Melepas Rindu

1.7K 66 9
                                    

Tok tok tok
"Assalamu'alaikum"

Ketika aku sedang bersiap-siap, ada tamu yang datang ke rumah. Tapi sepertinya aku sudah tidak asing lagi dengan suara itu. Namun, sudah lama ku tak mendengar suara tersebut.

Segera kuberjalan untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

Ketika aku membuka pintu, tidak ada orang di sana.

"Kok gak ada?" Aku bingung, kenapa tidak ada orang, padahal jelas-jelas tadi aku mendengar ada yang datang.

Ketika aku hendak menutup pintu kembali, tiba-tiba ada yang menahan pintu.

"Eeeeeeh, jangan ditutup!!! Masa ke pangeran kaya gitu,"

Dan ternyata itu adalah Rafi. Aduh, kenapa sifat menyebalkannya tidak pernah hilang. Tapi aku suka. Hehe.

"Rafiiiiiiiiii. Apa kabar?" Tanyaku senang.

"Kabar baik, Tuan Putri. Sudah siap melukis kenangan bersama Pangeran Tampan yang selama ini dirindukan?" Katanya ge-er.

"Ih, siapa yang rindu? Gak ada," kataku berbohong.

"Sudahlah. Ayo kita berangkat. Eh, papa kamu ada?" Tanya Rafi.

"Udah berangkat. Kenapa emang?"

"Ya gak apa-apa. Mau pamit aja. Tapi kalo gak ada, nanti aja ketemunya, langsung pas hari-H."

"Hari-H?" Aku kebingungan dengan yang dia bicarakan.

"Pas aku lamar kamu.." katanya. Tak kuasa aku ingin tertawa, dan aku tak bisa menahan tawaku.

"Udah lama gak liat kamu ketawa. Udah jangan ketawa terus, nanti yang liat suka," kata Rafi.

"Kan yang liat cuma kamu,"

"Iya. Nanti aku suka,"

"Ah, udah ayo berangkat, mau ajak aku kemana nih?" Tanyaku sambil berjalan menuju motor Rafi.

"Kita berkeliling Kota Bandung, Tuan Putri,"

***

"Kita makan dulu di sini ya, Nad," Rafi segera mematikan mesin motornya, begitu pun dengan aku, segera turun dari motor Rafi.

Sebenarnya, dari tadi kita hanya berkeliling saja sambil bercerita. Dan mungkin, Rafi merasa lapar karena energinya sudah habis untuk bercerita. Haha.

"Mau pesen apa?" Tanya Rafi

"Aku pesen es teh aja deh," kataku.

"Makan atuh, pasti laper,"

"Nggak deh, Fi. Aku kenyang. Haha. Kamu aja yang makan, kan dari tadi kamu ngoceh terus. Pasti capek. Hahahahaha," kataku.

"Acieeee perhatian. Iya-iya aku makan, soalnya Tuan Putri yang nyuruh," Rafi mulai ge-er.

"Cepet dong, pesenin, haus nih," perintahku kepada Rafi, sambil menahan tawa.

"Mas, pesen es teh 2 sama nasi goreng pedesnya 2 ya," kata Rafi kepada pelayan.

"Ih kok duaaaa? Aku kan gak mau makan," kataku kepada Rafi.

"Nah. Mulai ge-er. Orang buat aku dua-duanya," kata Rafi. Sungguh menyebalkan.

"Oh," kataku. Malu juga sih ya.

Aku Tetap MenunggumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang