PSYCHO LOVER

19

Absen bintangnya dulu dong

Happy reading

===oo0oo===

.

.

.

.

.

Sudah sebulan semenjak kejadian yang membuat hati Adrien hancur berkeping-keping. Kejadian yang mana Adrien lihat dengan mata kepalanya sendiri. Dokter dan perawat datang dengan tergesa-gesa ke ruang inap wanita yang sangat amat dicintainya, Aluna McClare.

Dokter dan suster berusaha dengan keras menyelamatkan keadaan Aluna yang tengah berada diujung ambang kematiannya. Berbagai cara mereka lakukan. Menyuntik bahkan sampai menggunakan alat pemacu detak jantung, defibrilator.

Satu kali defibrilator dengan kekuatan 150 joule menyentuh dada Aluna, tubuh Aluna kembali terkulai lemah setelahnya.

Dua kali masih tidak membuahkan hasil.

Tiga kali tetap sama.

Sampai ketika dokter ingin menyampaikan permintaan maaf dan bela sungkawanya, Adrien berlari menghampiri dokter tersebut dan menarik kerah kemejanya.

"APA YANG KAU LAKUKAN BODOH ?! CEPAT LANJUTKAN!!! ALUNAKU TIDAK BOLEH SAMPAI PERGI DAN MENINGGALKANKU SENDIRI!!"

"KENAPA KALIAN DIAM SAJA ? CRPAT LAKUKAN SESUATU BRENGSEK ATAU KALIAN SEMUA AKAN MATI DITANGANKU!!!"

"Maaf Tuan, tapi-"

"CEPAT LAKUKAN SESUATU BODOH!"

"ALUNA SAYANG, INI AKU SAYANG. SUAMIMU ADRIEN. BERTAHANLAH SAYANG. JANGAN TINGGALKAN AKU."

"BANGUNLAH ALUNA!! OH AKU TAHU KAU HANYA BERAKTING DAN MENCOBA MENGUJIKU BUKAN ? AKTINGMU LUAR BIASA SAYANG. AKU TERPUKAU. SEKARANG BANGUNLAH!"

"ATAU AKU PERLU MEMBUNUH JONATHAN BRENGSEK ITU AGAR KAU BANGUN DAN MENCRGAHKU, HUH ? BAIKLAH."

Air mata Adrien membanjiri wajah tampannya. Orang-orang yang berada di dalam ruangan itu hanya mampu menatap Adrien iba. Boss besar mereka yang terkenal angkuh, dingin, dan tidak berkeprimanusiaan itu terlihat sangat lemah dan tak berdaya saat ini. Tangisannya membahana memenuhi ruangan VVIP itu.

BUGH

Adrien terjungkal saat bogem mentah mendarat sempurna di wajahnya. Adrien terdiam, tidak bergeming sedikit pun. Pria itu kembali meninju Adrien berkali kali, namun reaksi Adrien tetap sama, yaitu diam dengan air mata membanjiri wajah tampannya.

"Sadarlah bodoh. Aluna sudah pergi ikhlaskan dia. Kasihanilah dia, jangan siksa dia lagi. Biarkan dia pergi menuju kedamaian disisi-Nya. Sudah cukup penderitaannya selama ini." Ucap Joey yang sedang mencengkram kemeja Adrien.

"TIDAK!!!!! TIDAK!!!! ALUNA SAYANG JANGAN TINGGALKAN AKU."

Adrien kembali menghampiri dokter yang merawat Aluna. Dokter itu mundur karena takut pada Adrien. Tapi yang ditakuti dokter itu salah besar. Adrien malah bersimpuh di bawah kaki sang dokter.

"Dokter, kumohon dengan amat sangat. Tolong lakukan sekali lagi. Selamatkan Alunaku. Aku sangat yakin ia masih ingin disini bersamaku. Kumohon." Adrien menangis, tangisannya terdengar pilu membuat dokter itu tidak tega.

"Bagunlah Tuan. Saya akan mencoba semampu saya. Anda berdoa memohon kepada Tuhan untuk keselamatan nona Aluna."

Dokter dan suster kembali melakukan upaya pertolongan untuk Aluna. Adrien menyatukan kedua tangannya memohon ampunan kepada Tuhan, ia berharap setelah Tuhan mengampuni dosanya, Tuhan akan mengabulkan doanya saat ini juga. Dengan tekad dan keyakinan penuh Adrien menutup kedua matanya. Bibirnya tertutup rapat. Air mata masih setia membanjiri wajahnya.