Jung Family

Chapter 8.

Jaeyong

Noren

Markhyuck

.

.

.

Setelah Taeyong pergi, Mrs.Jung dan Chaeyeon mengatur skenario. Seolah-olah Taeyong pergi membawa harta keluarga Jung, dan meninggalkan bayi mereka.

Jaehyun tak mengetahui bahwa Taeyong melahirkan anak kembar, yang ia tau hanya Taeyong yang melahirkan Mark dan pergi begitu saja dengan membawa sebagian harta dari keluargannya.

Jaehyun meremas kertas itu dengan penuh amarah, kertas itu merupakan surat yang mengatakan bahwa. Taeyong mengaku dirinya telah mendorong Mr.Jung dan menukar anaknya Mark demi uang yang ia pinta dari Mrs.Jung. Chaeyeon ada di sana menjadi saksinya, dan kebencian Jaehyun semakin bertambah pada namja cantik pengisi hatinya.

Ia tak bisa berpikir jernih waktu itu, dan Chaeyeon serta Mrs.Jung memperpanasnya dengan surat cerai yang Mrs.Jung serahkan padanya. Disana sudah ada tanda tangan Taeyong, jadi benar Taeyong memang menukar semuanya demi uang.

Jaehyun sangat membenci Taeyong, ternyata benar Taeyonglah yang mendorong appannya. Karena, uang Taeyong membunuh ayahnya dan menelantarkan anak mereka. Rasa cinta itu kini tertutupi oleh rasa benci dan kecewa. Jaehyun terus mencari Taeyong kemana-mana, jujur ia memang benci dan kecewa. Tapi rasa cintanya pada namja cantik itu tak bisa hilang begitu saja, ia ingin mendengar secara langsung Taeyong berbicara. Kalau pun memang begitu, biarlah Jaehyun yang menghukumnya. Tanpa harus Taeyong pergi dari sisinya.

Tahun demi tahun Jaehyun lewati dengan mencari Taeyong, tapi tak ada satu hasilpun. Beberapa anak buahnya mengatakan, bahwa Taeyong pergi keluar negeri. Tapi, satu hal yang tak Jaehyun tau. Mrs. Jung dan Chaeyeon ambil alih dari semua kejadian yang terjadi. Merekalah yang menghambat anak buah Jaehyun untuk mencari Taeyong.

Hingga sampai saat ini, pencarian Taeyong amat sangat susah ia cari.

Flasback End

.

.

.

Jeno membacanya, tulisan tangan Taeyong sangatlah rapi. Membuat ia dengan mudah membaca semua kisah hidup Taeyong dan appanya. Appa ya, berarti benar Jaehyun adalah appanya. Appa yang ia benci karena meninggalkan eomannya.

Jeno menutup buku harian ibunya dan menatap Mark.

Wajahnya mulai mendingin, tatapan itu kosong. Jadi semua ini gara-gara nenek tua dan si nenek sihir chaeyeon. Jeno membencinya, tanpa sadar ia mengepalkan buku-buku jemarinya hingga memutih.

"Aku akan menuntut balas semuannya, hyung~" geram Jeno. Membuat Mark agak sedikit ngeri melihat sosok adik yang baru ia ketahui keberadaannya.

"Kita tak bisa bertindak gegabah Jeno, kita harus merencanakan ini dengan matang." Ucap Mark.

"Aku akan menyiksa nenek sihir itu, sebagaimana ia menyiksa Eoma dulu. Aku akan membuatnya angkat kaki dan mengaku sendiri atas segala kejahatannya. Aku bersumpah!" Teriak Jeno.

"Ya, kita akan melakukannya bersama." Ucap Mark, tersenyum penuh makna pada Jeno.

"Baiklah, lalu apa rencana kita saat ini hyung?" Tanya Jeno.

"Kita akan -..

"JENO!" panggil seseorang, yang kini melambaikan tangannya pada Mark dan berlari ke arahnya.

"Oh.. shit Haechan!" Teriak Jeno, saat ia berbalik dan melihat Haechan yang terdiam terpaku. Menatap Mark dan Jeno.

"Ka-kalian... " ucap Haechan ragu, karena sungguh ia melihat dua Jeno dalam ver.berbeda.