Isi Hati Rafi

1.9K 73 11
                                    

Boleh sambil didengerin lagunya wkwk

***

Sore ini aku sedang berada di Lembang. Tepatnya di bukit kecil tempat aku dan Rafi pertama jalan bersama.

Andai saja kamu di sini Rafi, kita bisa mengulang masa-masa di mana kita berbagi tawa bersama.

"Nadine!!" Teriak seseorang.

Aku yang sedang asik melihat senja langsung kaget dan melihat ke arah orang tersebut.

Ternyata orang itu adalah Rafi. Orang yang dari tadi aku tunggu dan harapkan. Sekarang, dia benar-benar ada di sini.

"Tadi aku ke rumah nenek, terus katanya kamu lagi di Lembang juga. Dan aku tau kamu pasti di sini, karena kamu gatau tempat-tempat di sini," kata Rafi.

"Hehe. Iya, Fi. Aku lagi manfaatin waktu sama senja sebelum dia pergi dan gelap yang bakal gantiin dia," kataku.

"Aku mau ngasih kamu sesuatu. Barang ini bener-bener berarti buat aku. Sebentar," kata Rafi. Dia langsung mengambil barang itu di saku celananya.

Setelah mendapat benda itu, Rafi langsung memberikannya kepadaku.

Hanya sebuah kertas, tapi apakah isinya?

"Boleh aku buka?" Tanyaku kepada Rafi.

"Buka aja."

Ternyata ini adalah sebuah surat.
Aku menangis membaca isi suratnya.
Jika kalian ingin tahu, begini isinya :

************************************
Hallo!! Kenalin aku Dhea, adenya Kak Rafi. Aku sayang banget sama Kak Rafi. Buat perempuan yang suatu hari nanti akan jadi pendamping Kak Rafi, tolong jaga superhero aku ya. Tolong bilang juga ke Kak Rafi kalo aku di sini baik-baik aja. Pokoknya siapa pun perempuan pilihan Kak Rafi yang dikasih surat ini, pasti bahagia deh bisa hidup bareng Kak Rafi. Maaf ya aku cuma bisa ngungkapin pake tulisan, karena aku udah berbeda alam sama kalian. Semoga kalian bisa menjadi keluarga yang bahagia.
************************************

"Maksudnya apa, Fi?" Kataku sambil menghapus air mata yang terus mengalir.

"Udah aku bilang, aku mau ajak kamu ke KUA, Nadine. Sekarang semuanya terserah kamu. Apa kamu mau?" Tanya Rafi.

Ini bukan pertanyaan main-main. Suasananya tidak seperti biasanya, ini waktu yang benar-benar serius. Jawaban saat ini akan menjadi penentu masa depanku.

"Nadine, izinin aku buat jadi pelengkap hidup kamu. Aku gak mau kehilangan kamu lagi. Aku gak mau kehilangan seseorang yang aku sayang lagi."

"Rafi, makasih udah jadiin aku perempuan pilihan yang kamu kasih surat berharga ini. Aku senang. Dan yang harus kamu tau, dari dulu sampe sekarang, aku bahagia kalo lagi sama kamu. Tapi untuk pertanyaan tadi, kasih aku waktu buat mikirin semua, bukannya aku ragu sama kamu, tapi aku harus nemuin jawaban yang bener-bener bisa aku kasih ke kamu."

"Silakan, Tuan Putri. Tapi aku yakin, pangeran Anda adalah saya," kata Rafi. Hahaha.

Iya, Fi. Batinku

"Hahaha. Gitu ya, Fi? Eh aku mau pulang nih, kamu mau kemana?" Tanyaku.

"Pulang kemana? Ke rumah nenek apa ke Bandung?" Tanya Rafi.

"Ke rumah nenek lah, Fi. Kamu mau ke Bandung?"

"Cieee tau aja isi pikiran aku. Emang deh kamu tulang rusuk aku."

Aku Tetap MenunggumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang