Malam ini aku berada di Lembang. Bintang yang bertaburan menghiasi langit dan menemani bulan yang sendiri. Langit Lembang begitu indah, aku yang tinggal di kota jarang sekali melihat pemandangan langit malam seperti ini.
Oh iyaa. Namaku Nadine. Aku sedang berlibur di rumah nenek yang berada di Lembang. Aku sedang berada di balkon rumah untuk melihat langit malam yang begitu indah. Suasana malam Lembang yang dingin dan sunyi membuatku merindukan sahabat-sahabatku. Ingin rasanya menghubungi mereka, tapi apalah daya, jaringan tidak mendukung. Aku menikmati suasana malam dengan penuh rasa rindu. Ketika aku sedang melihat langit, nenek datang dengan membawakanku secangkir susu coklat hangat.
"Nadine, lagi apa? Nih nenek udah buatin susu coklat buat kamu," kata Nenek sambil berjalan menuju ke arahku.
"Waaaah nenek tau aja kalo Nadine lagi kepengen yang hangat-hangat. Makasih, Nek," Kataku sembari menerima susu pemberian Nenek.
"Kamu belum ngantuk? Mending tidur, besok pagi kita jalan-jalan. Antar nenek ke pasar."
"Horee! Bener ya, Nek, besok kita jalan-jalan? Tapi Nadine belum ngantuk, Nenek tidur duluan aja."
Nenek segera masuk ke kamarnya. Aku masih menikmati langit sambil meminum susu coklat buatan Nenek. Setelah susu habis, aku langsung masuk kamar dan segera tidur.
***
Aku sedang mengantar nenek berbelanja di pasar. Kita sudah berkeliling pasar tapi tidak menemukan penjual kentang.
"Aneh, masa gak ada satu penjualpun yang jualan kentang." Kata Nenek
Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sesosok perempuan tua yang jaraknya tidak jauh dari tempatku berdiri.
"Nek, itu di sana ada yang jual kentang! Nenek tunggu di sini ya biar Nadine yang beli," kataku kepada Nenek dan langsung berlari.
Ternyata ada seorang lelaki kira-kira umurnya tidak jauh dariku yang telah sampai duluan dan memborong kentangnya.
"Kak, kentangnya boleh dibagi dua gak? Aku butuh banget," Kataku
"Ya gak bisa lah. Cari aja lagi," katanya nyolot
"Perasaan aku ngomong biasa aja deh, kok kamu nyolot sih."
Ketika aku sedang berdebat dengan lelaki itu, nenek menghampiriku dan menengahi perdebatan kami.
"Nadine, udah jangan bertengkar. Ayo kita pulang, kita masak yang lain aja ya, sayang," kata Nenek
"Eh, Nenek.." Kata lelaki itu sembari bersalaman dengan Nenek
"Eh, Rafi. Maafin cucu nenek ya."
"Ih, Nenek, apa sih. Orang dia yang salah. Nadine kan udah baik-baik ngomongnya. Dianya aja tuh," kataku kesal
"Nek, ini cucu Nenek? Kok beda ya sama neneknya. Perasaan neneknya lemah lembut. Hehe," ledeknya
"Iiih ngomong apa tadi?"
"Sudah-sudah. Ayo Nadine kita pulang." Kata Nenek sambil menarik tanganku
"Nek, ini ambil aja sebagian kentangnya. Rafi juga gak butuh sebanyak ini kok."
"Nah ambil aja, Nek."
"Nggak usah, Rafi, Nenek mau masak yang lain kok."
"Yaudah, Nek, Rafi pamit pulang duluan ya," katanya sambil mencium tangan Nenek.
Lelaki yang bernama Rafi itu segera meninggalkan kami. Aku dan Nenek juga segera meninggalkan pasar dan kembali ke rumah.
"Nek, kenapa sih bukannya ambil aja? Nenek kok kenal sama dia?"
"Dia itu santri di sini. Dia beli kentang itu bukan buat dia aja, tapi juga buat orang-orang di pesantren," jelas Nenek
"Santri tapi nyebelin," kataku
"Aduh kamu ada-ada aja. Santri juga manusia, sayang.."
"Kok Nenek bisa kenal sama dia?"
"Jadi gini, dia itu dari Jakarta. Orangtuanya mau masukkin dia ke pesantren di sini. Ketika udah sampai di pesantren dia gak mau. Akhirnya, dia kabur dan ngumpet di rumah nenek. Nenek bingung kan, ada anak yang ngumpet di belakang pager sambil ngos-ngosan. Nenek samperin dia dan nenek nasihatin dia, akhirnya dia mau masuk pesantren."
"Hahahaha bisa gitu ya, Nek."
"Nanti sore kamu ngaji ya, biar libur itu ada hasilnya. Nanti Nenek antar."
"Ha? I..iya, Nek."
- - - - -
Hellooooo!
Selamat membaca. Maaf karena banyak kekurangan. Maaf gaje. Selamat membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tetap Menunggumu
Teen Fiction[SELESAI] Hari ini kau datang, esok kau menghilang. Lalu kau kembali dengan membawa semua kenangan yang telah kutinggalkan. Terimakasih telah datang, lalu meninggalkan:) *** Hei, kalian. Jangan hanya membaca tanpa meninggalkan sedikit kenangan. Hehe...