"Nadine, udah siap belum? Pengajian sebentar lagi dimulai," teriak Nenek dari lantai bawah
"Iya, Nek, udah siap kok," kataku sambil menuruni anak tangga dengan cepat.
Tak kusangka, ternyata pengajian itu dilaksanakan di masjid pesantren tempat orang menyebalkan itu. Aku ingin kabur, tapi nanti ceritanya sama lagi kaya cerita dia yang tidak mau masuk pesantren. Hhh
Ketika aku memasuki halaman pesantren, aku melihat dia yang akan masuk masjid. Dia sedikit melirikku dengan wajah sinis.
Ketika pengajian sudah dimulai, aku ingin buang air kecil dan meminta izin untuk pergi ke toilet. Aku berjalan mencari letak toilet, ternyata ada di ujung masjid. Sebelum sampai di toilet, aku melihat dia sedang merapikan sendal.
"Eeeeeeeeeh, mau nyolong yaaa?!" Teriakku
"Enak aja! Ngapain lo disini? Ngintipin gue ya?" Katanya geer
"Geer ew! Orang mau ke toilet juga, ngapain ngintipin orang nyebelin," kataku sambil berjalan menuju toilet
"Perasaan gue gak nanya," katanya, tapi aku tidak menghentikan langkahku.
Setelah keluar dari toilet, aku kembali ke dalam masjid, tapi dia menghalangi jalanku.
"Lo bukan orang sini ya? Pasti di sini gak punya temen. Haha. Kasian."
"Biarin. Daripada punya temen tapi kaya kamu semua. Amit-amit."
"Awas lantainya licin tuh," katanya, tapi aku tidak menghiraukan omongannya dan terus berjalan sampai akhirnya, gubraaaakk!! aku terjatuh. Malu rasanya.
"Aaaduuuuuuuuh. Sakiit! Sengaja ngerjain ya?! Nyebelin banget sih!" Aku merengek
"Perasaan gue udah ingetin deh. Makanya orang ngomong tuh dengerin."
"Iiiiiih bukannya tolongin malah ngomel! Bangunin!!"
"Ah, males. Salah sendiri sih."
Nenek langsung keluar dan menolongku. Kami langsung masuk ke masjid dan melanjutkan pengajian.
Pengajian telah selesai, Nenek masih ada urusan dengan ustadzah yang ada di dalam masjid. Aku terlebih dahulu keluar masjid dan duduk di tangga teras masjid. Tiba-tiba ada yang mengagetkanku, lagi-lagi dia lagi. Aarggh!
"Hahaha. Ngapain diem disini? Gak ada temen maen ya?" Dia terus meledekku
"Ih, ngapain sih kamu lagi, kamu lagi! Suka-suka aku mau diem disini kek, mau diem di sana kek. Lagian ngapain kesini? Kangen ya?" Kataku yang tanpa sadar berbicara seperti itu.
"Iya," jawabnya. Aku tak menyangka dia akan menjawab seperti itu. Dia pasti sedang bercanda.
"Ih apa sih," kataku, aku masuk kedalam masjid meminta izin kepada nenek untuk pulang duluan.
Aku berjalan menuju rumah. Sendiri. Jarak dari pesantren ke rumah tidak terlalu jauh. Sebelum aku keluar dari pesantren dia memanggilku.
"Nadine!" Teriaknya
"Bagaimana bisa dia tahu nama aku?" batinku
"Gak usah bingung kenapa gue tau nama lo. Besok pagi, jam 5, gue tunggu lo di balai desa!" Teriaknya.
Dia ini kenapa? Untung halaman pesantren sedang sepi. Kalau tidak, mau ditaruh dimana muka aku ini. Aku bergegas keluar dari pesantren. Betapa sialnya aku, diperjalanan aku harus bertemu dengan anjing. Ya Allah. Aku takut sekali dengan anjing.
"Aaaaaaaa! Guguuuuk! Tolooong!" Kataku teriak ketakutan. Datanglah dia bagaikan super hero. Ya, super hero abal-abal.
"Sama anjing aja takut. Gue anter aja ya. Yuk!" Katanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tetap Menunggumu
Teen Fiction[SELESAI] Hari ini kau datang, esok kau menghilang. Lalu kau kembali dengan membawa semua kenangan yang telah kutinggalkan. Terimakasih telah datang, lalu meninggalkan:) *** Hei, kalian. Jangan hanya membaca tanpa meninggalkan sedikit kenangan. Hehe...