2

29.2K 1.1K 10
                                    

Psycho's Lover
Part 2
____________________________________________________________

Hari ini kondisi tubuh Aluna kurang sehat. Entahlah mungkin efek kejadian kemarin yang dialaminya. Kepalanya berdenyut nyeri tapi diabaikannya karna ia tidak mau menyusahkan Adrien. Sudah cukup ia menyusahkan Adrien. Ia tinggal dan makan dengan gratis di apartmen milik Adrien. Sebenarnya ia tak ingin menyusahkan Adrien dengan tinggal di apartemen, tapi saat ia mengutarakan keinginannya malah membuat amarah Adrien tak terkendali. Adrien memang sudah sangat sering marah, tapi amarahnya saat itu adalah amarah yang paling mengerikan yang pernah Adrien perlihatkan pada Aluna. Tentu saja hal itu membuat ketakutan Aluna terhadap Adrien meningkat, maka dari itu Aluna selalu mematuhi apa yang Adrien ucapkan. Saat Aluna menundanya saja, amarah Adrien begitu mengerikan dan membuat Aluna pingsan karna ulahnya. Lalu Adrien akan menyesalinya dan meminta maaf, tapi kejadian itu terus terulang sampai Aluna merasa permintaan maaf yang Adrien ucapkan hanya ucapan angin lalu tidak tulus dari dalam hatinya. Aluna yang mempunyai hati lembut nan tulus selalu saja memaafkan Adrien walau ia tahu akan terulang kembali kejadian itu.

"Apa yang sedang kau lamunkan, hem ?" Ucap Adrien yang memeluk Aluna dari belakang.

"Aku hanya merindukan ibuku." Jawabnya tidak sepenuhnya berbohong karna nyatanya ia memang sangat amat merindukan ibunya dan tidak mungkin juga Aluna akan mengatakan bahwa ia memikirkan sikap Adrien padanya yang selalu berubah-ubah. Aluna masih sadar sepenuhnya ia tak ingin berakhir mengenaskan dengan pingsan karna siksaan yang Adrien berikan padanya.

"Baiklah, kalau begitu nanti sore kita ke makam ibumu." Ucap Adrien dengan senyum indahnya.

Ya, Aluna sebatang kara di dunia. Yang hanya dia miliki hanyalah Adrien, namun tahu ia tak bisa menggantungkan hidupnya pada Adrien. Ia bukan siapa-siapa Adrien dan lagi ia yakin Adrien menampungnya hanya karna rasa kasihan terhadapnya. Walau begitu Adrien tetaplah seorang manusia yang mempunyai sebuah rasa kasihan terhadap orang lain sehingga ia menolong Aluna. Sikap Adrien yang terkadang memperlakukannya dengan manis, seperti mencium, memeluk dan melakukan hal lain yang biasa dilakukan sepasang kekasih membuat Aluna bingung. Adrien tidak pernah mengatakan dia 'mencintai' atau 'menyukai' Aluna, membuat Aluna meyakinkan pada dirinya bahwa Adrien hanya ingin menolongnya. Ya, hanya menolongnya.

"Benarkah ? Terima kasih banyak Adrien." Aluna yang gembira refleks memeluk Adrien. Adrien yang senang pun membalas pelukan Aluna dengan eratnya.

"Yasudah lebih baik sekarang kita tidur siang. Kulihat wajahmu begitu pucat. Apa kau baik-baik saja ?" Tanya Adrien dengan raut wajah khawatir.

"Iya, aku baik-baik saja." Jawab Aluna dengan senyum menenangkan miliknya.

Adrien membawa Aluna ke kamar mereka membaringkan tubuh Aluna di kasur king size miliknya. Merengkuh tubuh mungil Aluna dalam dekapannya dan sesekali mengecup kepala Aluna. Setelah merasa Aluna tertidur, Adrien bergegas untuk pergi.

===oo0oo===

Di sebuah caffe yang tengah dipadati pengunjung, seseorang tengah mengamati gadis cantik yang sedang berbincang dengan teman-temannya. Mereka tertawa begitu lepas tampak tak begitu peduli dengan keadaan sekitar. Satu jam telah berlalu, gadis cantik itu keluar dari caffe dan dengan setia seseorang terus mengamatinya dari jauh, mengikuti gadis cantik itu pergi. Ketika melewati jalanan yang sepi, tiba-tiba...

SRETTT....

"Maksjjsjskao." Gadis itu merancau tak jelas karna mulutnya tertutupi oleh sapu tangan.

"Hussshh, tenang saja cantik jika kau menurut aku akan bermain cantik seperti wajahmu ini." Ucap orang itu yang diyakini adalah seorang pria, terlihat jelas dari bentuk tubuhnya.

"AAARRRGHH!!" Teriak gadis itu tertahan. Air mata mengalir deras dari mata indahnya tatkala pisau menggores lengannya.

"Hahaha, bagaimana sakit, bukan ? Aku suka air matamu, tapi aku lebih suka jeritan kesakitanmu. Hahaha." Ucap pria itu dengan tatapan sadis nan mengerikan miliknya.

"AAARRRGGHH!"

"HAHAHA. TERUSLAH MENJERIT. JERITANMU TERDENGAR BEGITU SEKSI DI TELINGAKU."

Sekitar tiga puluh menit, tubuh gadis cantik itu sudah tak berbentuk lagi. Tubuh yang sebelumnya cantik kini begitu mengenaskan penuh sayatan dan daging robek yang menganga. Pria itu menatap tubuh korbannya dengan puas.

Drrrrttt....ddddrrttt...ddddrrrttt.... ponsel pria itu bergetar

"Halo, ya ada apa ?"

"..............."

"Oh ya, baiklah aku akan segera kesana."

".................."

"Ya, tunggu aku akan sampai dalam lima belas menit."

TBC~

_______________________________________________________

Haiiii... aku kembali dengan cerita aneh bin absurd ini. Sebelumnya aku mau minta maaf karna lamaaaaaaaaa banget gak update cerita ini karna emang yang pertama aku ga ada feel buat ngelanjutin dan yang kedua aku gak ada waktu buat nulis karna kegitan kuliah yang emang lagi padet banget maklumnya anak semester tua wkwkkwkw. Btw aku terharu banget ternyata ada yang nungguin cetita ini ya walau gak banyak tapi tetep aku seneng. Makasih banyak ya kalian reader tercintakuhh. Luv ya! Jangan bosen ya baca dan vote cerita ini. Seperti yg kalian tau part ini gak panjang dan gak sebanding dengan lamanya nunggu update. Maaf yaa aku bukan expert jadinya masih ngadet nulisnya belom becus tapi aku betusaha kok biar lebih baik jadi kalian bacanya lebih enak. Thank you! See ya!

PSYCHO LOVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang