demi pengobatan adiknya yang sangat ia sayang. Tak pernah punya hati untuk para wanita yang ia layani. Lisa hobby menghambur-hamburkan uang dan suka memerintah kepada s...