5

22.2K 1K 10
                                    

Psycho's Lover
Part 5

Happy reading🍒
____________________________________________________________

"Awh!" Aluna meringis saat ia berusaha untuk bangun, namun kepalanya terasa sakit.

"Hah, aku haus sekali, tapi tubuhku dan kepalaku sakit." Akhirnya Aluna memilih untuk mengumpulkan tenaganya terlebih dahulu dan saat hendak turun dari kasur Aluna mendengar suara gaduh dari luar.

PRANG...

Aluna berjalan dengan pelan dan tertatih menuju sumber suara. Aluna terkejut saat mendengar teriakan Adrien membuat kakinya tidak sengaja mengenai pecahan kaca.

"Awh!" Pekiknya keras menyadarkan Adrien dari amarahnya. Adrien langsung menghampiri Aluna.

"Kau tidak apa-apa Aluna ?" Tanya Adrien khawatir, tapi Aluna malah menunduk karna takut pada Adrien

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kau tidak apa-apa Aluna ?" Tanya Adrien khawatir, tapi Aluna malah menunduk karna takut pada Adrien.

"Kau takut padaku sayang. Maafkan aku yang selalu menyakitimu sayang." Gumam Adrien dalam hati.

Adrien berlutut mengangkat sedikit kaki Aluna dan mencabut pecahan kaca yang menancap di kaki Aluna.

"Awh!" Ringis Aluna pelan tapi Adrien masih bisa mendengarnya. Adrien lalu mengankat tubuh Aluna, menggendongnya dan mendudukan Aluna di sofa terdekat.

"Tahan sebentar aku akan mengambil kotak P3K dulu." Ucap Adrien lalu pergi mengambil kotak P3K.

"Awh!" Ringis Aluna saat rasa perih menghampirinya.

"Tahan sebentar ini aku tahu ini perih, tapi obat ini membuat luka di kakimu cepat sembuh." Ucap Adrien lembut.

Aluna menahan rasa perih dengan mengatupkan mulutnya rapat-rapat agar tak ada suara ringisan yang takutnya akan membangkitkan amarah Adrien lagi. Sungguh Aluna sangat takut pada Adrien saat ini. Biasanya ia juga takut, tapi ketakutan kali ini bertambah besar semenjak kejadian kemarin. Disatu sisi apa yang di lakukan Adrien bisa mempercepat ia menyusul ibunya, tapi di lain sisi ia juga tidak sanggup menahan sakit akibat siksaan Adrien.

"Maafkan aku Aluna. Aku menyesal." Ucap Adrien dengan lembut dan penuh penyesalan lalu merengkuh tubuh Aluna dalam pelukkannya.

Aluna diam tak bergeming saat mendengar ucapan Adrien. Karna baginya untuk apa meminta maaf jika kau akan mengulangi kesalahan yang sama.

"Maafmu hanya dibibir saja, Adrien. Setelah ini berlalu kau akan melakukannya lagi jadi, untuk apa meminta maaf bila kau tak berusaha memperbaiki kesalahanmu dan malah mengulanginya. Aku memaafkanmu, tapi aku lelah jika seperti ini terus. Tuhan sadarkanlah dia, buatlah dia melepasku pergi." Ucap Aluna dalam hati.

"Ayo, makan dulu! Kau harus makan dan minum obat agar cepat sembuh." Ucap Adrien yang hendak menyuapi Aluna.

"Iya dan jika aku kembali sembuh kau akan menyiksaku karna amarahmu karena kesalahan yang tidak aku ketahui dimana letak kesalahanku." Gumam Aluna dalam hati.

"Tidak apa Adrien aku bisa sendiri." Ucap Aluna dengan senyum lemahnya dan berusaha mengambil piring yang dipegang Adrien. Piring itu hendak jatuh karna tangan Aluna yang masih lemah.

"Sudah biar aku saja yang menyuapimu kau masih lemas." Ucap Adrien lembut tapi tegas yang mau tidak mau dituruti Aluna.

Selesai makan Adrien memberikan obat pada Aluna. Obat itu mengandung antihistamin yang akhirnya membuat Aluna mengantuk. Adrien membawa tubuh Aluna ke ranjang mereka. Adrien membaringkan tubuhnya di samping Aluna lalu memeluk Aluna dengan posesif dan sesekali mengecup pipi, kening dan kepala Aluna yang tengah tertidur pulas karna pengaruh obat.

"Maafkan aku sayang. Lekas sembuh. Aku mencintaimu Aluna." Ucap Adrien dengan lirih lalu mngecup bibir pucat Aluna.

===oo0oo===

"Bagaimana ? Kau sudah dapat apa yang perintahkan ? Kenapa lama sekali ? Dasar tidak becus. Cepat kirimkan datanya padaku!" Ucapnya di telepon dengan nada bossy khas seorang Adrien Adams.

"Sangat susah mencari data tentang pria ini karena dia menutup rapat-rapat jati dirinya yang asli kepada publik, Tuan." Jawab orang di sebrang sana.

"Aku tidak butuh alasanmu bodoh. Cepat kirimkan padaku!"

Adrien mengecek iPadnya melihat email yang dikirimkan orang suruhannya dan terkejut saat melihat data pria brengsek itu. Ternyata pria itu diluar dugaannya.

"Baiklah kita lihat sehebat apa dirimu Jonathan Bale. Jangan harap kau bisa merebut Aluna dariku karna dia ditakdirkan untuk bersamaku dan hanya milikku seorang." Ucap Adrien dengan smirk terukir di wajahnya yang dingin.



To Be Continued...

____________________________________________________________

Hehehe sorry ya pendek soalnya tanganku lagi pegel wkkwkwk. Makasih buat yang udah nyempetin baca, vote, dan komen. Love ya gaess!💋

See ya!
Xylokyis ❤️


[07/07/2018]

PSYCHO LOVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang